'Kenapa meninggalkan kalian terasa begitu
berat? Apa karena aku sudah menganggap
kita sebagai keluarga?'•°~°•
•°~°•Matahari pagi menyambut awal hari. Dorm sudah
dipenuhi kesibukan. Bukan kegiatan biasa atau
pekerjaan. Mereka sedang packing dan bersiap
untuk pulang kampung. Katakanlah Lee Sooman
sedang baik karena mereka memenangkan
penghargaan. Akhirnya diperbolehkan pulang
selama dua minggu.Keantusiaaan terasa sangat kentara. Tentu saja,
mereka rindu sekali akan pelukan keluarga.
Tapi sepertinya itu tidak berlaku bagi si pemuda
berkulit tan."Aku gak mau pulang hyuung!"
"Kenapa Haechan? Kamu gak kangen
orangtuamu? Saudaramu?" Tanya manager."Nggak tuh!"
"Hey nanti mereka sedih, Haechan. Pulanglah
pasti mereka kangen padamu." Taeyong mengelus
rambutnya pelan."Aku mau disini aja, atau ikut hyung ya?" Raut
wajahnya berubah memelas."Tidak bisa, kita semua mau family time. Lagian
dorm akan dirombak setelah mendengar
keluhan-keluhan dari kalian" balas manager.
Haechan semakin cemberut."Kalau gitu, aku mau di dorm dream aja." Pemuda
itu mengambil ponsel dan berusaha menghubungi
Jeno."Dia kenapa tidak mau pulang?" manager berujar
pelan."Mungkin ada masalah, hyung. Biarkan saja, dia
harus pulang untuk menyelesaikan masalah itu,
daripada kabur" sahut Taeyong yang disetujui
manager."Apa?! Dorm kalian juga dirombak?" seru Haechan
dan dibalas deheman dari seberang."Jadi kalian semua pulang?" tanya pemuda itu lagi.
"Iya, Haechanie"
Wajah Haechan tambah murung."Kapan kalian pulangnya? Aku masih bisa mampir
kan?""Nanti siang sih, kamu bisa mampir kok" jawab
Jeno yang kemudian telepon berakhir.Dengan terpaksa, Haechan ikut packing barangnya.
Melihat Haechan yang ogah-ogahan, Johnny pun
menghampiri pemuda itu."Kau baik-baik saja, Chan?"
Haechan menoleh dan tersenyum agar tidak
membuat hyung tersayangnya ini khawatir."Iya hyung. Aku hanya malas pulang."
"Emang tidak rindu rumah? Keluarga?"
"Tidak" balas Haechan cepat tanpa melihat Johnny.
"Hyung tidak tau apa masalahmu, tapi jangan lari
darinya. Kau harus menghadapi dan selesaikan
masalah itu baik-baik."Nasehat dari pria Chicago itu membuat Haechan
kembali menengok."Baik hyung."
Terlihat raut sendu di wajahnya, meski ia
tersenyum.Tak butuh waktu lama pemuda tan itu mengemas
barang. Akhirnya ia bersiap pergi ke dorm
dream, berkunjung sebelum perpisahan nanti
sekalian mengambil beberapa barang disana.
Dengan berbekal hp dan kaos yang masih dipakai,
Haechan memasuki taksi.***
Keadaan dorm dream tak berbeda jauh dengan
dorm 127. Berantakan. Terlalu sibuk mengemas
hingga mengabaikan kerapian tempat. Walaupun
di mata Haechan tidak se-berantakan itu, mungkin
karena mereka hampir selesai packing.
Setelah bosan melihat kondisi dorm, pemuda
mendapati Jisung sedang nyemil sambil menonton
tv.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang || haechan
Teen FictionKetika haechan sudah menemukan tempat pulang, sang abadi memintanya untuk definisi yang berbeda.