PROLOG

19 2 0
                                    

"Aku nggak bisa jemput kamu!"

Azkia memejamkan mata dan mendesah lirih. "Kali ini kenapa lagi?"

"Aku dapet undangan mendadak tadi buat makan malam bareng anak kantor." Sahut Andrea diujung sana.

"Kenapa nggak ngasih tau dari tadi! " Ujar Azkia sedikit geram dengan pacarnya.

Terdengar dengusan disebrang sana, "Lupa, udah dulu ya rame disini nggak enak."

Tut!

Setelahnya panggilan terputus begitu saja. Menyisakan rasa kesal dan perih dalam dada gadis itu.

Azkia menurunkan ponsel dari telinganya sambil menatap kosong kearah depan. Demi tuhan ini sudah tengah malam, dan jelas tidak ada kendaraan untuk ia pulang.

Alasan kuat yang membuat ia amat sangat geram adalah. Apa susahnya pacarnya itu mengabari bahwa tidak jadi menjemput, dan mungkin dia bisa pesan gojek atau taxi dari tadi. Alih-alih berdiri didepan kantor berjam-jam lamanya seperti orang bodoh.

Ya bodoh! Menunggu orang brengsek yang penuh omong kosong itu adalah tindakan sangat bodoh yang sering ia lakukan.

Azkia memejamkan matanya dan berdoa sekali lagi dalam hati.  Tolong tuhan aku ingin cepat pulang, sungguh menakutkan berada disini sendirian.

"Kenapa belum pulang?"

Suara serak dari seorang pria itu membuat Azkia mengangkat wajahnya. Dan tertegun.

DEG!

Pria yang berdiri didepannya itu adalah Mirza. Ya, Mirza Kalandra pria gila yang penuh obsesi pada dirinya.

Mata azkia masih melotot takut kearah Mirza, ya tuhan kenapa malah dia yang dateng :batinnya.

"Kenapa diem aja? Masih takut." Ujarnya dengan suara serak yang membuat sekujur tubuhnya meremang.

Azkia tersentak dan mengalihkan pandangannya kearah lain. "Lagi nungguin jemputan." Ujarnya pelan sambil menghela nafas susah.

Mirza mengangguk. "Yakin dijemput? Ini udah terlalu malem kayaknya deh." Tanyanya sambil melihat jam dilengannya.

"Sebentar lagi juga dateng." Sahutnya pelan mencoba untuk tetap tenang.

Mirza terdiam sejenak, kemudian bekata. "Apa kamu bakal terus disini semalaman? jangan pikir aku nggak tau kalau kamu lagi kebingungan untuk pulang sekarang."

Azkia menoleh gugup kearahnya. "Nggak! Siapa bilang." Bantahnya.

"Benar-benar mau tetap disini atau aku antar pulang?"

"Nggak perlu."

Mirza mengangguk pelan lalu tersenyum sinis. "Ya, semoga cepat datang jemputannya."-ia condongkan kepalanya tepat dibelakang gadis itu, "semoga tetap berani berdiri sendirian disini ya." Bisiknya lirih tepat dibelakang telinganya.

Azkia tersentak kaget. Sontak ia menatap horor kearah sekelilingnya. Dia disini sendirian? Semalaman? Oh no! Ini mengerikan. Tanpa pikir panjang ia memanggil pria itu dengan lantang.

"Mirzaaa!! Aku ikut." Teriaknya sambil berlari menyusul pria itu.

Dan tanpa mereka sadari setelah itu, jelas Mirza tidak akan melepas Azkia begitu saja. Dan Azkia juga tidak semudah itu untuk lolos.







HI GUYS SELAMAT DATANG DICERITA ABAL-ABAL.

SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN PENGAWALAN INI.

KALAU ADA KURANG MOHON KRITIKANNYA YA.














Pseudo StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang