Sang mentari mulai menampakan cahyanya. Anna mengerjapkan matanya berkali-kali menghalau silau sinar matahari yang mulai menerobos masuk melalui celah gordennya.
Sambil mengerang kecil dan merenggangkan otot-ototnya, Ia melirik jam kecil diatas nakas samping ranjang queensizenya itu. Sudah pukul stengah 6 pagi. Tangannya terulur untuk mengambil gelas berisikan air yang memang selalu tersedia diatas nakas tersebut. Anna mulai meneguknya sedikit demi sedikit hingga air tersebut tandas lalu mendesah lega saat tenggorokannya yang kering basah terkena air yang diminumnya.
"Selamaaatt pagii" dengan semangat Anna meneriakannya. Pagi ini dengan semangat 45 Ia bangkit lalu berjalan menuju kamar mandi yang berada didalam kamarnya. Ia sudah tidak sabar ingin sampai ke kampusnya. Sambil bersenandung kecil Ia mengisi bathup dengan air hangat. Tangannya terulur mengambil botol bubble bath beraromakan bunga lily favoritnya. Setelah dirasa cukup Ia mematikan keran air hangat tersebut dan mengaduk pelan menggunakan tangannya hingga air tertutup oleh busa-busa beraromakan bunga lily yang menenangkan.
Anna mulai menanggalkan pakaiannya satu per satu. Kaki jenjangnya mulai memasuki bathup hingga seluruh tubuhnya berada didalam bathup berwarna gading yang terbuat dari marmer. Tubuhnya mulai relax.
Anna bersenandung lagi sambil memainkan busa yang menutupi kulit kecoklatan miliknya khas wanita Asia. Dengan lihai tangannya membasuh seluruh tubuhnya mulai dari kaki, tangan, hingga leher. Setelah selesai Ia keluar dari bathup menuju bilik shower disamping bathup. Menyalakan shower dan mulai membilas busa-busa yang menempel ditubuhnya. Anna mengambil bathrobe yang tergantung didinding bilik shower dan memakainya sambil berjalan menuju walk in closet dengan handuk kecil ditangan untuk mengeringkan rambut basahnya.
Ia mengambil skinny jeans berwarna hitam panjang dan sweater coklat susu lengan panjang yang digulung hingga siku. Setelah selesai, Ia berjalan keluar menuju meja rias, mengambil hairdryer mengeringkan rambutnya. Setelah dirasa cukup kering, Anna mematikan hairdryer dan meletakkan ketempat semula. Tanggannya terulur mengambil bedak padat, menaburkan tipis-tipis di wajahnya dan memoleskan lipgloss berwarna pink pada bibir pink ranumnya itu. Wajahnya terlihat segar dan natural. Setelah selesai Ia menuju rak kecil di sudut kamarnya mengambil wedges berwarna coklat setinggi 7cm dan memakainya.
Setelah 30 menit bersiap-siap, Anna keluar kamar, kakinya melangkah menuruni tangga menuju lantai satu sambil bersenandung riang. Terdengar perbincangan kecil dari meja makannya,
'Ah pasti dad mom sama kak Dimas udh dimeja makan. Huh aku kyknya paling telat mulu' pikirnya dalam hati.
Setelah sampai dilantai satu Ia melangkah dengan melompat kecil hingga rambut hitamnya yg tergerai bergerak kekiri kekanan. Bertingkah seperti anak umur 6 tahun bukan gadis berumur 21 tahun selayaknya."Pagi dad, mom, kak dimiii" dengan senyum lebar menghiasi wajah cantiknya dan sontak mendapat pelototan dari kakaknya yang super ganteng itu.
"Pagi sayang" ucap pria dan wanita paruh baya bersamaan.
"Apaan lo kecil!! Nama main diganti seenaknya" cerocos Dimas dengan kesal
"Ihh kakak yang apaan" ucapnya sambil mengerucutkan bibir berpura-bura ngambek. "Itukan panggilan sayang dari adikmu yang cantik jelita ini" dengan nada yang pura-pura sedih "daripada aku panggil yang lebih aneh mau??" lanjut Anna sambil memeletkan lidahnya.
Dengan kesal Dimas mencebikkan bibirnya dan berkata "Oke fine kita end" dan langsung dibalas tawa oleh Anna.
Lalu Anna mulai memolesi roti bakarnya dengan selai kacang saat ibunya, Elisabeth berucap "Wah, kayaknya anak mama ini lagi seneng ya pagi ini? Senyum mulu daritadi"
"Paling gejala stres mom" ucap Dimas.
"Iyaadongg hari ini kan Anna udh masuk semester 7, bentar lagi lulus" ucap Anna dengan girang tanpa menghiraukan perkataan kakaknya tadi.
"Kamu mau kerja dimana nak setelah lulus? Mending kerja diperusahaan dad" ucap pria paruh baya bernama Arnold yang sedari tadi diam tak bersuara.
"Aku mau coba kerja diperusahaan lain dulu dad, nyari pengalaman"Arnold menghembuskan pelan napasnya, sudah berkali-kali Ia menawarkan pekerjaan di perusahaannya kepada anak perempuannya tapi selalu ditolak.
"Tapi dad tenang aja, nanti kalo aku bosen aku pasti kerja di kantor dad" ucap Anna dengan perhatian membuyarkan lamunan pria tadi. Dengan senang pria paruh baya itu berkata "Seriously sweetheart? Tenang aja dad pasti akan mempersiapkan posisi yang bagus-- "
"Gak dad, aku gamau diistimewakan gitu ah. Pokoknya aku mau wawancara kayak karyawan lainnya dan mulai dari awal kayak kak Dim" ucap Anna memotong perkataan dadnya.
"Yaudah kalo kamu maunya gitu, dad ngerti" ucap Arnold
"Wah hebat adek gue yang satu ini" ucap Dimas sambil menatap adiknya yang harus Ia akui memang cantik dan manis. Lalu matanya beralih menatap ayahnya "Dad, nanti kalo gitu Anna dijadiin Cleaning Service juga dong" lanjut Dimas sambil nyengir.
Mendengar itu Anna langsung mendelikan matanya kearah Dimas "No way! Guekan ngga bandel kayak lo dulu makanya dijadiin CS sama dad. Dasar jelek"
Dengan itu tawa Arnold dan Elisabeth pecah "Kamu ya Dim. Gamungkin dad jadiin adik kamu CS" ucap Arnold sambil berusaha menghentikan tawanya.
"Ga adil! Ini gak adil" ucap Dimas sambil berpura-pura marah.
"Sudah-sudah mending sekarang pada berangkat gih. Liat tuh saking asiknya sekarang udh hampir jam 8 loh"
"Yaampun" pekik Anna sok histeris "kenapa mom ga ingetin daritadi sih? Anna udah mau telat" Ucapnya sambil menghabiskan susu yang tersedia secepat kilat.
"Lah? Emang biasanya jam segini kan brangkatnya?" Tanya Dimas heran.
"Ya hari ini beda" Ucap Anna sambil mendengus.
'hari pertama semester akhir. Udh bangun pagi-pagi eh brangkatnya tetep aja jam segini' batin Anna kesal."Duluan ya mom dad kak Dimi" ucap Anna sambil berlalu.
"Ehh tungguin dek. Bareng deh kluarnya" teriak Dimas. "Aku bawa mobil sendiri ya Dad. Mom dad aku brangkat dulu mau mampir ke tempat lain. Bye" ucap Dimas."Hat-hati dear" ucap Elisabeth kepada kedua anaknya tersebut.
Didalam mobil, Anna menyalakan radio dan mengeraskan volumenya saat terdengar lantunan lagu Maroon 5, band favoritnya itu. Bibirnya bergerak ikut melantunkan lirik lagu tersebut.
Tak sampai 30 menit, mobilnya sudah terparkir rapi di parkiran kampus khusus mahasiswa di Universitas negri unggulan ini. Ia langsung mengambil buku-bukunya di jok penumpang sebelahnya setelah itu Ia keluar dari mobil Audy putih kesayangannya itu.Dengan perasaan senang dan senyum yang mengembang dibibirnya, kaki jenjangnya mulai melangkah dengan anggunnya menuju pintu masuk universitas tersebut.
Seperti biasa pandangan mata semua orang tertuju padanya. Para lelaki menatapnya dengan penuh kekaguman, sebagian wanita ada yang menatapnya dengan sinis, ada juga yang menatapnya dengan iri. Ya, Anna merupakan murid yang diincar karna paras cantiknya itu dan disegani dalam waktu bersamaan karna otak cemerlangnya.----------------------------------------------------
Akhirnya ngepost... hehheeh berhubung UN udh slesai, sesuai janji gw bakal lanjutin. Nah, part 1 udh published, maaf ya kalo berantakan kata2nya.. gapunya pengalaman soalnya:((
Kasih masukan ya guyss buat author yg satu ini.. Voment jgn lupa:DLove, xoxoxcalm
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me Baby
Romance"You really love him, don't you?" Pertanyaan yang selalu teman-temanku tanyakan, dan tak bisa kujawab. Masalahnya, cinta itu butuh kepercayaan, mana bisa aku percaya sama playboy kayak dia. Siapa yang bisa jamin dia ngga akan bermain wanita lain d...