What is This World?

34 1 0
                                    

“Jadi, mereka tidak hidup?” Gadis itu bertanya, menunjuk pada anak-anak yang sedang bermain sepak bola di dalam lapangan.

“Yah, bisa dikatakan begitu. Tergantung dengan apa yang kau maksud dengan ‘hidup’.” Terangku, memperhatikan anak-anak yang tampak begitu kecil dari atas sini.

“Tidak hidup bagaimana? Mereka nampak normal bagiku…”

“Mereka tidak memiliki jiwa. Akan tetapi apabila yang kau maksud dengan hidup adalah dapat berpikir maka mereka hidup. Coba saja tembak seorang cowok dan dia akan bereaksi layaknya cowok biasa, sesuai dengan kepribadiannya.” Aku berusaha menerangkan semudah mungkin namun tampaknya ia belum dapat mengerti. “Yah, bila diumpamakan mereka seperti robot super canggih yang telah diprogram untuk bereaksi terhadap segala aksi yang kau lakukan…”

“Sulit dipercaya. Lagipula, bagaimana kau dapat mengetahuinya?”

“Yah, kau akan mengerti bila hidup cukup lama di dunia ini. Bukankah kau sendiri juga dapat menyadarinya saat kau berteriak tadi?” Gadis itu nampaknya mengingat kembali keributan yang ia timbulkan tadi. Pipinya memerah saat mengingatnya. “ Begitulah, mereka tidak dapat menjawab mengenai hal-hal yang tidak diprogram dalam diri mereka. Misalnya saja, mengapa aku berada di sini? Bertanya seperti itu dan mereka akan menjawabnya dengan sembarangan.”

“Tetap saja tak bisa dipercaya.” Gadis itu menampilkan ekspresi bingung dalam wajahnya.

“Tenang saja, kau akan mengerti dengan sendirinya.”

Gadis itu menolehkan wajahnya ke samping, menatapku lekat-lekat. “Lalu, bagaimana denganmu?”

“Aku sama denganmu . Seorang manusia yang memiliki jiwa.” Jawabanku sepertinya tidak dapat meyakinkannya.

“Mengapa aku ada di sini?”

“Hey, aku tidak tahu segala hal yang ada di sini.”

“Kalau begitu, bagaimana kau bisa ada di sini?”

“Entahlah, tiba-tiba saja aku terbangun di tengah lapangan itu.” Ucapku, menunjuk pada bagian tengah dari lapangan sepak bola.

“Hee, sama sepertiku. Lalu apa kau ingat dengan kematianmu?”

“Kematian?” Aku terdiam berpikir untuk beberapa saat. “Maksudmu kau mengingat bagaimana kematianmu?” Kali ini giliranku yang bertanya.

“Ya. Aku masih dapat mengingat dengan jelas kematianku…” gadis itu menjawab, mata hijaunya menatap kosong pada kejauhan. “Kau tidak mengingatnya sama sekali?”

“Tidak, aku hanya dapat mengingat  hari pertama aku bangkit dari lapangan itu.” Semilir angin mendesir lemah meniup rambut gadis itu, wajahnya yang lelah nampak begitu jelas. “Mungkin sebaiknya, kau beristirahat terlebih dahulu.” Ia mengangguk mengiyakan pendapatku.

“Ya, aku belum dapat mempercayai semuanya… dan tubuhku terasa lelah” Aku pun begitu , belum dapat mempercayai bahwa ini adalah dunia setelah kematian. Akan tetapi hal itu memang membuat segala hal gila yang terjadi padaku semakin masuk akal.

Aku berjalan ke belakang dan saat mendekati pintu, aku berbalik menghadapnya. “Oh, ya, asrama putri ke arah timur dari lapangan itu. Tanyakan saja pada penjaga atau anak lain dan dia akan memberitahumu.” Gadis itu mengangguk pada arahanku. “Lalu, namamu?”

“Kiyori Atsuka. Dan kau?”

“Jun Takahashi, aku tak tahu apakah itu nama asliku atau bukan, tapi mereka memanggilku dengan nama itu di sini.” Aku berbalik kembali, mengarahkan tubuhku pada pintu didepanku. “Sampai jumpa besok.” Aku mengangkat tanganku memberikan salam perpisahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In This WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang