Si Polos

188 1 0
                                    

Arin gadis desa yang pergi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan, Berharap dapat peruntungan mendapatkan pekerjaan yang bagus dengan gaji besar. Karena di kampung pekerjaan sulit paling mentok bertani dengan hasil yang tidak seberapa.

****

Pertama-tama Arin mencari kosan yang tidak terlalu besar sederhana supaya murah, maklum anak rantau nyari yang pas di kantong dulu.
Wilayah Jakarta Selatan, di gang sempit tetapi tidak kumuh dan lumayan nyaman di tempati.

Postur tubuh tinggi semampai proposional, berlekuk dibagian seharusnya, ditambah wajah manis dan ayunya yang membuat orang lain susah berpaling ketika memandangnya.

.

Hari ini hari pertama ku bekerja di sebuah rumah makan yang cukup terkenal di daerah Jakarta Selatan. Restoran ini setiap hari nya cukup ramai karena memang memiliki cita rasa yang terkenal enak.

Aku bekerja sebagai seorang pelayan dengan gajih yang lumayan besar, cukup untuk aku bertahan di kota besar ini. Pekerjaan ini kudapat dari seorang tetangga kos ku yang juga bekerja di sini namanya Mira bedanya dia bekerja sebagai seorang kasir.

Hari ini aku nebeng dengan Mira

"Rin, kamu tau ga bos tempat kita kerja ganteng Lo btw".

"Masa sih Mir, lumayan lah buat cuci mata di saat cape bekerja hehe".

"Iya tapi orangnya lumayan dingin sih, kaya kulkas 2 pintu jalan".

.

.

Arin mengantarkan makanan kemeja pembeli, karena dia tidak memperhatikan jalan karena terburu-buru,

Brakkkk

Makanan berkuah dengan asap yang mengepul itu yang dibawanya tumpah ke kemeja seorang pria.

"Aw panas, kau!!!"

"Maafkan saya tuan", ucap Arin dengan wajah ketakutan sembari mengusapkan tisu untuk membersihkan kemeja laki-laki tersebut.

Ia berlalu melewati Arin

"Kau suruh wanita itu keruanganku". Sembari menunjuk Mira.

.

"Gawat Arin yang kau tabrak itu bos besar, kamu dalam masalah besar".

"Lalu bagaimana ini Mira, aku tidak mau kehilangan pekerjaan".

"Semoga saja masih di toleransi, cepat keruangan nya dan minta maaf, apapun yang di katakan nya jangan membantah".

**

Tok-tok
Arin dengan tangan bergetar mengetuk pintu ruangan bos.

"Masuk".

Arin membuka kenop pintu

"Tuan maafkan saya, lain kali saya akan lebih hati-hati dan tidak ceroboh lagi". Ucap Arin sembari membungkukkan tubuh.

"Apakah ucapanmu dapat dipegang?".

"Saya berjanji tuuann, apapun yang tuan suruh akan saya lakukan asal jangan pecat saya". Ucapnya dengan wajah sendu

"Benarkah akan aku pegang ucapanmu". Dewa berdiri dari kursinya sembari berjalan ke arah Arin.

"Iyaa tuuan saya berjanji".

"Baiklah kali ini kamu aku maafkan". Ucap Dewa sembari membelai pipi Arin dengan tatapan intens.

"Terimakasih tuaan, setelah ini saya akan bekerja lebih baik lagi".

"Baiklah sekarang kau boleh keluar".

.

Sialan mengapa saat melihatnya tubuhku berdesir, tidak mungkin aku tertarik dengan gadis bodoh itu.

.

TBC

Jangan lupa vote gesss biar aku makin semangat, makasihhh🙂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang