Labilnya Mark

628 57 1
                                    

Happy Reading

Setelah balik dari club, Mark langsung pulang menuju apratnya, membersihkan badan dan menenangkan pikirannya dan tertidur. 

Hidup sendiri membuat dirinya hanya menyiapkan segala sesuatu sendiri, terkadang membuat dirinya terkadang merasa jenuh dengan aktifitas seberti ini di pagi hari. Aktifitas pagi hari Mark di awali dengan workout berskala sedang bila di hari biasa dan di waktu weekends di tambah dengan CFD. Maka dari itu Mark merasa membutuhkan sesuatu yang baru dalam kehidupannya.

Waktu sarapan Mark sering berfikir bila ada hal baru yang akan dia lakukan atau adanya orang baru. Memikirkan hal itu dengan berandai-andai sisi positif dan kemungkinan negatifnya tetap di pertimbangan. Memikirkan pekerjaan juga sering terjadi setiap ia sarapan itu bila pekerjaan yang dia ambil memiliki tanggung jawabnya yang besar atau materi rapat yang nantinya akan dilaksanakan.

~☆~

"Pagi Sajangnim" sapa para anak buah di perusahaan milik keluarga Jung.
Mark yang di panggil oleh anak buahnya hanya memberikan senyuman dan mengangguk kepalanya.
"Tuan, seperti biasa". Tanya ob disana
Lagi-lagi Mark hanya mengangguk sebagai jawaban. Yeri yang melihat heran karena sikap bosnya sedikit murung, dengan cepat yeri ikut masuk dan memberi beberapa berkas.

"Ada apa dengan mu, ini masih terlalu pagi sajangnim untuk murung".
"Aku hanya lelah".
"Serius !?".
"Iya Yer serius hanya lelah". Jawabnya sambil memberi raut wajah yang meyakinkan.

Ob yang tadi menanyakan tentang minuman yang terbiasa sedia di meja setiap Mark berkeja sudah datang. Dan sebelum Mark masuk kedalam ruangan berkata 

"Yer bisa kau tanyakan kepada sekertaris Direktur apa ia sudah tiba".
"Ada lagi ?".
"Tidak itu saja, dan terimakasih".
"Siap laksanakan". Yeri yang keluar dari ruangan mark sambil memberi hormat.

Mark mendapatkan informasi kalau Daddynya terlambat untuk masuk, ia hanya menghelakan nafal lemahnya. Entah apa rasanya mark ingin sekali bicara kepada orang tuanya tapi ia bingung untuk memulainya.

Jam makan siang Mark malah bertemu dengan sang Bunda yang ingin keruangan Daddynya. Alhasil dia diajak makan bersama dengan kedua orang tuanya.

"Bang kamu akhir pekan nanti ada acara". Tanya Daddy
"Tidak ada hanya olahraga atau bersantai saja mungkin, memang kenapa dad ?". Tanya kembali kepada sang Daddy.
"Hanya ingin mengajak mu ke rumah Kakek Kim, tadi Daddy mengatar Adikmu dan Bunda ke kantor dan sempat bertemu dengan Kakek". Sang istri hanya mengangguk kepalanya untuk meyakinkan apa yang dikatakan kepala keluarganya.
"Ke rumah Kakek Kim ya lihat nanti saja Dad". Daddy yang terbingung dengan jawaban Mark biasanya anaknya akan mengiyakan saja tapi tidak untuk kali ini. 

"Tumben...." baru mau melanjutkan anaknya sudah menjawab, mencegah kecurigaan sang Ayah
"Iya Daddy lihat nanti aku tidak begitu yakin bisa atau tidaknya kesana, siapa tau saja ada hal yang lebih penting nantinya".

"Tapi katamu tadi hanya olahraga dan santai, kalo tidak susul saja kemungkinan juga Daddy akan pergi kesana siang hari". Daddy yang mulai heran dengan sikap anak sulungnya.
"Hmmm (sambil memutar matanya) ini masih hari selasa Dad, jadi belum tau pastinya nanti, tapi aku akan memberi tahunya kembali".
"Sudah lah je anakmu juga butuh waktunya sendiri untuk dinikmati, tidak usah dipaksa bang". Bela sang bunda
"Ya nanti kabari saja kita kalo kamu mau menyusul". Bapak jung ini sudah tidak bisa berkata apa-apa kalo istrinya yang menjawab.
"Emang bunda yang terbaik". Sambil mencium pipi sang bunda

Di restoran tempat mereka makan pada ruangan vvip jadi aman dan nyaman. Memakan hot pot dengan meja melingkar di hadapannya suasana hikmat makan siang mereka tanpa si bungsu. Bukan tidak mau mengajak si bungsu ikut makan bersama tapi waktu Bunda mau pergi sempat bertanya kepada maneger bungsu masih sibuk atau tidak dan ternyata sibuk alhasil seperti sekarang.

Makan siang berakhir Daddynya sempat mengantarkan sang istri untuk balik ke rumahnya dan mark kembali berkerja.

Segala pertimbangan akhirnya mark tetap diam tanpa memberi tau yang akan dia tanya sebelumnya. Persaan Labil untuk diri sendiri terkadang membutukan energi, mood dan keputusan yang besar untuk mencegah adanya penyesalan nantinya.

~☆~

Pikiran terpecah dapat mempengaruhi perkerjaan apabila perkerjaan tersebut sedang terburu-buru atau sebuah projek yang besar, beruntungnya Mark kali ini tidak terlalu tergesah-gesah dalam hal tersebut. Mark sudah membagi beberapa porsi perkerjaan yang mana yang harus dikerjaakan terlebih dahulu. Memiliki sistem pemilahan perkerjaan dari bidang kecil hingga besar sudah atur dengan segala rupa bersama dengan sang seketaris. 

   
Takterasa waktu berjalan begitu cepat hari sudah semakin gelap. Rasa ingin cepat-cepat pulang dan mengistirahatkan badan setiap orang yang berkerja pasti sangat meninginkannya. Jalan beriringan untuk ke elevator atau lift Mark dan yeri menju basement and lobi. Cukup sepi karena memang ini sudah lewat dari jam pulang kantor.

"Yeri gimana kabar pacarmu ?".
"Baik sehat" sambil mencerna kata-kata atasanya.
"Ohh"
"Ada apa lagi kali ini mark ?".
"Yeri mungkin kali ini aku sedang jauh cinta".
"Sungguh". Yeri yang kaget mendengar lah itu "dengan siapa kenalkan ke pada ku".
"Aku bilang mungkin, karena ada beberapa hal yang membuat ku bingung kali ini".
"Bingung kenapa ?".
"Aku pun tak tau".
"Ya temui saja orang itu dan nyatakan yang kau rasakan".
"Tapi dia bahkan tidak mengenal ku".
"Yak gimana kau ini, mau menjadi penggemar rahasia kah". Yeri dengan emosi yang meluap karena tingkah teman sekolahnya ini sangat luar biasa. 

Mark hanya kekeh dengan dirinya sendiri, memang sedikit bodoh untuk hal seperti. Yeri sudah paham betul karna dia juga dulu tau Mark suka dengan temen sekolahnya tapi tidak mengungkapkannya dan berujung orang tersebut memiliki kekasih.

Suara dari elevator atau lift memisahkan mereka berdua dengan tujuan masing-masing.

~☆~

Sampai di apartemennya membersihkan badan dan makan malam masih memikirkan hal apa yang harus dilakukan. Mark membuka laptop mengecek beberapa berkas dan menutupnya kembali. muncul sebuah ide di pikiran Mark

"Apa aku harus tanya jeno ? Buat tau tentangnya !" dengan cepat mark mengelengkan kelapanya.
"Tidak tidak bisa-bisa aku yang ejek oleh jeno".
"Apa ke tempat kerjanya"
"Terdengar lebih baik bila bertanya dengan adek laknat ku itu". sambil tertawa kecil bila mengingat adeknya yang suka sekali mengerjai dirinya atau orangtuanya.

Senyum menjadi pemutup harinya dan beristirahat untuk tubuh yang sudah berkerja dari pagi hingga malam ini. Persaaan yang menggaungnya ini akhirnya mendapatkan suatu tidakan yang akan menjadi awal dari keingiannya. Rencana besok akan pergi ketempat kerja seseorang yang menanggung pikirannya. 

Rencana yang bagus memang terdengar sangat menggiurkan apa lagi bila rencana itu bisa membuat mood kita membaik dan menemui seseorang yang kita ingini menjadi hal yang luar biasa. Tetapi mark lupa sesuatu ia kan ketemu seseorang dengan kemungkinan 50% bertemu di hari kerja dengan kesibukan yang pasti berbeda dengan dirinya. Mark berdoa saja Tuhan sedang berbaik hati untuk mempertemukan dirimu dengan Nya.  

To be continued....

Thanks for reading
Please comment about my writing
And vote this book 💚
Salam dari pasangan jaedo and brothers markno

4.

85% looks mommy [ jaedo family]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang