Hi. Aku update bab 2 nya . Moga kalian suka yaa. Like n comment ya. Thanks. God bless
"Kenapa rasanya gue kenal cowok itu ya? Siapa ya?" Pikir Mila dalam hati sambil mengayuh sepedanya pulang kerumah.
Tapi Mila mengenyahkan pikirannya tentang Exel itu.
###
"Darimana saja kau?" Ujar suara tersebut galak.
"Habis dari taman,tan." Ujar Mila singkat dan sopan.
"Ooh. Jadi begitu yaa. Anak sekolah" memandang dengan tajam.
"Maaf" ucapnya datar. Mila tidak ingin ribut terus dengan tantenya.
"Terserah kau saja deh Mil, tante juga tidak peduli" mengacuhkan permohonan maaf singkat Mila.
Mila berjalan meninggalkan ruang tamu keluarganya tersebut menuju kamarnya di lantai tiga. Mila sudah biasa menghadapi suasana ini. Semua karena masa lalu yang mengharuskan dia tinggal dengan tantenya. Mila tetap menghargai dan menyayangi tantenya walaupun galak. Mungkin tantenya menganggap Mila sebagai beban. Kalau ini bukan wasiat dari ayahnya. Mila tidak tau harus tinggal dimana lagi. Jadi dia tetap sangat bersyukur walaupun Mila menjadi berkepribadian datar seperti sekarang.
###
"Apa lagi yang harus kulakukan?" Ujar Mila sambil berkata sendiri kepada boneka baymax satu-satu sahabatnya.
"Mulai besok gue harus cari kerja part time untuk tabunganku. Supaya ga merepotin tanteku ini" ujar Mila mantab memasang sedikit wajah semangatnya mengubah wajah datarnya.
###
Kembali ke rutinitas pagi. Mila selalu bangun awal untuk jogging di sekitar kompleksnya maka Mila bisa mendapatkan badan yang sempurna seperti diidamkan cewek lainnya tanpa perlu ngegym.
Mila berlari kecil mendengarkan lagu di ipodnya sambil mengatur nafasnya.
"Hoi" panggil suara dibelakang Mila sambil menepuk bahunya.
Mila pun mencari asal suara yang memanggilnya. Ternyata, cowok yang belum terpikirkan olehnya sampai sekarang siapa dirinya.
"Eh. Lo?" Ujar Mila sedikit kaget tetapi kembali ke wajah semulanya yang datar.
"Hoho. Napa? Masi ingat gue kan? Pagi benar lo" memasang wajah yang menurutnya bisa mempesona siapapun. Tapi biasa saja bagi Mila.
"Siapa ya? Exel? Ya. " Sebutnya ragu dan cuek.
"Pintar lo. Jogging sama gue yuk. Kebetulan ni cogan kayak gue bisa keliling area ini." Ucap Exel pede.
Mila paling sebel jika bertemu cowok tampang seperti Exel. Maka Mila hanya berlari kecil lagi, dan melanjutkan larinya.
"Eeh tungguin Tha" panggil Exel dengan menyebutkan nama belakangnya. Karena kebiasaan yang dilakukan doi terhadap cewek yang siap diincarnya. Agar terkesan spesial memanggil berbeda.
Mila tetap berlari kecil dan mengacuhkan Exel.
"Tungguin dong Mila" mau gak mau Mila menghentikan langkahnya.
"Jadi lo manggil gue. Soalnya gak kayak nama gue" ujar Mila datar.
"Iye. Manis-manis kok gak peka. Gue kan manggil Tha dari Agatha" ujar Exel pura-pura kesal demi mendapat perhatian Mila.
"Ooh. Da dulu. Gue pulang dulu" Mila pun berlalu dan mengacuhkan Exel yang kaget dengan cewek spesies Mila.
"Gila tuh cewek. Bikin gue makin niat incarin dia. Tunggu aja. Pesonaku ga bakal tahan untuk dilihat" ujar Exel kecil saat Mila berlalu dan memasang senyum yang kata orang sih, ganteng dan mempesona.
###
"Mila, gue lupa bawa pr pak Bima, gimana dong. Uda gak keburu nyalin" rengek Gladis panik sambil menangis. Satu lagi tentang Gladis mudah meneteskan air mata.
"Ya ampun. Kan si saDIS lebay. Jangan nangis dong. Mau gimana lagi dong" Mila menenangkan Gladis dengan lembut. Diri Mila yang sebenarnya sudah lemah lembut dan baik hati cuma masa lalu yang membuat Mila memiliki pribadi baru seperti sekarang.
"Tege lo. Yaudah deh. Pasrah aja" Gladis tetap menangis kecil. Sambil ditenangkan Mila.
Seusai Gladis berhenti menangis. Bel pelajaran pun berbunyi. Terlihat wajah Gladis mulai panik dan kalut. Karena pak Bima yang memang on time dan killer sudah memasuki kelas mereka.
"Selamat pagi. Kemarin bapak ada memberikan tugas kepada kalian. Silahkan dikumpulkan." Ujar pak Bima tegas dan tajam.
"Gimana nie" Gladis panik dan menarik kecil baju seragam Mila.
"Siapa yang belum mengumpulkan" ujar pak Bima galak.
"Saya pak" ujar Gladis dan Mila bersamaan hanya bedanya Gladis takut-takut sedangkan Mila dengan beraninya.
"Eeh. Lo gak kerja Mila" bisik Gladis.
"Gak juga. Maka ku bilang tenang aja" bohong Mila yang sebenarnya sudah mengerjakan tugasnya. Karena sisi baik hati Mila dalam dirinya yang sesungguhnya ingin menolong Gladis, temannya.
"Kalian pasti tau apa yang mesti kalian lakukan" ujar pak Bima tegas singkat dan tidak jelas. Jadi yang dimaksud Pak Bima adalah mengerjakan rangkap untuk pr yang lupa dikerjakan sebanyak 10 rangkap dan dikerjakan di perpustakaan.
"Baik pak" ucap mereka kompak sambil mengambil perlengkapan untuk menulis.
###
Mila dan Gladis menyelesaikan hukuman yang diberikan tepat ketika bel istirahat dibunyikan.
"Istirahat yuk"ajak Gladis.
"Lo duluan aja dis, gue mau disini bentar lagi"
"Okelah" Gladis pun meninggalkan Mila tanpa bertanya apapun lagi karena ia tahu Mila tidak akan bercerita.Mila melanjutkan mencari lowongan pekerjaan part time untuk dirinya dan ketika Mila sedang asyik dan diam melihat kertas koran yang dia gunting berisi lowongan pekerjaan. Mila di ganggu dengan kehadiran satu cowok.
"Hmm. Hai" sapa si suara. Mila pun mengadahkan kepalanya ke arah suara.
"Oh. Hai" balas Mila dengan senyum tipis dan merasa familiar dengan wajah itu. Mila akan bersikap ramah karena sekarang masih di sekolah.
"Ngapain di perpustakaan. Aku Exel masih ingat kan?
"Oo iya. Ingat. Iya. Lagi cari sesuatu di koran"
"Cari apa? Sorry gue kepo. Siapa tau gue bisa bantu."
"Hmm. Lowongan untuk part time" jawab Mila sedikit enggan.
"Oo begitu. Hmm." Sambil berpikir. "Oh iya. Restoran papaku lagi cari lowongan khusus part time. Mau coba gak?" Tawar El.
"Iyakah? Boleh. Memang lagi cari lowongan seperti itu." Mila merasa lega, senang dan merupakan perasaannya yang sesungguhnya.
Mila ingin menanyakan waktu mulai bekerjanya kepada Exel.
"Hari ni lo boleh mulai bekerja kok. Ni alamat restorannya" ujar El sebelum Mila sempat menanyakannya.
"Wah, makasi banyak Exel" ujar Mila sungguh-sungguh.
"Sip. Hitung-hitung balasan gue atas bantuan kemarin"
"Iya deh. Makasi ya. Gue uda selesai. Mau bareng keluarnya?"
"Boleh" Exel tersenyum puas bisa mendapatkan hati Mila sedikit dan sedikit merasa janggal Mila bisa begitu ramah dibandingkan kemarin. "Ah, mungkin perasaanku saja kemarin kan dia lagi kesal" ucap Exel dalam hati.#bab 2 selesai. Duh, maaf kalau jelek n typo. Bantu promote yaa. Di like n comment yaa. Menerima kritik dan saran.