Sesampainya dikelas aku langsung duduk di bangku kosong yang sudah disediakan temen ku. Kenalin namanya raya sama ayana. Mereka temen deket ku semenjak awal semester ini. Meski begitu sifat mereka sangat bertolak belakang, si raya yang judes plus jutek sedangkan si ayana yang bodo amatan
"cie yang dianter doi" ujar ayana
"kalo mau pamer kemesraan jangan dikampus!" ketus raya
"idih iri ya wkwk, ga sengaja tadi. Kebetulan juga doi lagi sempet nganter. Ah ayana mah ga seneng banget liat temennya seneng" Balas ku
Begitulah kami, dengan perbedaan ini kami merasa dekat. Mata kuliah berjalan lancar seperti biasanya. Sehabis kelas aku dan teman- teman ku memutuskan untuk makan di cafe deket kampus. Aku seringkali curhat sama mereka tentang hubunganku dan Marcell. Namun setelah dikasi nasihat sama mereka tetela aja jiwa bucinku yang merajai, kadang- kadang hal ini bikin temen- temen ku geram.
Kami sering menghabiskan waktu bersama selayaknya anak muda, kamu sering kumpul sambil makan dan menonton film. Mungkin jika kita sedang males untuk nonton kita akan memilih untuk tidur saja. Sederhana namun sangat menyenangkan.
Minggu berlalu dan Bulanpun berganti. Ga terasa aku udah di penghujung tahun ini. Aku merasa semua baik- baik sampai aku terpikir tentang hubunganku dengan Marcell. Hubungan kami tergolong dewasa, ketika aku mulai bosan aku langsung bilang sampai kami mendiskusikan solusi buat ngatasin kebosanan ku akan hubungan kami. Komunikasi kami tergolong lancar malah tidak ada 1 hari pun tanpa seribu pesan darinya. Bayangkan seberapa intensnya komunikasi kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [On Going]
Romantik"Maaf cell, maaf banget aku gabisa tepatin janji aku buat nemenin kamu lagi, aku minta maaf cell"-Allysa Bagaimana ceritanya cinta yang dulu membahagiakan berujung pada luka. Cinta yang masih bersemi harus terlepas demi kelanjutan hidup?