Her name is Augustine Dee Angelo.
---
"Ngel, could you help me tonight? I need your help please, I ask for once. And I don't need your agreement for this. I'm waiting you here. 8 PM ok.'.
What?
Au-gust, how she pronounces her own name feels so fed up. Begitu reaksinya ketika nama Daniar tiba-tiba muncul pada layar notifikasi handphone nya. Bagaimana mungkin tidak kesal ketika temannya yang rese itu dengan seenak jidatnya meminta August untuk menjadi waitress di Cafe miliknya malam ini. Dan sialnya, ia tidak bisa menolak. Daniar tidak memberikan nya pilihan selain mengiyakan. Sialan Daniar! Umpat August dalam hati....
"Ngel, I think you will not come!", Ucap Daniar dengan nada bungah didalamnya saat menyambut kedatangan Augustine ke Cafe nya malam ini.
Lupakan itu Daniar! Basa-basi sok manis macam apa ini? Umpat August dalam hati.
"Did you give me that choice? Huh," Jawab August sinis. Yang akhirnya mengundang Daniar untuk tertawa tergelak.
"Okay, okay. Calm down, friend. As you see, Cafe gue rame banget malam ini. And I have no helper here. And I know that you have no job alias pengangguran, so what's wrong with this? Don't forget the fact that this is Saturday night, I want you have a solace. Isn't it better offer right? from your kind friend." Ucap Daniar ditutup dengan senyuman manis diujungnya sambil mengerlingkan mata.
"Right. You win. But, Dan, don't forget about the fact that I still have a job as jockey. Don't put me that way like i'm true a joblessnes. That's so dramatic." Balas August dengan nada ketus penuh penekanan. Dan jawaban August kembali membuat Daniar tertawa.
"Baiklah princess August, aku yang salah disini. Sekarang tugas mu adalah mengantarkan dua gelas red velvet ini kepada pengunjung di meja 9 itu okay? Kita harus bekerja sama malam ini, setidaknya untuk malam ini." Ucap Daniar seraya menyerahkan dua gelas red velvet itu kepada August, yang akhirnya disambut oleh August meski dengan muka yang masih sedikit tertekuk.
...
Malam itu, August sangat direpotkan dengan ulah Daniar. Ia harus berkutat dengan keramaian, sepanjang malam harus tersenyum ramah menyapa pengunjung serta harus meladeni mereka dengan penuh kelembutan. Sungguh drama yang sangat melelahkan menurut August. Tidak, bukannya August anti sosial, hanya saja August versi saat ini tidak menyukai tempat ramai. Ia tidak suka tawa orang-orang yang penuh kepalsuan itu, ia tidak suka juga basa-basi mereka seperti mereka yang datang kemari benar-benar baik kepada satu sama lain. Cara pandang August yang berbeda, itulah sebabnya ia tak begitu senang berada disini. Jika menurut Daniar ini adalah hiburan untuknya, maka bagi August adalah sebaliknya. Tanpa perlu menjudge terlalu dini, banyak peristiwa dan luka yang August alami sebelumnya, itulah yang menciptakan karakter August pada hari ini. Sungguh August, gadis muda yang malang.
...
"Ngel, for the God's sake I must say thanks. Kalau lu ga bantuin gue malem ini, mungkin kejadiannya akan lebih ribet dari ini. Ya you knowlah ya, how the ending would be", Daniar berucap di sisa-sisa keramaian yang telah memudar. Satu persatu pengunjung telah pulang. Karna jam sudah menunjukkan pukul 23.30 malam. A half hour to midnight.
"Right then, Dan. I didn't do it for free. Pay me.", Jawab August sambil menengadahkan tangan meminta upah atas paruh waktunya kepada Daniar.
Sambil menghela nafas Daniar melanjutkan,
"Yaps, a joblessnes person. But, sing for me first. Then, just go home!", Ucap Daniar memandang August dengan tatapan nyalak nya. Yang tentu tidak ditelan bulat-bulat oleh August.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweden For August
Romance---Gadis ini sangat jatuh cinta kepada Swedia. Ia juga terobsesi dengan seorang singer solois wanita yang bernama Leon. Bukan tanpa alasan, semua ini karna lagu Leon seolah mendongengkan kisah cintanya dalam untaian nada-nada... ...Augustine...