Valerie mengacak-acak rambutnya frustrasi,melampirkan kekesalannya di sana.Ia benar-benar sedih sekarang entahlah ia juga marah. Semuanya terasa begitu campur aduk di pikirannya. Entah apa yang harus ia bilang kepada Camilla soal ini,pasti bunda-nya itu akan syok berat.
"AARRGHH!!"Valerie berteriak kencang melepaskan rasa kesalnya.Dirinya tidak perlu khawatir akan ada orang yang melihatnya terus-terusan berteriak seperti orang gila karna sekarang Valerie berada di air terjun.
Masa bodo jika hewan-hewan di hutan itu akan mendengarkannya Valerie tidak perduli sama sekali, ia hanya ingin menenangkan pikirannya.Sengaja ia belum pulang ke rumah, Valerie masih takut dan bingung cara menyampaikan hal ini pada Camilla.Bahkan mungkin Camilla akan pingsan mendengar dirinya di keluarkan dari sekolah.
Mengingat itu Valerie kembali mengacak-acak rambutnya frustrasi, apa yang harus ia lakukan sekarang?tidak lucu bukan dirinya terus terusan tidak pulang seperti ini apalagi ini sudah sore,Camilla pasti akan khawatir padanya.
Entah sudah berapa lama ia duduk di sana,sejak pergi dari sekolah tadi Valerie tidak langsung pulang dan malah kesini.Hanya ini satu-satunya tempat yang terpikirkan olehnya di situasi seperti ini.
"AARRGHH DASAR ORANG-ORANG TIDAK PUNYA HATI!?"
"LIAATT AJAA KALIAN,,KARMA ITU ADA!PEMBALASANNYA LEBIH KEJAM!!"
"TUNGGU AJA AKU AKAN MEMBALAS KALIAN!!"
"AARRGHH!?"
Bukannya merasa lega dengan berteriak seperti itu Valerie justru merasa tetap kesal saja.Rasanya ia benar-benar kembali ke sekolah dan menarik rambut Blythe dan Mrs.Meghan. Merasakan perasan emosi yang tidak terkontrol ini membuat Valerie jadi stress harus menghilangkan bagaimana, Toh tidak mungkin dirnya harus benar-benar kembali ke sekolah menlancarkan niatnya itu.Memikirkan itu Valerie kembali berteriak kesal.
Sementara di balik daun-daun lebat di atas pohon di belakang Valerie ada seorang pemuda yang terus memperhatikan dirinya yang berteriak seperti orang gila sedari tadi. Teriakan Valerie sedari tadi benar-benar mengganggu tidur siangnya di atas pohon, Pemuda itu terus terusan memperhatikan gerak gerik Valerie yang kini sekarang marah-marah dengan melempar batu di air terjun.
Pemuda itu terkekeh kecil,Adegan di depannya cukup membuatnya terhibur sekarang. Tidak sia-sia ia menonton gadis itu marah-marah. Entah masalah apa yang di alami gadis itu ia pun tidak tau sampai membuatnya begitu marah.Jujur saja ia penasaran apa yang terjadi hingga gadis itu begitu kesal.
Pemuda itu segera turun dari pohon, sekarang malah berjalan mendekat ke Valerie yang masih mengumpat kesal di sana. Ia berenti tepat di belakang Valerie, hanya diam memperhatikan tanpa menegur sama sekali.
"MRS.MEGHAN TIDAK ADIL!KENAPA HANYA AKU YANG DI KELUARKAN DARI SEKOLAH!?BLYTHE SIALAN!!RASANYA INGIN CAKAR-CAKAR WAJAHNYA!?"
Pemuda itu menaikkan alisnya sebelah.Apa gadis ini marah-marah selama berjam-jam menganggu tidur siangnya hanya di keluarkan dari sekolah? Gadis itu bodoh atau bagaimana,Apa tidak lelah marah-marah sedari tadi, Ia saja yang hanya melihat sudah lelah.
Pemuda itu melihat Valerie dari bawah sampai atas,Sepertinya ia baru melihat gadis ini,Pemuda itu tidak yakin apa gadis itu satu Academy dengannya atau tidak.Jangakan satu Academy bahkan teman sekelas dengannya pun tidak pernah ia tau bentuk wajah dan nama mereka.Jika kalian bertanya kenapa?menurutnya itu tak penting, dirinya terlalu sibuk hanya untuk menghapal nama mereka.
Mrs.Meghan?ia baru mendengar nama guru itu.Academy mana yang mengeluarkan gadis ini,sepertinya mereka harus bertanggung jawab melihat begitu frustrasi salah satu murid mereka.
"Bisa diam nggak?"
Akhirnya ia membuka suara juga,Tampak gadis di depannya itu terkejut melihat kehadirannya di sana.Gadis itu memperhatikan sana sini,melihat sekitar lalu langsung mundur dan menatap pemuda itu horor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valerie Cromwell
FantasyKisah seorang gadis dari dunia Manusia yang merupakan reinkarnasi terakhir dari pemimpin Dunia Supranatural. Garis takdir yang di jalaninya mengharuskan ia menjadi sosok yang kuat dan tegas.Takdir yang menjadikannya sang terpilih melawan kegelapan.