Pagi ini di awali dengan sendu, tadi saat bangun tidur, Jane sudah tidak ada di sampingnya padahal semalam Katya tidur di temani mamanya dan sekarang rumahnya kembali sepi hanya Katya seorang diri bahkan tak ada pesan apapun untuk Katya.
"Kenapa?" tanya Edgar melihat raut wajah murung Katya yang baru saja keluar rumahnya.
Katya tak menjawab, ia mengambil tas ranselnya yang ada di tangan Edgar lalu memakainya.
"Kok cemberut sih?" lagi-lagi Edgar mengajaknya bicara sembari mencubit pipi chubby milik Katya, namun tetap saja tak ada perubahan di raut wajahnya.
"Yaudah kalau gitu kita berangkat, nanti telat."
"Eh pake jaket gue aja." biasanya Katya akan membuka almamaternya untuk menutupi kakinya saat di motor.
"Pegangan!"
Semua yang dilakukan Katya atas perintah Edgar adalah refleks, otak dan tubuhnya sedang tidak singkron, sejujurnya Katya tidak sepenuhnya percaya pada ucapan Jane meskipun cukup menenangkannya sejenak.
***
Edgar rasa sosok Katya Violeta memiliki kepribadian ganda, setelah sampai di sekolah Katya bertemu Nara, Luna dan Yuri, raut wajah murung itu tergantikan dengan gelak tawa, perubahannya cukup cepat, entah itu topeng atau memang pertemanan mereka cukup membuat Katya bahagia. Edgar hanya menggelengkan kepalanya melihat pemandangan di depannya sekarang.
"Hai, Lun." sapanya karena Luna yang berjalan paling belakang di antara mereka.
"Eh Hai."
"Udah sembuh?"
Luna mengangguk sambil tersenyum lalu mereka berjalan bersisian, "BTW, makasih banyak ya kemarin."
"Sama-sama."
Sesampainya di koridor 12 IPA, Nara dan Yuri masuk ke dalam kelas, Katya menyadari Luna tidak ada di dekatnya, saat menengok ke belakang temannya itu sedang berbincang dengan Edgar, dua kali mendapati mereka tengah berinteraksi empat mata sesekali Luna tersenyum bahkan terkekeh pelan, entah apa yang Edgar katakan pada Luna.
Mereka hampir dekat, seketika Katya tersadar sejak tadi memperhatikan mereka, dengan cepat ia masuk ke kelas dan menempati kursi paling depan.
Orang berikutnya yang masuk kelas adalah Jevan, Katya mengingat kembali perkataan Jane semalam, ingin tahu lebih dalam ia mengikuti pergerakan cowok itu sampai kini duduk tepat di belakangnya.
"Jevan."
"Pagi Katya." sapanya.
"Emm.."
Jevan menghentikan aktivitasnya yang semula mengeluarkan buku-buku dari dalam tas, pandangannya berhenti tepat pada mata gadis di depannya.
"Kenapa?"
"Nothing."
"Kirain mau bahas yang kemarin." Jevan tahu Katya menyimpan pertanyaan untuknya.
"Iya Van, tapi aku binggung mulai dari mana."
"Lo pasti terkejut ya kalau dokter yang tangani lo waktu itu mami gue? Btw gue baru tahu semalam, Kat."
Katya terdiam karena terselip rasa kecewa, cerita hidup Jevan yang diceritakan Jane sangat berbanding terbalik dengan sumber aslinya.
"Aku boleh gak ke rumah kamu pulang sekolah ini?"
"Mau ketemu mami? Sayangnya mami gue pulang malam, pagi sampai sore di rumah sakit."
"Sekedar datang aja, Van. Boleh ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC VIOLET ☑️
Teen FictionMagic Violet (Fan fiction x Fantasi) ~•~ Katya hilang ingatan, ia hanya ingat dua tahun yang lalu, sejak lahir hingga 15 tahun entah bagaimana hidupnya dulu. Ada sesuatu yang menarik dalam dirinya, di SMA Cendrawana Katya menjadi sorotan karena mem...