2. Rhodotus

6 1 0
                                    

"David apa kau melihat Lorent?"

"aku melihatnya. Tapi aku memintanya untuk mengurus seseorang yang memakan jamur tadi."

"kau yakin meninggalkannya bersama seorang yang sedang berhalusinasi?"

"memangnya hal apa yang akan terjadi?"

-------------------

Lorent

"Tidak jauh dari sini, istirahatlah maka kau akan membaik"

Cara terbaik menenangkannya adalah mengikuti alurnya bukan?

"No!. Aku mau istanaku yang mewah dan megah yang berwarna biru yang terdapat patung minion dan Rudy Tabootie di atasnya" ucapnya begitu tegas kepadaku berupaya meyakinkan diriku sembari meliuk liuk kan tangannya di udara membentuk sesuatu yang aku yakin itu adalah patung minion yang ia sebutkan tadi

"-lalu mengapa kamu ada di sini ?, siapa yang menaruh seekor unta di tempat seperti ini? Tunggu tunggu hm... Jika diliat liat kamu ini cukup tampan untuk seukuran Unta yah... ahh bukan! bukan cukup tampan tapi terlalu tampan untuk seukuran unta" sambungnya sembari memperhatikan diriku dengan wajah yang benar benar serius.

Unta... Apa aku terlihat seperti mamalia berkaki empat itu?

"Terimakasih, aku anggap itu sebuah pujian" ujarku demi menghindari perdebatan

berdebat dengan orang dengan kesadaran yang diragukan seperti ini tidak akan ada ujungnya bukan?

"Seharusnya kamu bersyukur dipuji oleh seorang Putri mahkota NUAHAHAHA. Oh ya dimana unicornku? " tanyanya sembari melirik kesana kemari berharap menemukan unicornnya

"Putri mahkota...? " tanyaku untuk memastikan dengan ekspresi bingung

Pffft apa aku tidak salah dengar aku ta menyangka dia akan berhalusinasi seperti ini

"Iya aku, aku Putri mahkota yang tercantik, terputih, termulus Hahaha!" Ucapnya sembari mengelus ngelus lengannya dengan di iringi sedikit tawa elegan layak seorang anggota kerajaan
"-OHHH! astaga aku harus syuting gimana ini, kamera! Aku butuh kamera! Kamu! Berikan ponsel mu, aku harus segera syuting Ceeeeepaaaaaat ヽ(> Д <)ノ" titahnya dengan nada uring uringan dan sedikit histeris berlari kecil kesana kemari

Aku rasa aku ta bisa membiarkan dia mengamuk dan histeris seperti ini bukan? lagipula aku telah diminta untuk mengawasinya jadi aku harus mengikuti apa mau nya hingga mereka kembali dan menangani nya.

Aku pun mengeluarkan ponselku dan turun dari kasur lalu berjalan ke arahnya sembari membuka pin ponselku

"baiklah akan aku rekam jadi bersiaplah " ucapku sembari memposisikan ponselku dan mengarahkan kamera ponselku padanya

"Letakan saja di sanaaa agar bisa lebih leluasa cepaaaat, para kawanan badak laut akan datang untuk menjemput " titahnya sembari menunjuk nunjuk sebuah meja nakas di depannya

Badak laut...

aku terkekeh kecil dan menggelengkan kepalaku lalu meletakkan ponselku di atas meja yang dimaksudnya

"Baiklah yang mulia kameranya sudah siap" aku pun berdiam di sisi kiri meja sembari memperhatikannya bersiap siap.

Saat ponselku mulai merekam dia pun mulai ber-acting, berbicara dan berjalan layaknya Princess princess Disney. Berjalan kesana kemari dan sesekali berputar putar lalu mengoceh ini itu aku tak dapat menahan lagi tawaku.

Aku sedikit terkagum saat dia menyanyikan salah satu lagu Disney. aku ta tahu apa judul lagu tersebut tetapi aku cukup yakin itu merupakan lagu dari film Frozen. Dia benar-benar memiliki suara yang Bagus dan Indah kurasa.

"Dan sekarang saatnya tuan Putri mencium pangeran nya"
Ucapnya setelah menyanyikan beberapa buah lagu kini dia terlihat mencari sesuatu dan berjalan ke sana kemari untuk ke sekian kalinya. Tak ku sangka dia mengambil gunting dan mulai mendekatkannya ke bibirnya dengan pose layaknya sedang berciuman dengan manusia

"Jangan! "
Dengan sigap aku berjalan mendekatinya dan kuraih gunting di tangannya sebelum gunting itu menyentuh bibirnya menggunakan tangan kiriku dan menyembunyikannya di saku belakangku .

Yang benar saja Apa gunting ini terlihat seperti manusia..? Dan aku terlihat seperti mamalia..

"Itukan pangeranku HUWAAAAAAAAAA( '༎ຶД༎ຶ') "

Astaga dia mulai menangis histeris

dia memukuli dirinya sendiri pipi nya hingga memerah. Aku harus menghentikannya sebelum aku yang diminta pertanggungjawaban atas pipi merahnya itu.

"Oke oke baiklah, tapi aku sarankan jangan pangeran yang ini dia licik dan juga busuk, aku mohon berhentilah menangis Tuan Putri. Cantikmu akan luntur jika seperti itu kumohon tersenyumlah"
'Kuraih dagu putih kecilnya dengan tangan kiriku dan mengusap pipinya yg merah dan basah itu. Kurasa dia sudah tenang sekarang bahaya jika dia mengamuk dengan keadaan seperti ini tempat ini akan terlihat seperti kapal pecah

"Baiklah ( ' ﹏`)" pipinya kini mengembung tangisanya sudah mereda tetapi masih terdengar sedikit isakan tangis dari mulutnya

"-oleh karna itu, jadilah pangeranku walaupun kamu seekor unta tapi wajahmu tidak buruk itu, justru terlalu tampan untuk seekor unta karna itu jadilah pangeranku. Tak lengkap rasanya tuan Putri tanpa pasangan (っ˘̩╭╮˘̩)っ"


Dia kembali menangis dan memukuli dadaku terdengar dia sesekali meracau tidak jelas.

Astaga... Mengapa dia manis sekali

"Baiklah, jika begitu aku akan menjadi pangeran mu" balasku dengan senyum simpul di wajahku.

Aku tak percaya aku sekarang sedang berlutut menghadap seorang laki-laki memegangi tangannya dan berbicara seperti ini kepadanya, tetapi di sisi lain jika di pikir pikir dia ini untuk seukuran laki-laki... ia terlalu kecil. Ia memiliki tubuh yang kecil kurus dan putih lagi pula tinggi tubuhnya hanya setinggi daguku

"ヽ('▽`✿)/ yeaah, now kiss me my prince.." ucapnya begitu kegirangan sembari menghapus air matanya aku dapat melihat betapa sumringahnya ia saat ini

Apa aku harus terlibat begitu jauh dengan hal ini?

aku rasa sudah cukup diriku bermain peran sampai sejauh ini. Aku harus segera mengakhirinya lalu memanggil mereka kembali untuk mengawasinya dan menangani halusinasinya sebelum dia bertindak lebih nekat seperti tadi. Aku mencoba berdiri menghadapnya dan memegang lengannya

"Maaf tuan putriku aku tid-"
Secara tiba-tiba Dia menarikku dengan sepenuh tenaga hingga membuat bibir kami saling bertautan. Aku tidak menyangka ini akan terjadi dalam hidupku, ini adalah peristiwa aneh dan juga konyol tetapi di sisi lain aku juga merasakan sesuatu hal yang berbeda tapi aku tidak tau apa itu.

Karna terbawa suasana aku tak sadar kini tautan kami semakin dalam, dia meletakkan tangannya di pundakku dan sekarang aku memegangi tengkuk dan pinggangnya agar ia tak terjatuh karna posisi kami sedikit condong ke arahnya. Setelah seberapa saat kami pun melepaskan tautan dan mengatur nafas masing-masing.

"Thank You My Prince, I Love You " ucapnya dengan senyum memerkah di bibirnya hingga kurasa kini matanya pun ikut tersenyum. Ku rasa ia memiliki ekspresi yang indah saat tersenyum seperti ini. Senyumnya begitu menghipnotis membuatku secara tak sadar membalas senyumannya seperti orang bodoh.

Seharusnya aku menghiraukan perkataanya saat ini tapi kenapa begitu sulit untuk dihiraukan ?. lagi pula ia tidak sadar saat mengatakannya bukan?

Aku merasa ada sesuatu yang janggal saat menengok ke sebelah kanan dan aku tersadar

Videonya masih merekam..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love MushroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang