07

56 8 0
                                    

~Aksara Langit Biru~
Chapter 7

Happy Reading.

Perceraian Reno dan Rima benar-benar berdampak buruk pada Gyan. Sudah hampir 3 bulan ini Gyan semakin murung dan tidak pernah keluar dari kamar. Gyan akan keluar hanya untuk pergi ke sekolah dan makan. Bahkan Gyan makan saat Aksa dan Reno sedang tidak ada.

Seperti sekarang, Aksa tengah mengetuk pintu kamar Gyan untuk mengajak nya pergi ke rumah baru Rima. Aksa pusing dan stress jika Gyan terus begini. Aksa mencari tahu keberadaan ibu nya itu dan berniat mengantarkan Gyan kesana. Aksa benar-benar geram sekarang. Pintu di depannya ini tak kunjung terbuka atau bersuara.

Aksa mengambil ancang-ancang dan.....

Brakk!!

Pintu kamar Gyan terbuka lebar akibat dobrakan Aksa. Tidak menunggu lama Aksa segera masuk kedalam. Pemandangan pertama yang Aksa lihat adalah selimut yang menggembung, pertanda bahwa Gyan ada di dalam nya.

Aksa membuka selimut itu dengan kasar, memperlihatkan Gyan yang tengah terpejam dengan alis yang bertaut. Aksa menarik tangan Gyan membuat sang empu terkejut bukan kepalang.

"Bangun!!" titah Aksa pada Gyan dengan nada yang tak main-main.

"Mau lu apa Gyanendra Aksara?! Lu mau ikut ibu lu itu, hah?! Ayok gue anterin!" Aksa menarik tangan Gyan dengan kasar hingga turun dari kasur. Aksa tidak sadar jika sekarang ini Gyan tengah memegangi perut nya dengan raut wajah kesakitan.

"Le-lepasin bang" lirih Gyan. Entah kenapa Aksa tuli, Aksa tidak mendengar suara lirih Gyan dan bahkan tidak sadar jika wajah Gyan begitu pucat pasi.

Aksa mengedarkan pandang nya ke seluruh penjuru rumah, mencari kunci mobil milik nya. "Tunggu gue di sini. Jangan kemana-mana!" ucap Aksa penuh penekanan.

Setelah nya Aksa berlari ke arah kamar nya, mungkin kunci itu ada di dalam kamar nya. Benar saja, kunci itu ada di meja nakas milik Aksa. Setelah mendapatkan yang di cari Aksa kembali menuruni anak tangga. Hati Aksa berdebar kencang saat melihat tubuh Gyan yang menyatu dengan lantai yang dingin.

Dengan nafas yang memburu Aksa berlari ke arah Gyan dan mengangkat tubuh Gyan dengan sedikit menggoyang kan nya. Aksa semakin terkejut saat wajah pucat Gyan menyambut nya.

"Gyan! Jangan becanda. Bangun goblok, bangun!!" seru Aksa yang terus memanggil nama Gyan. Saat ini pikiran Aksa semakin campur aduk, marah, panik, khawatir dan kesal. Rasanya Aksa ingin mengumpat.

Damn it!!

Aksa benar-benar mengumpat saat cairan kental berwarna merah keluar dari hidung Gyan. Tidak ingin berfikir lebih lama lagi, Aksa segera menggendong Gyan ala brydal style. Aksa membawa Gyan ke dalam mobil dan memposisikan nya senyaman mungkin. Aksa ikut masuk ke dalam mobil dan segera menyalakan nya.

Tujuan Aksa saat ini adalah rumah sakit. Semarah dan sekesal apapun Aksa saat ini, Aksa tetap khawatir kepada Gyan. Bahkan saat ini Aksa tak lagi memikirkan tujuan utama nya untuk mengantar Gyan ke rumah ibu nya, tapi Aksa malah mengumpati kelalaian nya.

Bagaimana Aksa bisa tidak sadar jika adik nya itu sedang tidak baik-baik saja. "Gue mohon bertahan, dek" lirih Aksa yang terus melihat Gyan dari kaca spion nya.

AKSARA LANGIT BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang