pulang

28 7 0
                                    

Dirga kalau selesai kelas biasanya lanjut nongski.

Itu dulu, sebelum kenal Tara. Sejak Tara deket sama Dirga, beberapa kebiasaan Dirga yang awalnya, nda jelek-jelek amat sih, tapi jadinya makin bagus. Jadwal tidurnya makin cakeup, tapi yang namanya anak pendok ga akan pernah dapat jam tidur yang banyak, iya kan:). Dirga ngga lagi nyari mati dengan nyambi 3-4 kepanitiaan dalam sebulan, sejak Tara kasi ceramah panjang kali lebar kali tinggi.

Oh, dan masi banyak lagi. Tapi yang paling kentara, kalau temen-temen dekat Dirga ditanya satu-satu apa yang paling berubah dari sosok bentangan biru penuh bahagia tersebut,

Dirga makin bahagia.

Ngga, Dirga ngga sekurang bahagia itu kok sebelum kenal Tara, ngga.

Cuma, kalau kata Hiro, sohib Dirga dari SMA, "Dirga paling susah kalau disuruh berubah."

Pola hidup Dirga sejak masuk dunia perkuliahan-bahkan sebelumnya juga-itu nda banget. Ngga sehat. Tidur kurang, makan kalau niat ada aja, jadi kalau lapar ya didiemin aja, tunggu niat datang. Makanannya juga sering banget ngga sehat, fast food, mie? no, pasta cepat saji bro, batagor, gacoan, aduh.

Makanya, sebulan setelah PDKT sama Tara, Hiro dan segenap kawan dekat Dirga kaget. Tumben diajak nongkrong nolak, katanya mau nyicil materi. Diajak mabar jam 2 yang biasanya gas aja, tumben baru dibales pagi katanya semalam ketiduran. Pas diajak makan di kantin yang biasanya ga mikir dulu gas aja pesen batagor, ini tiba-tiba aja bawa bekel-lebih kagetnya lagi, menunya 5 sehat, Tara sempurna(kata Dirga ga ada yang sempurna selain Tuhan, lagu, rokok, dan Tara).

Iya, perubahan drastis Dirga ini disebut dengan, "efek samping Bumantara"-Tara geleng-geleng kepala aja dengernya.

.
.
.

"Kakak besok ada kelas ampe sore, kamu mau dianter pulang dulu?" vcall tiap malam udah jadi rutinitas buat pasangan yang udah bareng sejak setengah tahun lalu ini.

"nda," lucu banget ayanknya, kucek-kucek mata ngantuk gitu:', "mau nunggu kakak..."

"di perpus?"
"iyaaaa"

Hening, di layar tampilkan yang satu terbaring nyaman dengan selimut. Satunya lagi dengan cahaya laptop menerangi wajahnya.

"Kakak nda ngantuk?"
"hmmm? ntar ya, dikit lagi"
"huum. Dikitnya 30 menit lagi kah?" iseng, Tara suka sekali wajah pasrah Dirga saat diusili olehnya.
"iyaaa, 10 menit lagi-"
"20 menit yang lalu kakak bilang 5 menit lagi lese, sih"
"...." Dirga save apapun itu laporan yang sedang ia kerjakan, merapikan meja belajar, dan bergegas untuk siap-siap tidur.

"good boy~"
"kakak harus gonggong kah?"
"KAKAK"

.
.
.

Tara bukan tipe orang yang suka ngabisin waktunya du perpustakaan. Iya dia lebih prefer tempat sunyi nyaman daripada bising seru, tapi perpustakaan tidak pernah ada di top 5 nya.

Tara sejak dekat dengan Dirga makin sering datang ke perpustakaan. Bahkan penjaga perpus kampusnya sudah hapal kalau Tara datang ke peepus berarti lagi nunggu Dirga kelas atau nunggu kelas Tara selanjutnya, kalau Dirga datang ke perpus berarti mau jemput Tara.

Tara sebenarnya bisa naik motor-tapi ngga diijinin lagi oleh Dirga sejak Tara ngga sengaja nabrak trotoar. Okei, Tara punya pembelaan buat ini, hari itu kakinya lagi keseleo habis turun tangga buru-buru, terus pikirannya ngga fokus di jalan, then BOOM, pas lampu merah malah nabrak trotoar, kakinya tambah keseleo gara-gara nahan berat motor hampir jatuh.

Sejak saat itu Dirga yang mutusin buat Tara kalau mau pergi ke tempat yang cukup jauh, Dirga aja yang antar jemput, kalau masi di lingkungan gang masi bole naik motor sendiri.

Tara itu tsundere. Orang kalau baru kenal Dirga-Tara pasti mikirnya Tara ngga ada ngasi feedback balik buat perasaan Dirga.

Padahal, afeksi-afeksi yang sosok kecil Bumantara berikan untuk angkasanya itu terkadang, selalu berbentuk hal-hal kecil yang umum bagi orang banyak.

Kopi di pagi hari, tidak kemanisan dan tidak banyak airnya. Bekal makan siang dengan menu favorit atau sesuai permintaan Dirga. Tepukan kecil di punggung kala Dirga duduk di dekatnya.

Kalau tempat berpulang namanya rumah, terdiri dari 4 dinding dengan atap tanpa cela, pintu kokoh dan jendela berenda. Rumah Bumantara ada dalam sosok Dirgantara dan pelukan hangatnya.

Hari itu langit cerah tanpa awan, atensi Tara terpecah ke angkasa raya dibanding laporan tugas di depannya.

.
.
tbc
.
.

note:

maaf jadinya random gini🥲🙏🏻

tapi isinya per chap memang gituuu, lebih ke daily lifenya mereka aja..

iyha, ini ngebut ngetiknya biar dalam rangka taxi fee hyung-nim day wkwkwkw apaan ntuh😭

ya gitu deh, ini di update sesuka jati jadi jangan berharap banyak, jugaan ngga ada yang bisa di harapin dari lapak saya😁☝🏻

see u next tim, thanks sudah mampir<3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

berhantaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang