𝐈𝐍𝐅𝐈𝐍𝐈𝐓𝐄 𝐅𝐔𝐓𝐔𝐑𝐄 || Jujutsu Kaisen [✓]

23. Setelahnya

Jujutsu Kaisen © Gege Akutami
.

.

.

A fanfiction written by LeefaTyn

***

This story might be different from the original manga.

"Tidak perlu mengkhawatirkanku. Saat ini, kita tidak berada dalam situasi untuk bisa saling khawatir."

.

.

.

"Uh... Huhu..."

Aku terbangun seketika tatkala napasku menjadi sesak. Ketika kedua mataku terbuka, aku melihat langit-langit ruangan.

"Ugh..." Aku mengerang ketika merasakan pipi yang basah karena air mata.

Ini gara-gara mimpi tadi. Kenapa ya aku memimpikan hal itu? Padahal peristiwa itu sudah terjadi sangat lama sekali.

Ketika aku ingin mengusap air mataku, entah kenapa tanganku tidak mau digerakkan.

Tidak, mungkin tidak hanya tangan. Seluruh tubuhku tidak bisa digerakkan sesuai dengan keinginanku.

"Miyuki, kau baik-baik saja?"

Aku melirik ke samping tatkala mendengar suara Yaga-sensei. Dia duduk di sebuah kursi kecil di samping ranjang tempatku tidur.

Pandanganku mengedar ke setiap sudut ruangan dan saat itulah aku sadar bahwa saat ini sedang berada di klinik.

"Tubuhku tidak bisa digerakkan."

"Itu efek dari racun. Untung saja Shoko bisa mengeluarkan racun dari tubuhmu dengan cepat, jika tidak mungkin akan berakibat fatal."

Melihat wajahku yang basah dengan air mata, Yaga-sensei dengan baik mengambilkan tisu dan menyekanya.

Saat ini dia terlihat seperti seorang Ayah yang sedang membantu putrinya yang sedang sakit.

"Mimpi buruk?" Tanyanya.

Tentu saja dia penasaran kenapa aku menangis dalam tidurku.

"Bukan, aku hanya teringat kenangan masa lalu," pandanganku menatap lurus ke depan sembari menghapus kepingan memori yang masih terngiang-ngiang diotakku.

"Apa yang terjadi pada tubuhku?"

"Shoko bilang sebagaian tubuhmu akan mengalami lumpuh sementara, mungkin sekitar sehari atau setidaknya paling lama 3 hari."

Ah, jadi begitu. Syukurlah aku tidak mengalami lumpuh permanen. Sepertinya racun yang mengenaiku benar-benar cukup fatal.

Yaga-sensei membiarkanku untuk menenangkan diri selama beberapa saat. Sebelum akhirnya mengatakan maksud dari kedatangannya menemuiku.