01 ; Sekolah baru

16 0 0
                                    

Senin, 5 Desember 2020

Di suatu malam yang dingin di kota San Fransisco, seorang gadis turun dari mobil taksi membawa tas besar di tangannya. Dia turun dengan raut wajah yang sedih. Gadis itu natap rumah yang ngga terlalu besar dan ngga terlalu kecil itu di depannya. Dia memejamkan matanya sejenak sebelum menghela nafasnya gusar.

"Permisi, ini kopernya." Ucap sopir taksi memberikan koper besar milik gadis itu.

Gadis cantik berambut panjang berwarna hitam kecoklatan itu memberikan beberapa lembar uang ke sopir taksi. "Terimakasih, pak." Ucapnya sambil tersenyum.

"Terima kasih kembali, saya permisi." Sopir taksi itu pergi dari hadapan si gadis. Dia noleh ke kanan dan kirinya maupun depan. "Sepi banget." Katanya dengan pelan. Dia nyadar kalau di perumahan ini tuh keliatan sepi dan cuma ada 1 atau 2 orang doang yang keluar rumah.

Dia jalan pelan menuju rumah yang bakalan dia tempati itu sendiri. Rumahnya emang ga besar atau ga kecil banget, cukuplah kalau dia tinggalin sendiri.

Dia ngeraih kantong celananya, ngambil kunci rumah dan mulai buka pintu rumah itu pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia ngeraih kantong celananya, ngambil kunci rumah dan mulai buka pintu rumah itu pelan.

Ketika masuk yang dia liat hanya furniture rumah pada umumnya, ada sofa, TV, rak buku dan lain-lain. Tapi ini masih ruang tamu. Belum kamar mandi, kamar tidur ataupun dapur. Dia pergi menuju kamar tidur pertama yang ga terlalu besar, naruh tas dan juga koper disana sebelum keluar dari kamar buat liat-liat seisi rumah itu. Rumah ini cuma ada 2 kamar, kamar pertama itu kamar utama jadi lebih besar dibandingkan kamar kedua yang ukurannya ga kecil amat. Dia jalan lagi buat liat-liat dapur yang bersih banget.

Lagi nikmatin suasana di dalam rumah itu dering hp pun terdengar di dalam kantong celananya. Dia mengangkat telpon itu.

"Kakak?"

"Verly, gimana rumahnya? Kamu merasa nyaman ngga? Ada keluhan ngga?"

"Ngga ada kak. Aku suka rumahnya, bersih sama rapi."

"Syukurlah kalau gitu, kakak sudah bersihin semuanya jadi kamu ga perlu bersihin lagi."

"Iya."

Kakak beradik itu terdiam untuk beberapa saat sebelum kakaknya yang bernama Albert bertanya.

"Kamu beneran mau tinggal disitu sendirian?"

Verly terdiam dengan raut wajah yang sedih. Tapi dia kembali senyum. "Serius kak, aku mau tinggal disini sendiri."

Bisa terdengar helaan nafas sang kakak di balik telepon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOU & METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang