Prolog.

79 7 3
                                    

Alena Oktavia Artyna, gadis SMA yang kini akan memulai pendidikan nya secara tatap muka karena dua tahun terakhir ada wabah virus covid- 19 yang membuatnya harus berdiam diri dirumah sambil menatap layar gadget sebagai alat belajar

Rasanya sepi, dan hampa tanpa ada suara bel sekolah dan teriakan histeris dari gadis lain yang sedang menggosip

Alena, atau kerap di sapa Alen oleh sahabat dekatnya dan yang paling berarti besar baginya

Alen mempunyai kepribadian yang baik, suka menolong, dan suka tersenyum lebar, tapi senyuman nya tak akan nampak jika terus sekolah daring dirumahnya kan? Banyak orang yang menyukai sosok dirinya dari teman lama, sahabat, orang tua, dan Bahkan tetangga nya sendiri

Tapi setelah memulai pendidikan nya di jenjang SMA, semuanya yang tidak diminta terjadi justru terjadi, di hari pertama masuk ke kelas perasaan aneh muncul begitu saja di dalam hatinya, dan lama-kelamaan menjadi sakit

Sampai ia harus berurusan dengan orang "itu" dan perasaan aneh itu sendiri tak kunjung berakhir, perasaan itu seperti cinta, tapi Alen tak ingin menerima nya, karena ada trauma dan masa lalu yang tiba-tiba muncul kedalam pikiran nya setelah sekian lama ia melupakan nya. Alen juga pernah mengidap Philopobia

Bagaimanakah caranya Alen dapat menentukan pilihannya? haruskah dia menyatakan cinta? Atau mungkin menyerah daripada trauma nya yang tak kunjung pergi

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang