18. Sudden Confession

3.2K 256 10
                                    

Hai hai ketemu lagi sama pasangan yang bikin emosi🤣

Jangan lupa vote dan komennya biar aku lebih semangat update xixixi

Happy reading~~~

***

 "You look good on suits," puji Fania saat melihat Dito berdiri di dekat pintu kamarnya. Menunggui wanita itu yang sedang merapikan tatanan rambut dan kemudian menyemprotkan parfum ke badannya.

"Aw, thank you. Kamu juga cantik. As always," kata Dito. Balas memuji Fania yang malam in tampak begitu luar biasa.

Fania menyungggingkan senyum tipis. Setelah menyelesaikan seluruh dandanannya, Fania meraih clutch yang berwarna senada dengan dress dan high heels yang ia kenakan, mematikan lampu, kemudian keluar kamar.

Fania merangkul lengan Dito dengan luwes saat keduanya meninggalkan unit apartemen mereka. Mereka berdua tampak begitu serasi. Tidak akan ada yang mengira kalau hubungan mereka sesungguhnya jauh dari kata normal dan serasi. Mengingat kenyataan bahwa sampai hari ini mereka kedua masih terikat kontrak pernikahan konyol hingga masih harus pisah kamar sampai sembilan bulan ke depan.

Sesungguhnya, Fania sudah benar-benar siap lahir batin untuk membatalkan kontrak dan menjalani kehidupan rumah tangga yang normal seperti layaknya pasangan-pasangan lain. Namun, siapa yang menyangka jika Dito malah bersikukuh untuk menjalani kehidupan rumah tangga sesuai dengan perjanjian yang tertulis dalam kontrak. Pernah suatu hari Fania iseng membercandai Dito soal ini dan berkata bahwa laki-laki itu sengaja menghukum wanita itu karena dendam. Dan Dito mengatakan bahwa ia memang sedikit mendendam kepada Fania karena sikap wanita itu yang kurang dewasa. Pada akhirnya Fania hanya bisa bersungut-sungut karena Dito tampak begitu puas dan tidak lagi tertindas.

"Kita ke mana, Dit?" tanya Fania yang sudah penasaran sejak siang saat mobil Dito membawa mereka meninggalkan gedung apartemen.

"Just wait and see. Nanti kalau udah sampai kamu juga akan tahu," jawab Dito dengan senyum sok misterius.

"Kamu nggak lagi iseng ngasih surprise aneh-aneh ke aku kan?"

"Ngasih surprise aneh-aneh itu contohnya gimana?"

Fania memicing tajam. "Kamu jangan bercanda deh, Dit."

Dito terkekeh. Suasana hatinya cukup bagus. Sesungguhnya ini sagat melegakan bagi Fania karena tadi siang laki-laki itu sempat kesal dan hampir 'ngamuk' karena kejujuran Fania soal Ferdi.

"Aku nggak bercanda, Fania."

"Kamu nggak diam-diam undang keluarga kita, temen-temen kamu, sama temen-temenku juga, kan?"

Dito memandangi Fania dengan geli. "Astaga, Fania. Kamu kenapa panik gitu, sih?"

"Ya kamu kan tahu sendiri, orang-orang suka iseng ngasih kejutan kayak gitu. Bisa aja kan kamu kepikiran omongan Ibu yang pengen ngadain syukuran pernikahan kita karena kita nggak ada resepsi. Terus kamu ngewujudin itu tanpa bilang-bilang sama aku," ujar Fania. "Aku nggak terlalu suka kejutan, Dit. Udah cukup kejutan terakhir waktu kita tiba-tiba harus jadi suami istri aja. Aku nggak mau lagi dikasih kejutan yang bikin aku jantungan."

"Fan, aku mana ada waktu buat mikirin soal itu? Aku juga males banget repot-repot ngurus begituan." Lagi-lagi Dito terkekeh. "Waktu aku bilang aku mau nge-date yang proper sama kamu, itu aku serius. Ini cuma makan malam di restoran. Just the two of us."

Fania mendesah lega. "Tapi Dit, aku sebenernya kepikiran juga soal omongan Ibu waktu itu. menurut kamu gimana?"

"Gimana apanya?"

NIKAH KONTRAK [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang