Part 15: Kesempatan Berharga

1 0 0
                                    

Kapan terakhir kita bertemu dan bermain?
Jika aku tidak salah mengingat, adalah saat perpisahan sekolah. Tujuh tahun yang lalu.
Bentang waktu yang tidak sebentar.

Aku sesekali menyukai dan meninggalkan komentar pada postinganmu.
Aku sesekali mendengarkan pencapaianmu lewat kawan-kawan. Aku sesekali ikut membagikan puisi-puisi yang berserakan di laman blogmu.
Tanpa sadar, aku pelan-pelan mengenalmu lebih banyak dari sebelumnya secara tidak langsung.

Kapan terakhir kita mengobrol?
Jika aku tidak salah menebak, adalah dua minggu yang lalu pada kolom postinganku.
Kamu mengirimkan sebuah ucapan selamat atas terbitnya buku pertamaku.
Kita mengobrol dengan durasi yang cukup lama dan berakhir dengan janji untuk bertemu.

Kita bertemu kembali setelah melewati badai patah hati masing-masing.

Firasatku berkata untuk tidak berbasa-basi lagi.
Aku meminta ijin untuk mengenalmu perlahan, secara langsung.
Kamu pun memberikan kesempatan itu, kepada aku yang bukan apa-apa dibandingkan dengan mereka yang pernah hadir di dalam hidupmu.

Sepotong lirik yang dibawakan oleh Adera mengalun tiada henti ketika ada ataupun tidaknya kamu.

Dan kau hadir. merubah segalanya menjadi lebih indah.

Aku menjadi seorang yang beruntung, mendapatkan pelangi seusai badai menerjang. Menjadi seorang yang memiliki harta. Karena sebaik-baik harta adalah kamu, perempuan sholehah.

ISYARAT HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang