Bab 15

938 82 0
                                    

Andra kacau. Perasaan marah, kecewa, sakit hati dan frustasi berbaur jadi satu. Dua botol minuman keras bergelimpangan di dekatnya. Saat ini ia sedang berada di sebuah kamar motel di pinggiran kota.

Beberapa jam yang lalu, dengan rasa amarah dan kebencian di dada. Ia melarikan mobilnya keluar kota. Melampiaskan rasa frustasinya dengan minuman keras. Meja di kamarnya sudah hancur karena pukulannya. Mungkin pemilik motel akan memasukannya ke dalam tagihannya.

Andra merasa dadanya tercabik-cabik, kenapa rasanya sesakit ini? Lebih sakit dari saat pertama kali ia mengetahui Irni selingkuh dengan Erik!

Nicola. Perempuan pertama yang berhasil membuka pintu hatinya. Perempuan pertama yang menyembuhkan luka di hatinya karena penghianatan Irni. Siapa yang menyangka akan menjadi perempuan pertama yang kembali meremukan hatinya? Merajam jantungnya dan memotongnya menjadi serpihan?

Baru beberapa jam yang lalu, Andra merasa bahagia karena berencana akan memasakan makan malam untuk mereka berdua. Tapi sedetik kemudian, kebahagiaannya itu dihancurkan dengan kejamnya.

Kenyataan memang selalu menyakitkan! Andra yang baru keluar dari toko, secara tidak sengaja bertemu dengan Nicola di restoran diner tempat mereka biasa makan. Ia tidak sendiri, melainkan bersama Jones, Carmen dan juga...Ewin. Sepupunya, yang juga kakak dari Erik. Si sepupu penghianat.

Bagaimana mereka bisa kenal dengan Ewin? Dan kenapa Nicola terlihat begitu akrab dengan sepupunya itu? Meski agak heran, tapi melihat gadis yang dicintainya. Mengenyahkan semua rasa heran dan bingung di hati Andra. Dengan berseri ia hendak bergabung dengan mereka, saat kemudian langkah kakinya terhenti. Ia membeku di tempat.

"Jadi akhirnya si gunung es itu berhasil ditaklukan seorang Nikki Watson? Ha..ha.. tidak heran, mana ada yang sanggup menolak pesona seorang Nikki Watson? Apalagi kalau cuma seorang Andra!" Suara Ewin terdengar. Nicola hanya tersenyum kecil, meski Andra tidak bisa melihat senyum itu. Sebab Nicola duduk membelakanginya.

"Kau memenangkan taruhan itu, Nik. Oke, aku akan transfer uang kemenanganmu langsung ke rekeningmu, right?"

Taruhan? Jadi Nicola menjadikan dirinya sebagai obyek taruhan? Gadis itu tidak benar-benar mencintainya? Ia hanya berpura-pura? Dan dengan bodohnya, Andra masuk ke dalam rencananya. Ke dalam jebakan yang ia buat.

Kalau langit saat ini runtuh, mungkin tidak akan membuat Nicola sekaget ini. Saat mendengar suara benda jatuh di belakangnya, ia terlalu cepat memutar kepalanya hingga lehernya sakit.

Di sana, berdiri Andra dengan wajah dingin. Ada amarah dan kebencian berkilat di matanya. Kantong belanjaan di pelukannya sudah jatuh berserakan.

Sudah terlambat, sangat terlambat untuk Nicola menjelaskan semuanya. Andra sudah terlanjur salah paham dan membencinya.

Entah berapa lama Andra tinggal di motel murahan itu. Sampai dua hari kemudian, Jones menemukannya. Keadaan Andra sangat kacau. Botol-botol minuman keras berserakan, puntung rokok bertebaran di mana-mana. Rambut dan cambangnya tidak terurus, dan keadaan kamar yang hancur. Tercium bau tidak sedap dari tubuhnya.

Baru dua hari, tapi keadaan Andra sudah sekacau itu. Selama dua hari ini juga, sepertinya ia hanya minum minuman keras dan merokok. Benda yang tidak pernah disentuhnya. Kini menjadi akrab dengannya.

"Pulanglah, ndra. Nikki mencemaskanmu."

"Kau mengetahuinya, bukan?"Andra tidak menggubris kata-kata Jones. " Kau dan Carmen. Kalian tahu!"

"Kau salah paham, ini tidak seperti yang kau pikirkan!"

"Salah paham? Apanya yang salah paham? Aku sudah mendengar semuanya! Sialan kau, Jones. Sialan kalian semua!"

"Andra!"

"Aku hanya lelucon buat kalian kan? Di mata kalian, aku hanya badut konyol yang mudah di bodohi!"

"Tidak seperti itu, ndra! Demi Tuhan!"

"Aku selalu menganggapmu temanku, Jones! Tapi aku salah! Seorang teman, tidak akan melakukan hal yang kalian lakukan padaku!"

Jones tidak menjawab, tidak berkata apa-apa lagi. Sesungguhnya ada banyak hal yang ingin ia jelaskan pada Andra, tapi melihat keadaan Andra yang seperti ini. Ia merasa akan percuma saja bila ia menjelaskannya. Maka ia hanya berkata singkat.

"Bersihkan dirimu. Ikut aku pulang. Saat dirimu tenang, aku akan menjelaskan semuanya."

"Tidak ada lagi yang perlu dijelaskan, Jones. Kau penghianat! Cuma itu yang perlu aku tahu!"

"Aku bukan penghianat. Tenangkan dirimu dan ikut aku pulang, jangan berbuat sesuatu yang akan kau sesali."

"Aku tidak akan ikut denganmu! Pergi!"

"Oke, aku pergi. Tapi aku harap kau memikirkan lagi, ndra. Kau harus memberi kesempatan padaku dan juga Nikki untuk menjelaskan semuanya. Bahwa semua ini tidak seperti yang kau pikirkan."

Bitter sweet love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang