14 - Si Kembar Baikan

10.2K 1.1K 63
                                    

"Bunda adiknya nendang!" seru Dirga antusias ketika tangan kecilnya berada di atas perut Relin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bunda adiknya nendang!" seru Dirga antusias ketika tangan kecilnya berada di atas perut Relin. Membuat wanita itu lantas melebarkan mata kaget karena mana mungkin bayi di dalam kandungannya sudah bisa menendang saat usianya saja masih beberapa Minggu.

"Tapi bohong," cengir Dirga melanjutkan dengan mata berbinar jahil.

Relin spontan menghela napas kasar. Harusnya ia tak perlu kaget lagi mengingat Dirga memang acapkali menirukan tren-tren yang entah ia pelajari darimana. Masih dengan cengiran lebar di bibirnya, anak itu kini tampak mulai mendekatkan wajahnya ke perut Relin untuk meninggalkan beberapa kecupan di sana.

"Gantian dong aku juga mau," ucap Erga kini mulai bergegas mengisi sisi sebelah kiri Relin yang masih kosong. "Dirga ayo gantian!" lanjutnya karena Dirga tampak memonopoli perut Relin tanpa ingin berbagi.

"Aku baru sebentar," balas Dirga sama sekali tak ingin melepaskan tangannya dari sana. "Halo adik ini Mas Dirga. Nanti kalau kamu udah lahir kita main bareng ya" sapanya dengan nada yang jauh lebih lembut sembari berulangkali mengelus dan mencium perut Relin. Membuat Erga yang melihatnya sontak cemberut dengan mata berkilat tajam.

Hal yang tak berlangsung lama karena setelahnya anak itu langsung turun dari atas kasur dan berlari keluar kamar. Bertepatan dengan Kavi yang baru saja masuk dengan satu nampan berisi segelas susu untuk sang istri.

"Lho ini kenapa?" tanya Kavi sekilas dapat melihat raut wajah Erga yang tampak marah saat meninggalkan kamar.

Relin menghela napas. "Biasa, rebutan pengen megang perut."

Ya perang dingin seperti ini jelas bukanlah yang pertama. Sebelum ini Dirga dan Erga memang sering berebutan hanya untuk memegang dan mencium perutnya. Bahkan setiap pulang sekolah, bukannya berganti pakaian atau bermain seperti biasa mereka malah langsung mendatangi kamarnya untuk sekedar mengelus dan mencium perut Relin. Mereka jadi jarang bermain di kamar mereka sendiri karena lebih sering menghabiskan waktu di kamar Relin.

Kavi terkekeh mendengarnya. Dia tahu betul kalau bukan hanya mereka yang sangat menantikan kelahiran si anak ketiga, tapi Dirga dan Erga juga.

"Kamu minum susunya biar Mas yang bicara sama Erga." Kavi menyerahkan gelas tinggi berisi susu hamil rasa stroberi itu pada Relin.

"Selamat membujuk Ergantara," kekeh Relin. Dia menatap punggung sang suami yang sudah hilang dari balik pintu sambil menarik sudut bibir geli sebelum beralih menatap Dirga.

"Dirga, Bunda mau bicara sama kamu."

Ucapan Relin barusan sontak membuat Dirga yang tadi asik berciloteh sambil mengusap perutnya terdiam dan balik menatapnya.

"Bicara apa Bunda?" tanya anak itu sama sekali tak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.

"Bunda tahu kamu pasti sayang banget kan sama adik?"

A Story Of The Twins - Abiputra's Family [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang