Sheira melangkahkan kaki nya menuju pintu apartement milik kekasihnya. Sebenarnya ia enggan, tapi entah mengapa hati nya bergerak demikian. Belum saja menekan tombol password, ia di kagetkan oleh seseorang yang menyebut namanya.
"Sheira." Suara berat yang membuat Sheira terkesiap dari arah belakang. Sontak Sheira berbalik dan menemukan jarak mereka terpaut begitu dekat.
"Anjir! Kaget gue." Ucap Sheira, lantas melangkah ke samping untuk menjaga jarak dari Raka.
"Ngapain kesini?" Tanya Raka lalu mengambil langkah maju untuk menekan password apartement tersebut.
"Ya terserah gue lah." Jawab Sheira.
Ntah kenapa dia malas sekali bertemu Raka kali ini. Apakah karena masalah di chat semalam? Mungkin saja itu lah penyebabnya.
Tak ingin menanggapi jawaban Sheira yang begitu ketus, Raka melangkah masuk ke dalam apartement yang sudah terbuka. Belum beberapa langkah, ia pun menghentikan langkah nya tiba-tiba. Dan membuat Sheira yang mengikuti dari belakang menabrak punggung lebar nya.
"Anjir! Bisa bilang-bilang dulu gak sih kalau mau stop?!" Ucap Sheira, Raka pun berbalik dengan sedikit menunduk untuk melihat Sheira yang menatap nya tajam.
"Mending lo balik sekarang." Kata Raka.
"Apaan sih, ngusir orang tiba-tiba!" Ketus Sheira yang membuat Raka gemas lalu memegang kedua pundak Sheira dan menatap nya lekat.
"Tentang chat gue semalam...." Raka menjeda ucapan nya. Dahi Sheira mengeryit, sebenarnya dia enggan untuk mendengar lanjutan dari ucapan Raka. Tapi entah kenapa kedua mata Raka seolah mengisyaratkan dia harus mendengarkan nya.
"Lo liat sendiri." Lanjut nya seraya menggeser tubuh nya kesamping agar Sheira dapat berjalan melewatinya.
Langkah kaki yang membawa nya ke arah kamar kekasihnya, Abim, terhenti begitu ia mendengar suara yang menusuk telinganya. Suara perempuan yang berasal dari kamar yang akan ditujunya. Selang beberapa detik ia juga mendengar suara berat yang ia kenal.
Sheira melihat dua sejoli yang berada di bawah selimut melalui sela pintu yang sedikit terbuka. Dengan langkah yang sedikit lemah, ia pun melangkah mundur dan menabrak tubuh tegap Raka yang sedari tadi berdiri di belakang nya. Hampir saja tubuh nya terjatuh jika Raka tidak menahan pinggangnya.
"Sekarang percaya?" Ucap Raka dengan berbisik ke arah telinga Sheira. Sheira pun menepis tangan Raka yang masih melingkar di pinggang nya. Lalu berlalu begitu saja.
"Gue antar." Melangkahkan kaki menyusul Sheira, kemudian menggenggam tangan nya hingga keluar dari apartement itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKAZA [ ON GOING ]
Teen FictionTentang Rakaza Aditya. TW. Harsh word, etc. All picture inside Pinterest source.