"HAPPY BIRTHDAY VENUS SAYANG!!!", tepuk tangan dari beberapa orang disana terdengar jelas, menutup suara isakan yang samar-samar masih bisa didengar.
Orang yang disebut 'Venus' itu tersenyum lebar, tampak sangat bahagia seolah tuli dengan suara isakan kecil yang semakin terdengar. Beberapa orang yang ada disana saling bergantian memeluk Venus, ya, hari ini ulang tahun gadis bernama 'Venus' itu.
"makasih banget ihh, kalian tau banget gue sukanya apa"
"iya dong, lo kan suka bikin kue jadinya kita siapin bahannya aja deh"
"Fel, gue gak suka vanila!", Venus berdecih kesal sambil menatap 'kue' dihadapannya.
"ups.... maaf Ven, gue ganti rasa strawberry aja gimana?", balas Feli.
"nah gitu dong!"
Tanpa babibu, Feli menumpahkan seember cairan berwarna merah diatas 'kue'nya. Ia juga menaburkan tepung sampai berserakan dimana-mana.
Tawa mereka pecah ketika Feli menaburkan terigu begitu banyak sampai membuat lantai disekitarnya kotor. Isakan itu kembali terdengar semakin keras. Mereka bukan membuat kue sungguhan, sebutan 'kue' ditujukan untuk gadis yang berlumuran tepung dan cairan berwarna merah itu.
"tunggu Fel! kalo mau kuenya enak, kasih telur yang banyak dong hahaha"
ceplak! ceplak! ceplak!
Beberapa butir telur dipecahkan diatas kepala gadis yang tengah menjadi bahan untuk 'kue' ulang tahun Venus.
"gue seneng banget, nanti gue traktir deh", ujar Venus yang tentunya disambut dengan tawa girang.
"udah yuk cabut, kesorean nanti kita pulangnya"
"hooh, gue setuju sama Vio"
"oke deh, yuk cabut"
Venus melangkah pergi meninggalkan 'kue'nya disana. Tanpa peduli betapa berantakan dan kotornya tempat itu, terutama pada gadis yang ikut menjadi salah satu bahan kue ulang tahun Venus.
Marah, sedih, putus asa, semuanya bercampur aduk. Ia hanya bisa menangis sesenggukan seorang diri. Name tag yang terlepas dari tempatnya ia pungut kembali, diusapnya agar bersih dari terigu dan telur yang menempel. Ia kembali memasangnya ketempat semula, Selena Rigelya Milton, nama yang tertulis disana.
"kita saudara, tapi kenapa lo sejahat ini Ven"
Venus menghentikan langkahnya, ia berbalik dengan tatapan kebencian yang sangat kuat dimatanya.
"saudara?", mendengar ucapan Selena mendadak moodnya jadi buruk. Ia segera menghampiri Selena dan mencengkram pipi selena dengan kasar.
"jangan mimpi! kalo bukan karena nyokap lo yang berguna itu, gue gak sudi bokap gue nikah sama nyokap lo!. Lo gak pantes masuk keluarga Milton!", ujar Venus penuh penekanan.
"tapi kenyataannya kita udah jadi keluarga!"
"TIRI! LO SAUDARA TIRI! NGELUNJAK LO YA SIALAN!", Venus menarik rambut Selena hingga membuat beberapa helai rambutnya rontok.
"ugh...", Venus merintih ketika merasakan dadanya sakit. Spontan teman-temannya menghampiri dan menopang Venus yang seolah akan roboh kelantai jika tidak ditopang.
"ini semua gara-gara lo anjing! lihat! Venus jadi kumat lagi!", Agifa tampak naik pitam melihat Venus merintih kesakitan.
"udah kita bawa Venus kerumah sakit dulu", Feli segera membopong Venus. Mereka meninggalkan Selena sendirian. Tangisnya semakin menjadi.
Ia bergegas bangkit, menyusuri kooridor menuju loker yang sudah tampak sepi karena jam pulang sekolah sudah berbunyi sejak dua jam lalu. Niatnya pulang lebih awal berakhir harus jadi bahan bullying Venus dan komplotannya. Harinya sangat buruk, ditambah lagi baju cadangan dilokernya sudah menjadi kepingan kain. Bukan hanya menjadikan Selena sebagai 'kue' ulang tahun, bahkan seragam cadangannya sekalipun dirobek hingga menjadi kepingan kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
O R B I T - Selena & Andromeda [SLOW UPDATE]
Teen FictionBagaimana jika sang Bulan memilih meninggalkan orbitnya dan berharap semesta menempatkannya pada dunia lain? Bukankah berharap adalah suatu kewajaran untuk semua yang ada di alam semesta? Lalu bagaimana dengan harapan sang Bulan? "Kalo di dunia ini...