Sandhya (1)

17 6 1
                                    


Sabtu, 28 Januari

" Gue zidan, temen masa kecil lo "

♪♪♪

" Kamu tau ngga? " tanya lelaki itu

" Apa emang?" jawab gadis berparas cantik dengan rambutnya yang terurai

" Aku lebih suka Bandung kalo ada kamu-nya " ucapnya sembari tertawa geli

Bulan terkekeh pelan, ia mengelus puncak kepala Zidan sembari tersenyum.

" Kalo aku sih, suka kamu "

" Kok bisa suka aku? " tanya Zidan

" Rasa suka itu gabutuh alasan ji "

Gadis itu menghembuskan nafasnya lirih.

" Kamu berhak melabuhkan hatimu kepada wanita yang menurut mu spesial "

" Kamu kan spesial...pake kacang lagi" jawab Zidan

" Kamu pikir aku martabak "

Bulan mendengus kesal mendengar penuturan Zidan. Ia tak habis pikir bagaimana bisa pembahasan itu menuju ke arah lain.
Mereka berdua menghabiskan waktu bersama dengan bercanda tawa serta bertukar cerita.
Malam ini, hanya menyisakan petrikor yang menyeruak ketika hujan turun. Semilir angin sejuk lembut menyapa, gemericik tetes air hujan mengalun indah.

Sudah hampir satu jam Bulan dan Zidan berada di teras rumah milik Bu Tuti. Meskipun begitu beliau tidak mempermasalahkan hal tersebut karena memang sudah menjadi hal yang lumrah jika rumah beserta warungnya menjadi persinggahan utama Zidan dan teman-temannya.
Toh, Bu Tuti mengenal Zidan sejak duduk di bangku sekolah dasar. Wanita paruh baya itu sudah menganggap Zidan seperti putranya sendiri.

" Nak, kamu sudah makan apa belum?" tanya nya kepada Bulan

" Sudah bunda " jawabnya

" Bulan kan favoritnya makan bunda, makanya gembul " celetuk zidan

" Ih engga ya, sotoy "

" Apa?soto? "

" Sotoy jidann, ishh"

" Lucunyaa cantikku"

Zidan langsung mencubit pipi gadis dihadapannya itu membuat sang empu salah tingkah hingga timbul rona merah di pipinya.

" Aku mau buat kamu lebih salting lagi"

" Gimana coba? " tanya bulan

" Sebentar, tunggu disini ya"

Zidan lalu mengambil gitar akustik berwarna coklat tua dengan stiker bertuliskan 'zidan al-fatih paling ganteng' . Awal mula stiker tersebut ketika salah satu sahabatnya sebut saja Daffa menyuruh Zidan untuk membuat stiker-stiker lucu sebagai hiasan agar ditempel pada gitar milik mereka. Lelaki berparas tampan itu pun mengiyakan ajakan sahabatnya, sampai saat ini stiker itu masih menempel sempurna meskipun warnanya sebagian luntur.

" Aku bakal nyanyiin kamu satu lagu " ucap zidan

" Lagu apa ji? "

" Lagu tentang aku, kamu, dan kita "

Aku mencintaimu tanpa syarat
Aku rela menunggu sangat lama
Katamu suatu saat aku pasti
Jadi cintamu, satu cintamu

Aku ingin kau menerima seluruh hatiku
Aku ingin kau mengerti, di jiwaku hanya kamu
Namun bila kau tak bisa menerima aku
Lebih baik ku hidup tanpa cinta

Haruskah ku bersabar tanpa batas
Aku masih ingat semua janjimu
Namun setalah kamu mengenal dia
Kau berubah, kau tak sama

SANDHYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang