Bab I : First Savior

1 0 0
                                    

"Aku berjalan dijalanku sendiri, mencari hal yang bisa menyelamatkanku dan kerajaanku, tidak boleh bersandar dan tidak boleh percaya. Karena hanya diriku sendirilah yang bisa ku andalkan."

Seorang gadis dengan wajah tertutup cadar hitam berjalan melewati gang sempit sambil mengenakan tas selempang berwarna merah. Dia berjalan lurus menuju hutan bunga violet yang konon katanya memiliki sebuah hubungan misterius dengan kutukan yang diterima sebuah kerajaan. Rambut hitamnya berkibar indah tertiup angin, mata tajamnya menelisik kondisi sekitar memastikan bahwa tidak ada orang yang mengikutinya.

"Sepertinya aman", gumamnya sambil menelan pil ungu lalu berlari menuju tabir penghalang.

Rambut hitamnya berubah menjadi warna ungu, baju hitam bercadar yang dia pakai kini berubah menjadi gaun ungu cantik lengkap dengan cadar ungu transparan yang menutupi wajahnya. Hutan violet memiliki penghuni yang rata-rata adalah seorang peri bunga berwarna ungu, jadi dia harus menyesuaikan diri dan beradapatasi untuk menyamarkan penampilannya.

"Heumm penampilan ini cukup cantik",  ucapnya sambil berkaca di cermin besar yang tertanam didalam sebuah pohon tanpa curiga jika itu adalah satu-satunya pohon yang tampak normal. Tapi bukankah dia harus melakukan sesuatu sebelum memasuki hutan? Entahlah sepertinya dia lupa!

Dia tersenyum hingga matanya menyipit seperti bulan sabit, sudah lama dia merasa tak sebebas ini. Hutan violet ini begitu indah dan sejuk, aroma serbuk bunga yang bermekaran membuatnya tersenyum gembira. Lantas dia berbalik riang menelusuri hutan sambil menyenandungkan nyanyian merdu.

Para peri hutan violet berterbangan melakukan pekerjaannya masing-masing. Ada yang sedang mengecat daun dan pohon, membantu anak burung terbang, dan mayoritas para peri membawa serbuk ungu di keranjang kecil dan menuju ke arah pusat hutan.

Gadis yang penasaran itu mengikuti para peri pembawa serbuk secara diam-diam. Entah kenapa firasatnya mengatakan bahwa sesuatu yang dia cari ada di pusat hutan.

"Haruskah aku berubah menjadi peri kecil seperti mereka? Penampilan ini agak mencolok menurutku?," ucapnya bimbang.

Samar samar telinganya menangkap suara aneh, dirinya merasa diawasi. Kepalanya menoleh ke belakang namun tidak ada apapun disana. Hanya ada jajaran pohon ungu dan pohon cermin tadi. Tunggu! Pohon cermin?

Astaga dia lupa jika harus menghindari pohon yang tampak normal dan pohon cermin. Ceroboh!

"Aku menyerah" ucapnya sambil mengangkat kedua tangan dan menatap kearah pohon cermin.

"Ck, kau tak asik sekali." gumam seseorang dari atas pohon sebelahnya.

Ada orang? Kenapa dia tidak melihat siapapun. Matanya terus menelisik ke segela arah untuk mencari orang yang berbicara tadi.

"Bodoh, Jelas-jelas aku diatasmu!", ucap seorang pria berambut biru dengan sedikit emosi

Savior! Ini adalah salah satu savior yang ada dalam buku kuno yang dia baca kemarin.

Rambut biru itu menggambarkan bahwa dia memiliki kekuatan air. Bola mata birunya yang menatap remeh kearah Azalea membuatnya semakin tercengang. Dan jangan lupakan wajah tampannya yang mampu membuat banyak gadis jatuh cinta dalam sekali pandang. Mantel bulu dengan corak macan tutul itu membuatnya memiliki auran tenang dan dingin seperti air danau.

"Kim Hongjoong pemilik pedang Air" ucapnya dengan senyum penuh percaya diri dan bangga. Dia telah menemukannya, seorang savior yang akan membantunya melepaskan kutukan kerajaan.

"Sepertinya aku sudah tidak perlu memperkenalkan diri, jadi mari kita pergi dari sini," ucap Hongjoong setelah melompat turun dari pohon.

"Kenapa kita harus pergi?" Ucap Azalea penuh tanya, bukankah mereka seharusnya pergi ke pusat hutan dan mengumpulkan semua savior yang ada dan membawanya masuk kerajaan dan membatalkan kutukannya?

"Situasinya telah berubah, identitas kita tidak boleh terungkap. Jadi savior yang lain akan muncul disaat yang tepat nanti," Jelasnya serius.

Mereka berdua pergi menuju sisi hutan dimana Azalea tadi masuk. Hongjoong menatap pohon cermin yang mengikuti mereka sedari tadi lalu menghancurkannya.

"Pohon cermin itu bukan milik hutan violet karena pohon cermin kami tidak bisa berpindah tempat," ucapnya sambil menunjuk pohon cermin yang asli lalu menarik tangan Azalea untuk segera keluar dari hutan.

Sementara itu dipusat hutan kini telah berkumpul Tujuh orang berjubah hitam yang saling bergandengan tangan sambil membaca sebuah mantra. Para peri kecil yang membawa serbuk sari dan nektar terus berdatangan dan berkumpul ditengah lingkaran.

Angin berhembus kencang menerpa semua yang ada didalam hutan. Satu per satu pohon yang bukan milik hutan violet mulai keluar dari persembunyiannya, para penyusup mulai menunjukkan wujud aslinya. Petir ungu menyambar setiap pohon palsu yang ada di dalam hutan. Awan ungu itu menggumpal dan berkumpul di atas lingkaran orang berjubah hitam. Tanah retak dan terbelah seakan ingin berpindah tempat. Tabir pelindung hutan retak dan pecah berkeping-keping membuatnya terlihat seperti hujan kaca dari langit.

"Ayo kita pindah!" Ucap salah satu dari orang berjubah hitam itu dan disetujui oleh lainnya. Mata merah orang tersebut menatap tajam bayangan hitam yang semakin mendekat kearah mereka lalu membakarnya sambil mengucapkan mantra terakhir

Dalam sekejap hutan violet lenyap meninggalkan mayat pohon-pohon palsu yang hangus tersambar petir. Azalea yang tak jauh dari lokasi tersebut pun terkejut. Hutan Violet sudah menghilang lalu bagaimana dengan para savior lainnya.

"Tidak perlu takut, mereka hanya pindah tempat karena ada penyusup." Ucap Hongjoong dan membawa Azalea berlari menjauh dari kekacauan tadi.

Mereka kini sedang berjalan menuju istana. Senyum mengembang dibibir cantik sang ratu Azalea, dia akan membebaskan kerajaanya dari kutukan tersebut.

"Ratu sebaiknya kita lebih cepat sampai ke istana, karena musuhmu sedang menuju kesana." Ucap Hongjoong yang mengeluarkan alat teleportasi dan diangguki oleh Azalea.

~~~~~~~~~

Tiga orang menunggang kuda dengan cepat, mata merah mereka menyala terang dibalik tudung hitam. Bibir salah satu orang itu tersenyum senang sambil melihat kerah istana yang semakin dekat, sedangkan dua orang lainnya memasang wajah serius seakan terjadi masalah besar.











Kim Hongjoong sang pemilik pedang air, savior pertama yang masuk ke istana bersama Ratu Azalea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Hongjoong sang pemilik pedang air, savior pertama yang masuk ke istana bersama Ratu Azalea.

Bismillah aku buat novel fantasy baru, kali ini collab sama Ateezz yuhuuuuu 😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Wonderful QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang