Chapter 5

423 42 35
                                    

[Halo halo!! Ini flashback ny udh selesai yaa, jd kita balik ke cerita nyaa] -Author

Author POV

Tak terasa hari menjelang malam, pukul 22.37 Yin menyelesaikan urusan nya dengan ketua OSIS LOA, yaitu Xavier.

Angin berhembus lumayan kencang membuat rambut Yin melayang ke atas karena ditiup oleh angin.

Tangan nya menggengam sebuah ponsel berwana hitam mengkilat dengan postur tubuh nya yang berdiri tegap walau sedang lelah.

"Kak.. lo pulang aja duluan, ntar gw pulang nya naik gr*b aja." -Yin.

"Lah emang kenapa dek? Masih lama kah? Gapapa, santai aja kali gw bakal nunggu sekalipun sampe subuh." terdengar suara perempuan dari balik layar ponsel tersebut.

"Sebenernya sebentar lagi si.. tapi ada hal yang harus gw lakuin dan gw gk enak kalo lo nunggu mulu." balas Yin.

"Yaudah kalo gitu, hati-hati ya dek." lanjut dari seorang dibalik telepon tersebut.

Yin POV

"Hahh..." Aku menghela nafas, tujuan merilexkan pikiran ku. Mataku memejam sebentar untuk menenangkan diriku.

Tringg

Suara dering terdengar dari ponselku. Tak menunggu lama, ku ambil dari sakuku lalu kulihat siapa yang menelfon, hahh... Nomor tak dikenal, membuat ku malas menjawabnya saja.

"Halo?" Ujar Yin dengan tenang.

"Hello~.... My bunny." ujar dari seberang sana.

"Huhh... Who are you?" aku mengernyit tak suka, panggilan macam apa itu, berlagak sekali seperti mengenalku.

"Hush, don't say that, you forget me? Auchh, that's hurt sweetie." lanjut diseberang sana.

"What do you mean huh? Gk usah sokab lo sama gw ya, kita gak kenal dan lo udah berani nelfon gw, bahkan manggil gw 'sweetie' dan 'bunny'? Ewwhh menjijikan." aku semakin mengernyit tidak suka, apa apaan itu, menjijikan sekali pikirku, walau panggilan itu terdengar manis, memang jika orang yang mengucapkan nya saja bahkan aku tidak mengenalnya, akan tetap terdengar manis huh?.

"Haha, jangan seperti itu bunny, itu menyakitiku, kau lupa siapa diriku huh? Jahat sekali, kalau begitu, mari kita bermain game menebak siapa diriku." lanjut nya.

"Huh? Dasar orang tidak jelas, aku membencimu." aku segera mematikan panggilan nya, orang yang menelfonku seperti nya sudah gila, seperti seorang yang bermain main di hidupnya saja tanpa tujuan yang jelas.

Lalu setelahnya, ada sebuah nomor tak dikenal lagi mengirimiku sebuah pesan, huhh... seperti nya orang yang tadi menelfonku.

....

"HAHH!! GILA!!" aku membaca pesannya tadi, orang ini seperti nya gila, tidak, bahkan dia sangat gila.

Tubuhku bergetar tanpa sadar, aku membaca nya lagi memastikan, ini benar benar seram, bahkan kakiku langsung terasa seperti jelly saat ini.

"D-dia... DIA TAU SELURUH DATA PRIBADI GW NJIR!!" gila, sungguh gila, dia mengetahui seluruh data data tentang diriku, BAHKAN DATA PRIBADIKU!.

"Dia... benar benar gila, dia bahkan tau masa lalu gw huh? trs ini apa? dia sekarang lagi disekitaran gw dan ngefoto gw... dasar orang gila gak tau malu." aku terpancing emosi, dan hampir saja membanting handphone ku kalau saja aku tidak mengingat ini barang mahal.

Aku membalikkan punggung ke arah tujuan ku akan pergi sekarang. Aku pergi ke sekitaran sungai di sana, akibat merasa tertekan saat kejadian di mobil tadi. Saat aku sibuk berkecamuk dengan pikiran ku sendiri, aku tak sengaja mencium pheromon alpha yang menurutku menenangkan. Wanginya maskulin namun tetap ada aroma yang menyegarkan.

Aku menoleh kebelakang, meneguk saliva ku sekarang. Ah ternyata dia, si ketua OSIS LOA, Xavier.

Entah mengapa, diri ku rasanya kacau sekali, saat mencium pheromon nya aku merasa beban yang terdapat dalam diriku rasa nya mulai terangkat satu persatu. Tak sengaja mata ku meneteskan butiran-butiran liquid bening. Ya, aku menangis.

Aku segera mengusap nya kasar, dan hendak pergi dari sana. Namun, melihat seorang berjubah hitam di seberang sana, niat ku lenyap seketika. Tubuh ku kembali bergetar, segera ku tarik tubuh ketua OSIS LOA mendekat kearah ku, guna menutupi tubuh dan menyamarkan pheromon ku.

Kini jarakku antara jaraknya sungguh dekat, hingga aku dapat merasakan deru nafas nya.

Kulihat dengan intip-intip seperti dia sangat keras kepala, dia belum pergi juga saat ini. Mau tak mau aku harus menggunakan cara ini.

"Tolongin gw." Aku mendongak menatap wajah ketua OSIS LOA itu. Aku memohon dengan wajah memelas dan sedikit pheromon untuk menggoda. Xavier tak bergeming sama sekali, dia hanya menatap dingin ke arahku.

"Imbalan?" Tanya Xavier, menanyakan apa hal menguntungkan yang ia dapat jika menolongku.

"Bisakah engkau tidak membicarakan hal ini dulu? Ini mendesak." Jawabku berani, apa-apaan alpha satu ini? Sungguh tidak gentle sekali, pikir ku.

"Tidak akanku tolong." jawab xavier terdengar seperti final.

Saat Xavier hendak pergi, aku menahannya. Mau tak mau aku harus menuruti bocah ini, pikirku.

"Baiklah-baiklah, aku akan menuruti satu permintaan mu nanti." final ku, aku sedang benar-benar lelah sekarang, aku sedang tidak dalam mood untuk bertengkar.

Author POV

Saat Yin hendak memundurkan jarak dirinya dengan diri Xavier, Xavier segara menarik tubuh Yin untuk masuk kedalam pelukannya. Ia memeluknya erat namun dengan hati-hati, seolah Yin itu adalah benda rapuh yang dapat hancur dengan mudah.

Yin terkejut, ia mengerjapkan matanya lucu, berusaha memproses apa yang sedang terjadi.

Yin merasakan pinggang nya dicengkram oleh Xavier, pria itu berbisik tepat disebelah kuping kiri Yin.

"Kalau begitu, kau berhutang satu permintaan padaku." Ucap Xavier setelah nya dia mengulum kuping kiri Yin.

"Hnggh-" Yin mendesah tertahan. Ia tak ingin sekitarnya mendengar.

Saat Yin melihat seorang berjubah hitam tadi pergi, Yin dan Xavier sama-sama memisahkan diri.

Pikiran Yin berkecamuk kali ini, berusaha memproses apa yang sedang terjadi, setelah nya pipi nya merona merah menahan malu

"APA YANG KAU LAKUKAN?!" Ah sepertinya kesadaran nya kembali sepenuh nya, ia membentak alpha didepan nya walau wajah nya masih merah merona menahan malu, apa-apaan ini, pikir nya.

Sedangkan alpha didepan nya hanya memandangnya datar tak menggubris. "Jangan lupakan satu permintaanku" ucap nya lalu pergi.

Hahh... Sekarang Yin tidak tahu harus apa, diri nya benar-benar malu saat ini. Beberapa menit kemudian, dia segera memesan taksi online untuk segera pulang, takut-takut kejadian seperti tadi terulang lagi.

***

Saat dirumah, ternyata ayah nya sudah pulang, ayahnya menatap wajah Yin dengan datar, Yin sudah terbia-

"Yin."

Suasana hening kemudian yang membuat ketiga anak martin disana merasa tegang, berfirasat akan ada sesuatu yang buruk terjadi sebentar lagi.

Yin menoleh dengan tubuh yang sudah bergetar, hati dan pikiran nya berkecamuk kali ini. Namun, dia bisa apa?

"Y-ya? Ayah?" Ucap nya dengan nada bergetar.







































































TBC

Halloo~ pada kangen gak nihhh?? Kl gk kangen gapapa sie, hehe.

Sebenernya sekitaran 1 minggu lagi aku mw up, cuma pas baca bacain komenan kalian, asik bangett, bikin aku mood. Bener² td mood aku lg ancur bgt gegara baca au yg sad end ;)

Terutama dua akun inii, justt_blazee dan Miya_chan7297 makasih lho kaliaaannnn

BYE BYEE, SEE YOU IN THE NEXT TIMEE(⁠つ⁠≧⁠▽⁠≦⁠)⁠つ

My Pair! [Xavier x Yin] (omegavers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang