Ketakutan yang dominan, nyala api dan jerit para gadis memenuhi telinga. Awan-awan terbang rendah di atas kepala, debu membentuk pusaran besar setelah tertiup angin kencang.Mayat-mayat terkapar, tangis anak kecil dan rintihan orang sekarat menyayat hati. Han Soojae meringkuk di antara puing-puing rumah, kakinya terjebak di antara runtuhan batu, napasnya nyaris tak terasa dan gadis itu sudah sekarat ketika seorang wanita berjubah mengulurkan tangan untuk menolongnya.
"Bangunlah, Sayang. Tempatmu bukan di sini, biar kuantar kau ke rumahmu."
Ketika wanita itu menyentuhnya, dalam sekejap Soojae terbangun dari mimpi.
Gadis itu terbaring kaku di atas tempat tidur, ia mendengar napasnya terengah-engah, detak jantung terasa dekat sekali di telinga, kakinya kram, kedua tangan saling terkepal sampai buku-buku jarinya memutih."Oh, Syukurlah dia sudah bangun."
Didengarnya seorang wanita berbisik lega. Soojae spontan melirik ke sisi kiri, menemukan ibu dan ayahnya, serta seorang suster berdiri di sisi tempat tidur sambil memandanginya dengan cemas. Soojae tahu apa yang terjadi, lagi dan lagi, ia mengalami Dark Sleeping.
Sebuah istilah yang digunakan untuk orang-orang yang mengalami mimpi buruk dan terjebak dalam tidur selama berhari-hari. Sebelumnya, Soojae tak pernah mengalami hal demikian, tetapi sejak ia berulang tahun yang ke dua puluh. Dark Sleeping mulai menjangkitnya, mula-mula hanya satu bulan sekali, kemudian satu kali dalam setengah bulan dan sekarang nyaris setiap pekan Soojae mengalaminya.
Dark Sleeping menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang, tetapi Soojae merasakan kalau apa yang dialaminya sama sekali berbeda dengan yang dirasakan orang pada umumnya. Dia kepanasan, menderita, gelisah dan ketakutan tanpa sebab. Dia mengalami haus yang tak berkesudahan, seakan ia baru saja berjalan dari ujung satu ke ujung bumi lainnya.
"Minumlah supaya kau tenang."
Suster Lulu mengulurkan segelas air yang telah dipercikan air suci dan didoakan, ayah dan ibunya menatap dengan cemas. Soojae menyesap air itu dari sudut bibir. Perlahan-lahan tubuhnya mulai rileks.
"Oh Tuhan, aku selalu bertanya-tanya mengapa kau harus mengalami semua ini."
Ibunya, Han Sora, menangis. Soojae merasakan air mata ikut mengalir di pelipisnya. Sementara ayahnya hanya menatap dengan putus asa, tatapan itulah yang selalu Soojae lihat setiap kali ia bangun dari mimpi buruk. Ayahnya seakan mengetahui sesuatu tetapi tidak pernah mau mengatakannya meskipun Soojae selalu mendesak ingin tahu.
"Setidaknya dia sudah baik-baik saja."
Soojae menatap suster Lulu yang tersenyum muram. Ibunya terlihat patah hati. "Tidakkah ada obat untuk penyakit aneh ini, Suster?"
Suster Lulu menggeleng. "Jawabannya masih sama, belum ditemukan obat."
Hampir setiap tahun selalu ada gadis muda yang meninggal secara misterius, dengan tanda-tanda yang sama seperti yang dialami Soojae. Hal demikianlah yang membuat keluarga gadis itu menjadi ketakutan, membentuk tembok besar di sekeliling rumah mewah itu dan mengurung Soojae di dalamnya sejak gadis itu berulang tahun yang ke delapan belas.
Dark Sleeping adalah penyakit yang aneh, yang hanya bisa diobati dengan cara spiritual. Sembilan atau nyaris belasan penyihir sudah didatangkan ke rumah mereka, tetapi tidak seorang pun bisa membantu. Hanya air suci dan doa dari pendeta yang bisa membantu Soojae merasa lebih baik setiap kali ia merasa dirasuki, tetapi efeknya tidak bertahan lama.
"Aku melihat seorang wanita, dia datang membantuku." Soojae melihat ayahnya mengerutkan wajah dengan cemas.
"Kau mengenalnya?" Soojae menggeleng, ia susah payah bangkit dari tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deal With The Devil (SUDAH TERBIT)
FanfictionSejak umurnya beranjak dewasa. Han Soojae menderita penyakit aneh yang merenggut sebagian besar harapan hidupnya. Seorang tetua suku Nahulu berkata kalau Soojae telah dikutuk dan satu-satunya cara untuk mematahkan kutukan adalah dengan menikah. Akhi...