Chapter 3. Ravaged

14 4 0
                                    

Beberapa menit sebelum virus menyebar.

Beralih ke Ivana, Izac, dan Alin saat di kantin sekolah sebelum virus benar-benar belum menyebar.

Alin dan Izac yang sedang duduk di meja kantin, menunggu Ivana yang sangat bimbang memilih makanan yang akan ia beli.

"Ck. Kebiasaan sekali Ivana, aku sudah bilang kepada dia untuk tidak memilih-milih makanan. Namun tetap saja dia melakukan itu. Benar-benar anak yang bandel... ."
Kata Izac yang lelah akan kelakuan adik kembar nya sendiri.

"Bukankah itu lucu?." Jawab Alin sambil bergurau.

"Hey, Hey!. Lihat aku membeli kedua makanan yang aku pilih tadi!." Ivana mengatakannya dengan sangat senang dan gembira.

Lelah dengan kelakuan Ivana, Izac hanya menggelengkan kepalanya.

Ivana mulai duduk di meja kantin berjejeran dengan Alin dan berhadapan dengan Izac.

"Apakah kalian tahu?, tadi di UKS sekolah suasananya sangat aneh bukan? Seperti tidak ada kehidupan." Kata Izac

"Dan biasanya, UKS sekolah itu selalu terang walau UKS tak berisi." Lanjut Izac yang membuka topik sembari memakan makanannya.

"Aku setuju dengan mu, UKS terlihat sangat dingin dan tak berisi." Ujar Alin.

"Maka dari itu, aku mengajak kalian untuk beristirahat di UKS tanpa perlu mengikuti pelajaran." Ulasan Ivana dengan bercanda.

Lagi-lagi Izac dan Alin hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Sesaat Izac, Alin, dan Ivana sedang makan, tiba-tiba ada seorang siswi yang berada di depan pintu kantin dengan keadaan yang mengenaskan.

Perutnya robek seperti di cakar, pipinya berlubang dan ada bekas gigitan, rambutnya acak-acakan seperti dicakar berkali-kali.

Para siswa dan siswi yang ada di kantin sangat terkejut dengan keberadaan siswi tersebut.

Ada yang berteriak histeris, ada yang lari ketakutan. Ada juga siswa-siswa yang membantu siswi yang terinveksi tersebut.

"Apa-apaan itu?!." Kata Izac sembari melihat kerumunan siswa yang membantu siswi tersebut.

"Ap...apa itu? Aku takut." Jawab Alin yang ketakutan, sembunyi dibelakang Izac.

Tanpa basa basi, Ivana yang pemberani langsung melangkah menuju ke kerumunan siswa tersebut.

Namun, dicegah Izac yang langsung memegang tangan Ivana.

"Apa yang kau lakukan!." Kata Izac dengan tegas sembari menggandeng tangan Ivana.

"Apa lagi! Tentu saja mencari informasi!." Jawab Ivana dengan lantang.

"Tidak! Jangan pergi! Lebih baik kita yang pergi dari sini!." Perintah Izac.

"Ah! gak mau! Makanan ku belum habis!." Jawab Ivana sembari mengeluh.

"Jangan banyak mengeluh! Ayo!." Perintah Izac sembari menggandeng tangan Ivana.

"Tap...!" Kata Ivana yang berbarengan dengan teriakan seorang siswa.

"Kyaaaaa! Tolong! Seseorang tolong! Dia digigit perempuan itu!." Teriakan seorang siswi yang melihat siswa yang tergigit saat menolong siswi yang terinveksi.

Seketika kantin sekolah porak poranda oleh siswa siswi yang ketakutan dan ingin kabur.

Siswi yang terinveksi, mulai mengejar satu persatu para manusia yang ada di sana. Bahkan siswa yang tergigit, juga mulai berubah menjadi zombie.

Tanpa pikir panjang, Izac langsung menggandeng kedua tangan gadis tersebut dan menyeretnya lari keluar dari kantin.

"Hah???!!! Apa yang terjadi Izac?! Aku takut." Alin yang bertanya sembari ikut berlari mengikuti iringan langkah dari Izac.

Live With Virus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang