~Aksara Langit Biru~
Chapter 09.Happy Reading.
Sudah seminggu sejak bungsu Reno keluar dari rumah sakit. Kini keadaan sudah baik-baik saja. Seperti pagi ini, rumah itu begitu ribut karena Aksa yang mencari-cari Almamater nya kesana kemari. Tina, asisten rumah tangga yang baru di rekrut oleh Reno beberapa hari lalu ikut sibuk membantu Aksa.
Ini masih jam 06:00 pagi, tapi Aksa sudah ribut. Aksa membuka kamar sang ayah, membuat Reno terkejut dan reflek menutupi tubuh nya dengan kedua tangan. "Heh! Abang! Main masuk aja, ketuk pintu dulu!" seru Reno. Reno baru saja selesai mandi, dan belum memakai bajunya. Untung saja handuk Reno masih melilit di tubuhnya.
"Gak sempet, Yah. Ini gawat!" ujar Aksa yang langsung nyelonong masuk. "Gawat kenapa?!" Reno panik. Pasal nya air muka Aksa menunjukan kepanikan yang membuat Reno ikut panik.
"Almamater Aksa gak ada Yah. Hari ini upacara, Aksa ogah kalau harus di jemur lagi" Reno menatap Aksa jengah. Reno menghampiri anaknya yang tengah mengobrak-abrik lemari baju ayah nya itu. "Kalau di acak-acak, yang ada lemari Ayah berantakan, bukanya ketemu nanti" Aksa mendengus kesal.
Reno menarik tangan Aksa untuk menjauh dari lemari nya. Biarlah Reno saja yang mencoba mencari nya, siapa tau Tina salah memasukan pakaian Aksa ke dalam lemari nya. Sudah 5 menit Reno mencari, nihil. Almamater Aksa tidak ada, hanya ada Jas kantor milik Reno saja.
"Udah ketemu?" tanya Gyan yang tiba-tiba muncul di ambang pintu kamar Reno. Aksa dan Reno menggeleng kompak. "Pakek punya Gue aja. Nanti Gue minjem punya si Elang, dia punya dua" Aksa menghela nafas nya. Gyan adalah penyelamat nya hari ini.
Aksara Langit Biru.
Aksa sudah sampai di halaman sekolah, ia memarkirkan motor kesayangannya. Menyuruh Gyan turun dan melangkah bersama ke dalam sekolah yang berlantai 3 itu. Banyak siswa-siswi yang memperhatikan kedua nya. Sejak kejadian masuk nya Aksa dan Antara ke dalam penjara kala itu, semakin banyak siswa yang segan kepada Aksa.
"Gua ke kelas dulu" Aksa mengangguk, melanjutkan perjalanan nya menuju lantai tiga sekolah itu. Namun, belum juga Aksa sampai di kelas nya. Roy dan Gema menarik tangan nya, ntah mau di bawa kemana.
"Lu bedua kenapa sih, anj..?!" gerutu Aksa. Roy mengisyaratkan untuk diam, lalu melirikan mata nya ke arah taman belakang sekolah. "Si cunguk itu ngapain ke sini?" tanya Aksa pada kedua teman nya.
"Makanya Gue ajak Lu ke sini. Gue juga gak tau" jelas Gema. Aksa sudah mengepalkan tangan nya dengan erat. Aksa masih tidak bisa mengontrol emosi nya saat melihat Altara, bukan hanya pasal Gyan yang dia bully. Tapi juga pasal siapa Ibu Altara saat ini.
Bell berbunyi, Revan dan Dio yang sedang berbincang dengan Altara pergi dari taman itu. "Upacara dulu, ntar cari tau lewat si Ganen" ujar Aksa dan di angguki oleh Roy dan Gema. "Btw, Damar mana? Gw gak liat tu anak" Aksa teringat dengan sosok tai ayam nya itu yang belum menampakkan batang hidung nya sama sekali.
"Udah di lapangan duluan. Biasa, nemenin ayang nya" Aksa mengangguk menanggapi penjelasan Gema. Memang, dari mereka berempat, Damar lah yang paling bucin. Tidak jarang Damar meninggalkan teman-teman hanya untuk menyenangkan hati sang kekasih. Aksa, Gema dan Roy pun tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Upacara berjalan dengan khidmat. Seperti Senin biasanya, lumayan banyak siswa yang tumbang. Selama Aksa bersekolah di SMA MerPut, Aksa belum pernah menemui hari senin yang bersih tanpa adanya korban. Ntah siswa sekolah nya yang terlalu lebay, atau memang Aksa yang tidak pernah pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA LANGIT BIRU
Teen FictionHanya tentang Langit biru yang selalu memberi hadiah dan kejutan. Dan hanya tentang sebuah Matahari yang tak pernah lelah memancarkan sinar nya untuk dunia. Juga tentang Bulan yang selalu menghiasi langit malam dengan cahaya nya yang indah. Ini han...