=Alice (not) in Wonderland=
- BAB 1 -
Down the Rabbit Hole? (1)
Kelinci itu Bermata Coklat
.
.
.
Hei... Tunggu... Kau Alice?
Cepat kenakan sepatumu dan kita mengejar waktu. Jangan sampai tertinggal. Ah... Tunggu aku yang memegang jam pasir, bukan? Jadi... kau yang seharusnya mengejarku.
Karena itu, kejar aku dan kita bermain dengan gembira. Maka setelahnya akan ku berikan teh terenak untuk mu.
Namun satu hal yang pasti. Dalam permainan ini...
...tidak akan ada yang boleh keluar.
.
.
.
"KAU BERCANDA, INI AMUBA DAN KAU MEMINTAKU UNTUK MEMAKANNYA!!!"
Seorang anak gadis manis—kita anggap saja begitu—berteriak histeris sembari memandang jijik, jengah dan takut pada sesuatu yang tergeletak indah di dalam sebuah piring saji. Beberapa kali menggelengkan kepalanya tidak percaya. Kemudian beberapa kali mencoba melihat kembali, meyakinkan apa yang dilihatnya, memastikan semua itu hanya khayalan. Namun nyatanya tidak. Benda menyeramkan itu nyatanya memang ada.
Ini seperti monster hanya saja terbaring di piring saji, dan yah... semacam itulah. Dan sahabatnya yang menciptakan monster ini mengatakan bahwa benda ini adalah makanan. Ini... benda ini, mungkin jika ada yang berani memasukkannya ke dalam sebuah kontes masakan, maka nilai yang diberikan adalah NOL atau mungkin MINUS. Bahkan kemungkinan besar juri tidak akan mau melihatnya. Dan langsung di diskualifikasi.
Tapi sejujurnya ini bukan untuk sebuah kontes atau semacamnya, namun harga matinya lebih buruk dari kontes memasak itu sendiri.
"Ah... kenapa malah seperti ini. Aku yakin semuanya sudah ku masukan dengan benar. Ini enak, aku berani jamin. Hanya tinggal bentuknya saja."
Disisi lain, anak gadis manis lainnya—sang pencipta monster—memohon dengan pasrah untuk satu sendok kecil keberanian sahabatnya, agar mau memakannya. Dan menilai rasa dari masakannya. Ini penting dan sangat penting. Terlalu penting. "Bentuk mencerminkan rasa, Gwe. Jangan coba menipuku dengan mulut manismu. Jika kau memiliki dendam kepadaku. Aku sarankan padamu untuk membunuhku secara langsung dengan katana. Dan bukan meracuniku dengan monster ini." desis anak gadis itu.
"Astaga bagaimana ini, hanya tinggal besok dan ini masih membentuk amuba."
"Oh Gwe Boon." panggil nya dengan nada simpati yang terlalu dibuat-buat. "Aku berani bersumpah, Gwe. Benda ini bahkan tidak ada tanda-tanda akan berevolusi sebagai bentuk yang layak."
"Rasa, eum...? Bagaimana dengan rasa? Apakah ok? Oh ayolah Nikky, jangan kau lihat dari bentuknya melainkan dari rasa, eum." Dia berusaha menanyakan hal terpenting. Sedikit merayu sepertinya. Rasa, jika hal itu, ok... maka semuanya bisa saja diperbaiki dengan baik.
"Tae Yeon, ingat... itu nama Korea ku. Dan hanya ibuku yang memiliki setengah darah Kanada. Sisanya aku adalah warga Korea Selatan, bahkan di akta tertera Gwangmyeon." protes Tae Yeon, dia memang tidak suka jika seseorang memanggilnya dengan nama barat, yang diberikan Ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alice (not) in Wonderland
Romance"Bagaimana jika kau adalah Alice yang nyatanya jatuh cinta pada sang kelinci?" "Itu aneh, jelas tidak mungkin." "Aku hanya bertanya 'bagaimana kan?' bukan meminta jawaban." "O-oh..." Sore itu saat berjalan pulang, pada pavin block yang sudah sangat...