66 - Si Kembar & Masa Kecil

5.4K 861 100
                                    

"Kamu apa kabar?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu apa kabar?"

Itu adalah kalimat pertama yang diucapkan Nina pada Erga di hari pertama cowok itu masuk sekolah setelah absen lantaran sakit. Kini mereka memang sedang berada di taman belakang sekolah yang cukup sepi lantaran jam pulang yang sudah berbunyi setengah jam lalu. Setelah mendengar kabar bahwa Erga sudah kembali bersekolah, Nina tanpa pikir panjang langsung mengirimkan pesan agar mereka bisa bertemu.

"Seperti yang kamu lihat," balas Erga yang sama sekali tak menjawab pertanyaan dari Nina.

"Aku senang kamu udah sehat kembali," simpul Nina mengabaikan fakta bahwa kondisi Erga jelas tidak bisa dikatakan sehat karena wajahnya yang masih pucat dengan mata yang sayu. "Maaf gak bisa jenguk kamu selama sakit. Karena Dirga gak mau kasih tahu aku di rumah sakit mana kamu dirawat," tambahnya kemudian.

"Its okay." Erga menipiskan bibir dengan pandangan yang tak bisa dilepaskan dari kedua manik mata Nina. "Aku tahu kamu pasti juga sibuk sama..." Kalimat Erga yang terkesan menggantung membuat kedua kedua alis Nina kini tampak menyatu. Dia jelas menunggu lanjutan dari kalimat Erga barusan. "Ulangan dan tugas-tugasmu yang lain."

Nina tampak tersentak seketika sebelum akhirnya mengangguk kaku. "Oh iya. Sama seperti kamu yang memprioritaskan akademik dibanding apapun, aku juga begitu."

Erga terdiam, berusaha menangkap makna tersirat yang keluar dari mulut Nina. Dia sama sekali tak membalas dan memilih untuk menunggu kalimat Nina selanjutnya. Walau yang ia tangkap hanyalah raut kegelisahan dari wajah gadis itu.

"Mungkin kita emang ditakdirkan hanya untuk sebagai teman," lanjut Nina membuat Erga lantas tertegun dan menautkan alis. "Erga, alasan aku minta kita ketemuan sebenarnya adalah karena aku mau kita putus."

Pupil mata Erga melebar tanpa bisa ditahan saat mendengar ucapan Nina barusan. Ada perasaan tak percaya yang menyelimuti hatinya walau sebisa mungkin ia menutupinya dengan tetap bersikap tenang.

"Alasannya?" tanya Erga dengan nada yang sama sekali tak menuntut.

"Aku gak mau bilang alasannya karena aku gak mau bikin kamu sakit hati."

"Just tell me."

Nina tampak menghembuskan napas. "Alasannya adalah karena aku ngerasa kita lebih cocok jadi teman dibanding pasangan."

"Lalu siapa yang lebih cocok jadi pasangan kamu? Yudha?" balas Erga dengan raut wajah tenang.

Namun sayangnya itu jelas berbanding terbalik dengan raut wajah Nina yang mulai berubah. "Ini gak ada hubungannya sama Yudha."

"Aku butuh alasan yang lebih masuk akal kenapa kamu ngerasa aku lebih cocok jadi temanmu dibanding pasangan," ucap Erga meminta jawaban yang lebih logis.

"Erga aku..." Nina tampak kebingungan dalam memilih kata yang hendak ia ucapkan. Walaupun raut wajah Erga sama sekali tak memperlihatkan kalau ia sedang marah ataupun kesal tetap saja atmosfer yang tercipta terasa sangat asing baginya. "Aku ngerasa kamu terlalu sibuk sama duniamu sendiri sampai gak ada waktu untuk aku. Bahkan untuk sekedar mengobrol aja boleh dikatakan itu udah jarang kita lakuin. Kamu punya banyak prioritas di dalam hidup kamu dan aku merasa aku sama sekali gak ada di situ."

A Story Of The Twins - Abiputra's Family [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang