Duapuluh Tujuh

330 16 0
                                    

Sesuai dengan rencana, Mark jalanin misinya. Dia berhasil nabrak mobil Tristan lalu dia bawa ke bengkel. Dia juga berhasil ambil kamera dashboard nya. Dan menemukan petunjuk keberadaan gue.

"lo bisa ngibulin polisi dengan cara hapus bukti cctv, tapi kamera dashboard mobil lo bisa nunjukin bukti itu, dasar bodoh" kata Mark.

Nggak lama kemudian Mark memberitahu Kak Jafran, Kak Joni dan Haikal.

"Jaf, gue udah nemuin lokasi Nayra disekap"

"ya udah kita langsung aja kesana!"

"jangan!"

"tunggu apa lagi?"

"kita nggak pernah tau mereka bersenjata atau nggak"

"gue nggak peduli"

"Jaf! Jangan gegabah! Kalau mereka bersenjata, bukan cuma kita yang celaka, tapi Nayra juga"

"terus gimana?"

"tadi gue udah minta bantuan tim untuk kesana sekalian bawa alat-alat, gue harap kalian ikutin instruksi gue, jangan sampai gegabah"

Sesampainya di tempat gue disekap. Mereka semua bersiap.

"kalian berdua ke pintu utara, kalian berdua ke pintu selatan, terus gue, Jafran, Joni dan Haikal ke sini" tunjuk Mark sambil memberikan perintah.

Sementara gue tergeletak lemas karena selama disekap gue nggak makan apa-apa.

"lo masih hidup juga" kata Tristan

"karena gue percaya bakal ada yang selamatin gue"

"jangan halu!"

"lo belum tau Kak Jafran sepenuhnya, dia lebih dari yang lo kira!"

"bisa apa dia? Pukulin orang? Ughh takut" Tristan meledek.

"kenapa diam? Mau sekuat atau secerdas apapun dia, kalau gue punya pistol, dia bisa apa?" katanya lagi.

"jahat! Lo jangan berani-berani buat nyakitin Kak Jafran!"

"santai aja, gue cuma punya dua peluru, jadi nggak akan lama kok"

"kalau gitu tembak gue sekarang!"

"nggak seru dong kalau sekarang, gue pengen si Jafran liat dengan mata kepalanya sendiri dan gue pastiin dia nyusul lo ke alam sana, karena setelah gue tembak lo, gue juga bakal tembak si Jafran"

"nggak! Lo nggak akan bisa!"

Tiba-tiba ada anak buah Tristan datang "Boss, ada yang menyusup ke tempat ini"

"siapa?!"

"kita nggak tau, Boss"

"kalian nggak becus! Gimana bisa orang-orang itu tau tempat ini?"

"jadi gimana Boss?"

"ngapain nanya? habisin mereka"

"gue bilang apa, pasti itu Kak Jafran mau nolongin gue"

"dan gue pastiin kalian berdua mati"

Tristan yang sedari sibuk memantau keadaan lewat cctv di layar komputer membuatnya lengah. Gue berhasil lepasin tali yang mengikat kaki gue.

Krettt. Gue berusaha buka pintu itu tapi terdengar oleh Tristan.

"sialan! Lo mau kemana?"

Gue melarikan diri. Gue berusaha lari dengan sisa tenaga yang gue punya.

"berhenti atau gue tembak!" teriak Tristan sambil berlari ke arah gue dan diikuti oleh tiga anak buahnya.

Bruk. Gue menabrak seseorang. Ternyata itu Kak Jafran.

"Nay! kamu nggak apa-apa?"

"Kak" gue nangis.

"Nayra!"

"Kak Joni"

"Jafran Gautama... rupanya lo bawa pasukan!"

"sialan! Lo apain Nayra sampai kaya gini!"

"sekarang keputusan ada di tangan lo, serahin perusahaan lo atau hari ini bakal jadi hari pemakaman kalian"

"nggak bisa!" tiba-tiba Kak Jafran dan yang lainnya melawan Tristan dan anak buahnya.

Gue yang melihat pertengkaran itu benar-benar ketakutan. Apalagi Tristan membawa pistol.

Gue bener-bener nggak tahan lagi. Gue harus bantuin mereka. Seketika gue melihat batu. Langsung saja gue melemparnya ke arah kaki Tristan.

"akhh" Tristan kesakitan dan pistolnya jatuh ke tanah.

Kak Jafran dan Tristan saling berusaha mengambil pistol itu. Namun sayangnya pistol itu berhasil kembali di tangan Tristan.

Dorrr.

Suara pistol itu menambah ketegangan. Ternyata Tristan menembakkan pistolnya ke lengan Kak Jafran.

Dorrr.

Suara tembakan lagi. Kali ini Mark yang menembakkan pistolnya ke kaki Tristan.

"saudara Tristan! letakkan senjata anda!" teriak Mark.

"sekali lagi, saudara Tristan letakkan senjata anda!" teriaknya lagi.

Namun Tristan tetap nekat walaupun kakinya sudah terluka. Dia mengarahkan pistolnya ke arah Kak Jafran.

Gue yang melihatnya langsung berlari "Kak Jafran awas!!!"

Dorrr.

Akhirnya apa yang diinginkan Tristan pun berhasil. Dia berhasil menghabiskan peluru yang ada di pistolnya.

Iya, kali ini gue yang tertembak di bagian perut. Karena gue berusaha ngelindungin Kak Jafran.

"NAYRA!" teriak Kak Joni.

"GAK MUNGKIN!" teriak Kak Jafran sambil menepuk pipi gue biar gue sadar.

Sementara Tristan menyerahkan diri pada polisi. Karena tujuannya selama ini sudah terwujud. Dia berhasil bikin Kak Jafran dan orang tersayangnya terluka.

"g-gue telpon ambulance" kata Haikal.

"Nay! sayang! bangun! Kamu harus kuat!" rasa panik dan tangis Kak Jafran sudah nggak karuan.

Begitupun Kak Joni "Nay, gue mohon lo harus bertahan! Lo nggak mau kan gue jadi Kakak yang gagal, tolong Nay!!"

Gue sedikit tersadar "m-makasih"

"makasih udah cari Nayra" gue berusaha bicara walaupun dengan suara kecil.

"iya Nay! kamu jangan banyak bicara dulu ya, sebentar lagi ambulance datang" kata Kak Joni.

"Kak Jafran...kamu tau kan? kalau Nayra sayang banget Kakak"

"aku tau Nay, dan aku lebih sayang kamu! Jadi tolong bertahan ya! terus kita wujudin sama-sama wishlist kita, Nay"

"aku ngantuk..." tiba-tiba gue memejamkan mata kembali.

"NAYRA!!!"

-------

TO MY CEO | JAEHYUN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang