PROLOG

78 1 0
                                    

Udara pagi ini sangat dingin, sera memakai sweternya untuk sekolah. Setelah selesai dengan semua peralatan sekolahnya sera turun ke ruang makan untuk sarapan bersama mamah papah nya.
"Pagi ma, pa" sapa sera
"Pagi sayang" balas mamahnya sambil menyiapkan nasi goreng kepiring sera.
"Pagi ini kamu berangkat Sama siapa, ra? " papanya memulai pembicaraan
"Biasa pah, berangkat bareng Jeno. " balas sera sambil melanjutkan sarapannya
"Ya udah hati hati yah"
"Iya pah, hm... Ya udah sera mau berangkat dulu yah" ucap sera setelah menyelesaikan sarapannya. Kemudian sera langsung pamit pada mama papa nya karena Jeno sudah menunggu dari tadi.
"Selamat pagi tuan putri" sapa Jeno sambil tertawa renyah
"Apaan sih lo, lama lama gue potong tuh lidah" geram sera
"Ampun deh, sama pacar sendiri galak amat mba".
Jeno kemudian memberikan helm kepada sera, kemudian sera memakainya dan menaiki motor Jeno. Jeno melakukan motor nya dengan kecepatan sedang meninggalkan pekarangan rumah sera. Ditengah perjalanan Jeno seperti merasa gelisah dengan apa yang ada dipikirannya, melihat itu sera merasa tidak nyaman.
" lo kenapa sih jen?? "Tanya sera
" nggak papa kok ra"jawab Jeno sambil melirik sera dari kaca spion motornya, ada rasa tak ingin kehilangan dari soro mata lelaki itu.
"Jen, lo jangan boong deh sama gue"
"Hmm... Gue cuman takut suatu saat gue ga bisa liat lo lagi kalo gue egois. " Jeno mulai mengatakan kegelisahan nya.
"Lo ngomong apa sih jen,gue ga ngerti"ucap sera
" ah... Udah lah ga penting juga "jawab Jeno kemudian.
Setelah hampir sepuluh menit akhirnya mereka sampai diarea parkiran sekolah, tidak terlalu ramai karena jam masih menunjukan pukul 06:45 yang artinya bel masuk akan berbunyi lima belas menit lagi, setelah sampai sera turun dari motor jeno kemudian menyerahkan helmnya.
" makasih yah jen"ucap sera
Jeno hanya menatap gadis itu dengan raut muka yang sulit untuk diartikan.
"Lo kenapa sih jen? Dari tadi diem mulu, tangan gue pegel nih. " kata sera ketus karena uluran tangannya tidak digubris
"Ah... Iya sama sama" kata Jeno sambil mengambil helm dari tangan sera.
Mereka kemudian menuju kelas masing-masing, sera menuju kelas XII IPA 2 sedangkan Jeno menuju kelas XII IPS 3,setelah sampai sera kemudian menuju bangkunya yang terletak dibagian pojok, ya bagi sera pojok adalah tempat ternyaman, sepuluh menit belum masuk pun berbunyi kelas yang tadinya hanya ada beberapa orang kini menjadi ramai seperti pasar. Angel, dinda, dan widy mereka pun masuk.
"Wiiihh.... Tumben kalian telat? Biasanya kan udah pada stay di kelas. " tanya sera pada sahabatnya
"Biasa ada ritual dulu ama ayang" celetuk dinda dengan tawanya
"Eh... Emang lo punya ayang yah?? " tanya widy dengan nada mengejek
"Apa sih lo iri aja deh"
"Biasa ser abis ngerjain tugas sekolah dulu sambil sarapan dikantin" jawab angel menengahi .
Sera hanya ber"oh"ria, kemudian mereka duduk dibangku masing-masing. Tidak lama setelah itu guru pelajaran pun datang dan mulai mengajar. Suasana kelas hening karena sibuk memperhatikan.

Gibran dirgantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang