Ramyeon

812 58 1
                                    

Jam demi jam, menit demi menit, detik demi detik telah Chan dan Justin lalui. Akhirnya pagipun menghampiri mereka.

Dengan rasa malas yang menyelimuti kedua pasangan ini, mereka harus melakukan rutinitasnya seperti biasa yaitu sekolah.

Chan merasa badannya sedang tidak ingin dibawa pergi ke sekolah, tapi apa daya hari ini ada praktek.

Jam pelajaran pertama adalah penjaskes, dimana seperti biasa kelas Chan dan Justin mendapatkan mapel yang sama.

Teriak Kyle dari kejauhan.

"Chan, tangkep ya" Kyle melempar bola voli berharap Chan akan menangkapnya.

Bruk

Chan terjatuh dan membuatnya pingsan, karena benturan bola voli yang mengenai kepalanya.

"Chan!" Justin langsung menghampiri wanita yang terkapar di lantai.

Terlihat Justin sangat marah dan menyalahkan Kyle karena keteledorannya.

"Lo tau sendiri Chan lagi-" 

Tak sempat melanjutkan ucapannya Justin pergi membopong Chan menuju UKS.

Di UKS terlihat Justin hanya memandangi Chan dengan penuh kecemasan.

Tiba-tiba tangan munngil mendarat di tangan Justin.

"Kak, anak gue ga kenapa-kenapa kan?"

Justin membungkam bibir Chan agar tidak melanjutkan obrolannya.

"Ngobrol nanti aja di rumah, ayo pulang sekarang"

Justin dan Chan meninggalkan sekolah karena keadaan wanita yang sedang bersamanya kali ini terlihat sedang tidak baik-baik saja.

Sesampainya di apartemen Chan langsung membaringkan tubuhnya yang terasa lemas di tempat tidur.

"Kak, gue takut anak gue kenapa-kenapa" Chan mengelus perutnya merasa khawatir.

"Gapapa, dia baik-baik aja kok"

Justin sangat cemas dengan keadaan Chan saat ini. Dia terus mengelus perut Chan, menandakan kalau ia ada untuknya.

"Jangan takut, ada gue"

"Btw, lo gapapa kan?" Tambahnya.

"I'm okay kak, yang penting anak kita baik-baik aja gue udah seneng"

"Jangan bilang gapapa. Kalau ga enak badan tuh bilang, ga perlu masuk sekolah" Jelas Justin.

"Ya udah makan, sini gue suapin"

Suapan demi suapan Justin berikan kepada Chan, sifat peduli Justin inilah yang membuatnya terharu.

Tak peduli seberapa galaknya dia, bagi Chan lelaki yang saat ini sedang bersamanya adalah sosok yang sangat berperan penting dalam hidupnya.

Bagaimana tidak? Kalau sampai Justin tidak mau tanggung jawab dengan apa yang terlah diperbuat, Chan bisa apa? Tidak mungkin Chan bisa hidup tanpa sosok ayah untuk anak ini.

"Kak, gue boleh minta sesuatu ga?"

"Apa?" Kali ini adalah suapin terakhir dari Justin.

"Gue kangen Travis, udah lama gue ga hubungi dia semenjak dia pindah ke Aussie"

"Gue juga belum bilang kalau gue sudah nikah" Jelas Chan.

Memang benar ia sangat merindukan sahabat yang dari dulu bersama.

"Iya nanti, kalau lo udah mendingan kabari dia"

"Thanks kak"

Chan reflek memeluk Justin dan membuatnya kaget.

Ineffable - Park Jeongwoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang