Namaku Susanti Amelia biasa dipanggil Amel, aku anak bungsu dari bapak Kanta dan ibu Yanti, aku punya dua kakak perempuan dan satu kakak laki-laki. Usiaku saat itu menginjak enam tahun, baru memasuki kelas satu SD.
Aku hidup di dalam keluarga yang harmonis, namun seiring berjalannya waktu entah kenapa semuanya berubah.
"Mamah..." Panggilku di dalam kamar ingin di bangunkan dari tempat tidur, karena biasanya setiap bangun tidur aku selalu di bangunkan oleh mamah dan di gendong oleh bapak. Aku paling manja di antara kakak-kakak ku.
"Apa? Mamah di dapur lagi angetin nasi" jawab mamah.
"Bungunin Amel, amel udah bangun"
Tak lama mamah pun datang menarik tanganku untuk duduk
"Bapak mana?" Tanyaku pada mamah
"Bapak belum pulang dari masjid nak" jawab mamah sambil kembali pergi menuju dapur.
Tak lama pintu depan pun terbuka tandanya ada orang yang masuk dan itu adalah bapakku yang pulang dari masjid. Kebetulan di rumah ini hanya ada 2 kamar, 1 ruang tamu, dan 1 dapur, di rumah belum mempunyai kamar mandi pribadi, jadi kalau mau mandi, nyuci baju, atau semacamnya harus ke kamar mandi umum yang tempatnya di belakang masjid dan kebetulan dekat dengan rumahku hanya berjarak 4 meter saja.
Aku tidur bertiga dengan mamah dan bapak kadang berempat dengan aa, sementara kedua tetehku di kamar depan.
"Eh, si bungsu sudah bangun" kata bapak sambil tersenyum melihatku"Mau di gendong?" Lanjutnya menawariku sambil duduk di pinggir ranjang yang siap untuk menggendongku di punggungnya. Kemudian aku pun langsung menyambar punggung kekar bapak sambil tersenyum senang.
"Pak, aku mau ke rumah Bela ya mau main boneka" izinku pada bapak, kebetulan rumahku dengan Bela berdekatan hanya berjarak beberapa meter saja
Bela adalah salah satu sahabat yang paling dekat dengan ku diantara yang lain, kita juga memiliki karakter yang sama yaitu pendiam.
"Ini masih subuh loh baru jam 5 pagi masa sudah main, nanti saja pulang sekolah mainnya" ujar bapak
"Aku ngga mau, aku mau sekarang! Aku juga sudah janji sama Bela semalam pulang ngaji, bangun tidur mau main boneka" Jawabku sambil merengek
"Yasudah, main sana. Tapi ingat jam 6 harus sudah pulang karena kamu harus bersiap ke sekolah" saran bapak menyetujui
"Oke" kataku sambil tersenyum senang sambil menyium pipi bapak, dan aku pun langsung berlari menuju rumah Bela.
"Bela..." Panggilku di depan rumah Bela
"Eh Amel, subuh-subuh sudah main aja. Tuh Belanya di dalam lagi jejerin boneka" jawab bapak Bela sambil menunjuk Bela yang sudah siap bemain boneka.
Aku pun langsung masuk ke dalam rumah Bela setelah izin dari bapaknya, kemudian kami pun bermain bersama.
Tanpa terasa, jam pun sudah bergerak ke angka enam, dan mamah pun menjemput ku untuk mandi dan sarapan sebelum berangkat sekolah.
____________
Hallo readers, selamat datang di cerita perdana author.
Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan, kata, dan tempat, jadi mohon di maklumi🙏
YOU ARE READING
HAPPINESS IN CHILDHOOD
Non-FictionNamaku Susanti Amelia biasa dipanggil Amel, anak bungsu dari bapak Kanta dan ibu Yanti. Aku mempunyai dua kakak perempuan dan satu kakak laki-laki. Aku hidup di keluarga yang harmonis, namun entah kenapa semuanya berubah seiring berjalannya waktu. ...