BAB 1 - Redlion Gang

656 57 7
                                    


"Mana uang kalian!" bentak lebih dari satu orang anak geng motor pada para pedagang kaki lima yang letaknya tidak jauh dari SMA Gemilang.

"Kami baru saja buka, Mas. Tidak punya apa-apa," jawab pedagang nasi goreng nampak memelas.

"Heh! Kalo cari duit yang halal, dong!" Seorang pembeli anak kos-kosan sekitar nampak tidak terima.

The Drugs, geng motor yang terkenal urakan itu tidak pernah mau mendengar perintah selain dari ketua mereka. Apalagi ceramah dari calon mangsa yang dirasa lemah itu.

"Halah! Banyak bct, Lo! Ambil semua uang yang ada!" teriak Draco, pimpinan geng urakan itu.

Satu detik berikutnya seluruh anggota mulai mengacak-acak deretan tenda yang selama ini menjadi tempat mencari nafkah.

Teriakan para pedagang dan pembeli disana tidak mereka hiraukan.

"Makanya! Jangan pake drama! Jadi kami pake kekerasan!"

Saat seperti itu, kegiatan para anggota The Drugs terhenti tatkala mendengar ada pasukan motor lain yang datang.

BRUUUMMMM! TIN! TIN! TIIIIIN!

Malam yang harusnya digunakan anak-anak sekolah untuk istirahat dan belajar, kali ini tidak. Redlion Gang harus keluar dari sarang ketika mendengar ada yang mengganggu wilayah kekuasaan mereka.

Puluhan motor berdatangan. Orion, dan kelima anggota geng motor lebih dulu berhenti dan turun dari kendaraan mereka.

"Shit! Mengganggu saja!" umpat Draco mengusap hidungnya yang mudah sekali gatal.

Orion, ketua Redlion Gang mengambil langkah cepat mendekati Draco. Lalu merampas pastik hitam berisi uang hasil penjarahan.

"Heh! Kembaliin ngga!" Draco hendak mengambil lagi plastik itu, namun Orion segera melempar ke arah Izar, wakil ketua Redlion Gang yang berdiri tidak jauh dari Orion.

"Cuih!" Draco meludah di kaki Orion dengan emosi memuncak. "Jadi elo mau juga uang-uang itu?"

"Ini wilayah kekuasaan Redlion. Lo udah berani bikin onar disini?"

"Terus mau lo apa? Lo pikir kita takut sama kalian?"

"Tanpa senjata." Kode pertempuran pun Orion layangkan. "Kalo lo menang, ambil uang itu. Tapi kalo lo semua kalah. Lempar isi dompet kalian," tantangnya begitu lantang.

Setelahnya, tidak ada lagi kata yang mereka ucapkan. Perkelahian dimulai.

Sebagian pedagang langsung mengambil alat tempur berupa kayu atau alat memasak untuk menyingkirkan geng urakan dari area trotoar.

"Kalian curang! Ngga boleh pake senjata!" protes seorang anggota The drugs saat di keroyok ibu-ibu sekitar.

"Diem aja kamu! Berani ngelawan emak-emak, hah!" seru istri dari penjual nasi goreng.

"Asem banget, ndro! Kita mending lawan di tengah jalan. Ntar durhaka mukulin balik emak-emak!"

Perkelahian sengit tidak bisa dihindari. Sesuai kesepakatan, tidak ada yang memakai senjata.

Orion nampak begitu bengis. Memukul lalu menendak. Tidak tanggung-tanggung, dia patahkan tangan lawannya.

KREKKK!!!

"Aaaaarg!"

"Ini tangan yang udah ngedorong penjual tua itu sampai terluka," geram Orion seraya menghempaskan tubuh lawan hingga menghantam aspal jalanan.

Mata tajam seorang ketua geng motor Redlion kini berpindah pada lawan lainnya. Dua orang yang tadinya hendak menyerang dari belakang, jadi terhenti. Nyali mereka menciut hanya dengan tatapan juga korban yang sudah Orion lumpuhkan.

OrionDAluna - Dangerous LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang