frightened

105 33 9
                                    

Prok! Prok! Prok!

"Wah, ada ada yang ulang tahun ternyata. Itu adikmu? Maaf ya, aku yang robek lehernya, dia cerewet sih."

Sesosok pemuda muncul dari balik rak buku yang berada tidak jauh didepan Graviel. Graviel tidak bergerak sedikit pun, pandangannya tetap kebawah sama sekali tidak melirik pemuda itu.

"Oh, jadi kakaknya bisu? Hahahhah, keluarga yang balance ya. Adik cerewet, kakaknya bisu." Ejek pemuda itu sambil berjalan mendekati Graviel.

"Dasar menyedihkan."

"Diam!" Graviel segera bangkit dan berlari kearah pemuda itu, siap untuk menghajarnya. Jarak mereka sudah sangat dekat, mata Graviel dan pemuda itu saling menatap.

Wushh~

Graviel membelalakkan matanya, terkejut dengan gerakan cepat dari pemuda itu seketika sudah berada di belakang Graviel. Pemuda itu menyeringai lalu langsung menendang Graviel, Graviel yang tidak ada pertahanan terpental jauh dan menghantam dinding perpustakaan.

"Aakkh!" Graviel mengerang kesakitan dan terjatuh lemas. Pemuda itu berjalan selangkah demi langkah mengarah jasad Sola.

"Pantas saja adikmu mati."

Graviel mengangkat kepalanya perlahan memerhatikan langkah pemuda itu. "Liat adikmu, pasti dia sangat menyesal mempunyai kakak pecundang sepertimu." Kaki pemuda itu dipijakkan diatas jasad Sola dan memandangnya rendah.

"Angkat kakimu cepat! Nanti bau sikil!"

Pemuda itu berdecih dengan tatapan kesal ia menginjak jasad Sola lebih kuat.

"ANGKAT KAKIMU SIALAN!"

Mengabaikan rasa sakitnya, Graviel kembali bangkit untuk menghajar pemuda itu. Tanpa ragu Graviel berlari dan berteriak meluapkan emosinya, "MATI KAU SIALAN!"

Lagi dan lagi usahanya gagal, kini tubuh Graviel melayang karena pemuda itu mencekik leher Graviel dengan keras, nafasnya pun menjadi berat. Tangan Graviel terus berkutik mencoba menggapai pemuda itu, tapi Graviel tidak kuat tubuhnya terlalu lemas.

Kesadarannya pun diambang-ambang. Sampai Graviel tidak bisa melihat. Pandangannya kabur, setelahnya Graviel hanya melihat cahaya putih yang sangat terang.

"Apakah ini akhir?"
Begitu tenang dan juga Graviel tidak merasakan sakit lagi. Ya ini adalah akhirku............

.

.

.

.

.

"Aaaakkhhhhh! Mataku! Bocah sialan! Mataku terbakar!"

Graviel mengerjapkan matanya. Betapa terkejutnya Graviel, dirinya masih hidup. Graviel terheran-heran siapa yang telah menolongnya, Graviel melihat kanan kiri, kosong tidak ada seorang pun.

Ini kesempatan Graviel untuk melarikan diri, tapi dirinya tidak ingin meninggalkan jasad Sola, Graviel terdiam bingung.

Sial! Graviel terlalu lama berpikir, tanpa sadar memberikan waktu pemuda itu untuk pulih. Pemuda itu menatap dengan tatapan yang begitu menyeramkan. Sinyal berbahaya muncul dibenak Graviel. Kewaspadaannya meningkat pesat kala melihat penampilan pemuda itu berubah. Bola matanya menjadi kuning keemasan, serta kuku-kukunya memanjang. Graviel paham situasi akan semakin buruk jika dia tetap diam.

Dengan cepat Graviel mengambil gelang yang ditangan Sola dan berlari kearah jendela, terus menerjangnya walaupun sempat terjatuh, Graviel tetap melanjutkan larinya kedalam hutan yang berada dibelakang sekolah.























The Half | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang