Setelah keluar dari ruangan uks, Dess berbalik menatap Garto yang baru saja menutup pintu uks.
" Aku mau ngomong sama kamu." Ucap Dess sambil menatap Garto tepat di matanya.
" Yaudah, ngomong aja." Balas Garto tenang yang dibalas decakan pelan oleh Dess.
" Ya ngga disini juga, dodol. Banyak orang,"
Beberapa menit kemudian, Dess dan Garto sampai di rooftop sekolah. Dess berjalan ke arah pembatas rooftop diikuti oleh Garto di belakang nya.
" Ko bisa berantem?" Tanya Dess langsung sambil menoleh ke arah Garto, yang ditanya juga menolehkan pandangannya pada gadis disamping nya itu.
" Gapapa, biasalah, laki-laki wajar berantem." Balas Garto sambil menatap kembali langit biru di hadapan nya.
" Gak, aku gak nanya itu. Aku tanya alasan nya," bantah Dess,
" Aku gak suka kamu nyembunyiin sesuatu dari aku." Lanjutnya, ia masih menunggu jawaban dari Garto.
Beberapa detik berlalu, tidak ada suara yang keluar dari bibir Garto, lelaki itu hanya menghela nafas kasar.
" Oke." Final nya, ia memposisikan tubuh nya agar berhadapan dengan Dess.
" Ini ada hubungan nya sama kamu." Ucap nya pelan, sebenarnya ia tidak ingin membicarakan ini lebih lanjut, tapi ia juga tidak bisa berbohong pada gadis dihadapan nya.
" Aku?" Tanya Dess pelan,
Garto mengangguk, lalu meraih kedua bahu Dess lembut,
" Dia marah, karena semalem dia liat kita di timezone. Dia bahkan foto kita, Dess." Jelasnya.
Flashback
Siang itu, Garto sedang berjalan santai menuju kelasnya setelah pelajaran olahraga, ia berniat untuk istirahat di dalam kelas.
Saat sudah masuk ke dalam kelas, ia dikejutkan oleh Tian yang sudah berdiri dihadapan nya dengan lengan yang terkepal di kedua sisi tubuh nya.
" Tian." Panggil Garto pelan, ia berjalan mendekat pada teman nya itu. Namun, tanpa aba-aba Tian langsung memukul rahang Garto cukup keras hingga wajahnya tertoleh ke samping.
" Tian, lo kenapa? kenapa lo mukul gue " Tanya Garto berusaha setenang mungkin, ia tidak tahu setan apa yang merasuki teman nya ini sampai semarah ini.
" Lo yang kenapa." Tekan nya tajam, " maksud lo?" Tanya Garto tidak mengerti.
" Lo jalan kan sama Dess, semalem." Ucap Tian yang membuat Garto diam membeku, dari mana Tian tau? pikirnya.
" Ngga, gue gak jalan sama dia. Udah gue bilang, gue gak suka sama dia." Bantah Garto yang dibalas kekehan sinis oleh Tian.
" Gausah ngeles lo." Tian kemudian mengeluarkan handphone nya dan menunjukan sesuatu yang membuat Garto tidak dapat mengelak.
Itu foto Garto bersama Dess di sebuah timezone semalam. Tapi, dari mana Tian bisa mendapatkan foto dirinya, pikir Garto.
" Gimana? Lo udah gak bisa ngebantah lagi." Ucap Tian tajam, ia menyimpan kembali handphone nya di saku celananya.
" Tian, ini gak kaya yang lo pikirin, gue gak ada apa-apa sama dia." Ucap Garto mencoba menjelaskan.
" Nyatanya, itu sama kaya yang gue pikirin." Sanggah Tian cepat,
" Lo pacaran kan, sama dia."
" Dengerin penjelasan gue, Tian." Tahan Garto, ia tidak tahu jika ini semua akan terjadi.
Ia memang berpacaran dengan gadis bernama Dess, mereka sudah menjalin hubungan kurang lebih dua tahun setengah. Dan mereka memang merahasiakan hubungan mereka, karena mereka tahu jika Tian menyukai Dess.
" Bacot!"
Setelah itu, perkelahian pun terjadi.
End of flashback
" Jadi, kalian berantem gara-gara aku?" Tanya Dess pelan, setelah mendengar cerita Garto, ia rasa sumber masalahnya disini adalah dirinya.
" Ngga, kamu jangan ngerasa bersalah." Ucap Garto, ia tahu gadis nya ini pasti merasa bersalah setelah tahu cerita yang sebenarnya.
" Ngga, Garto. Kalian berantem gara-gara aku kan?" Tanya Dess lagi, yang dibalas oleh gelengan kepala oleh Garto. Ia kemudian meraih tubuh Dess dan memeluknya.
" Coba aja aku gak pindah kesini, semuanya gak akan jadi gini. Dia gak akan suka sama aku, dan kalian gak akan berantem cuma gara-gara aku." Gumam Dess pelan karena teredam dalam pelukan Garto.
//
Dilain sisi, Prom dan Mick sudah sampai di Apartemen milik Prom.
" Ih, turunin. Udah sampe ini." Ucap Mick pelan, karena dari sekolah tadi ia digendong ala koala oleh Prom hingga sampai di Apartemen. Ya, kecuali di mobil. Prom kan nyetir.
" Ngga, udah enak kek gini." Balas Prom sambil menatap Mick dalam, membuat yang dipandang malu. Menyadari kemungkinan pipinya memerah, Mick langsung menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Prom sambil memeluk nya erat.
" Ko sembunyi, malu ya. Sampe merah gitu pipinya. " Goda Prom sambil mencoba melihat pipi Mick yang bersemu merah.
" Ih, gamau. Jangan liat!" Seru Mick sambil menggoyangkan tubuhnya, berharap Prom tidak melihat wajahnya.
" Jangan sembunyi dong, sini liat, mana muka cantiknya. " Goda Prom, lagi. Mick yang mendengar kata cantik langsung menatap Prom dengan pandangan kesal.
" Aku ganteng, bukan cantik!" Seru Mick mendelik kesal pada Prom yang terkekeh gemas melihat reaksi Mick.
" Masa ganteng gini, ini mah cantik." Balas Prom jahil, Mick yang mendengar itu merengut kesal.
" Aku itu, ganteng, P'!" Ucapnya memberi penjelasan, ia tidak mau kalah dari Prom, pokoknya.
" iya-iya, kamu ganteng." Final Prom mengalah.
//
To be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
I.F.L.Y : PromMick [ hiatus ]
Fanfictiona first story about PromMick ✨ Warn ! GAY Story.