The day i never guess that i would be so in love with you, nowadays and ethernal.
---
Setelah 4 hari berlalu, Augustine menimang-nimang kembali keputusannya untuk menerima 'hot offer' dari laki-laki aneh malam itu.
Iya bagi August laki-laki itu 'a weirdo'. Bagaimana tidak weird, she never knows he's before. He is stranger for August. But, how dare he called August and gave her an offer.
Seharusnya, laki-laki itu tidak main percaya saja pada August. Apakah mungkin 'first impression' itu benar-benar mempengaruhi? Apa karna August yang memang terlalu kentara menyedihkan? A joblesness kalo kata Daniar, sih.
...Ah masa bodohlah, gerutu August dalam hati. And she suddenly think to decided take this offer, but she really didn't care 'bout him --Saga. Or a little care maybe...
Setelah sekian lama memandang kepada aplikasi hijau itu, August menekan kepada suatu nama --Saga--, lalu kemudian memutuskan untuk menulis beberapa kalimat. Lalu ketika seperdetik saja August hendak mengirimkannya, ia sudah keburu membaca sebuah pesan dari laki-laki diseberang sana (ntah dibagian mana bumi).
Dengan kalimat demikian: "Augustine, have you decided to take my offer about a few days ago?", Sial. Auto terbaca karena mereka tengah berada di room yang sama.
Tapi tenang...
Beberapa saat kemudian August menyadari kembali bahwa ia telah mematikan tanda baca pesan di WhatsApp. Huftttt, bunyi hembusan nafas August yang tiba-tiba saja terasa berat.
...Lalu setelah beberapa menit (30 menit) August menyusun kalimat, bukan menyusun sebenarnya, lebih tepatnya membuat jeda, August hanya membalas dengan dua kata, "persyaratannya apa?". Yang tak butuh waktu lama, Saga segera mengirimkan brosur berisi perlengkapan yang harus disiapkan August.
Yap! Kebetulan memang selalu begitu. Selalu betul-betul terasa membingungkan. Sudahlah, tidak perlu dipusingkan pikir August.
...
'Kebetulan ini terjadi jauh sebelum August menyadari bahwa ini memang takdir dari Semesta yang digariskan kepada August, bahwa cinta, tidak selamanya benar untuk dimiliki'.
...3 hari setelahnya, August benar-benar telah memantapkan keputusannya. Buktinya ia telah berada di ruangan 5 x 6 meter itu, sibuk dengan beberapa catatan serta fokus memandangi layar komputer dengan jari tangan yang tidak berhenti berbunyi "tak-tak-tak-tak", (bunyi keyboard tempat jari-jari August menari).
Right...
Now, Augustine working in Saga's company. She took that offer after she thought a lot of things. And yea, she needs it. Can't deny.And right now, Daniar should don't call her as a joblesness again!, batin August dalam hati diiringi senyum kebanggaan ala-ala sinetron azab di Indonesiar.
---
Oh ya, perlu diketahui, August bekerja di dalam departemen yang diketuai oleh Saga. Meskipun memiliki ruangan sendiri, namun itu tetap tidak menghindarkan August untuk tidak bertemu Saga satu hari saja. Dan baru August ketahui, bahwa nama lengkap pria aneh itu adalah Saga Giugno Dirandra, sebelum August kembali memikirkan bahwa perawakan Saga ini bukan layaknya Pribumi Asli. Dan ya! She gets it. Giugno (dibaca Junnyo in Italiano) adalah bahasa Italia yang berarti bulan Juni.Right! Ternyata Saga adalah campuran antara Pribumi dan Itali, praduga Augustine --diiringi sorak sorai dalam pikirannya.
Tentu saja ia tampak sedikit menawan dengan netra coklatnya batin August, ketika tengah mengingat rupa Saga tempo hari pada awal perkenalan mereka.
But, waittttt?
August bilang "Saga menarik"?...Oh no!
Celakalah lah August.
Ternyata itu adalah awal dari ramalan nasib buruknya yang terjadi dalam hidup.
...Jika saja August diberi gambaran masa depan yang akan terjadi setelah keputusan ini, August tidak akan pernah mau mengambil langkah yang akhirnya akan menjadi pesakitan dalam hidupnya.
...to my dear Augustine,
biarkan lah rasa sakit itu menyetubuhi mu lalu menghilang tanpa menyisakan sedikit rasa kenikmatan. Ya, kenikmatan yang diawali oleh kalimat pujian pertama itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweden For August
Romance---Gadis ini sangat jatuh cinta kepada Swedia. Ia juga terobsesi dengan seorang singer solois wanita yang bernama Leon. Bukan tanpa alasan, semua ini karna lagu Leon seolah mendongengkan kisah cintanya dalam untaian nada-nada... ...Augustine...