daging

5 1 0
                                    

Malam ini dirumah ku akan ada acara makan besar, tapi tidak ada daging di atas meja makan. Lalu aku teringat oleh teman ku yang selalu mengoceh tidak terima oleh apa yang Tuhan berikan kepadanya.

Sesaat aku pikir dia bisa menjadi menu utama kami yang bertema daging, dengan tenang aku pergi menjauh dari dapur dan segera berlari kerumah teman ku.

Setelah sampai di sana, aku menemukan dia telah tergeletak tak bernyawa dengan tombak menusuk dadanya hingga tembus,

Mata yang melotot sempurna juga tak luput dari pandangan ku saat itu, aku menghembuskan nafas lelah karena buruan ku telah di bunuh sebelum aku bermain dengan dia

"Kau terlama lagi riss" seru seorang laki laki jakun yang tinggi sekitar 167 cm dari ku

"Tch. Kau menganggu saja ren."

Lalu aku mengeluarkan pisau daging yang telah ku bawa dari rumah, dan mulai mengulitinya dengan pelan pelan.

Daging segar dan sangat empuk ini akan cocok jika dijadikan makanan penengah sebelum memasuki makanan penutup.

CLEK...

"Sudah selesai?" Tanya laki laki tersebut yang aku panggil dengan sebutan ren

"Sebentar lagi, pulang dulu nanti ibu akan marah jika salah satu dari kita tidak ada di sana" jawab ku dan menyuruh ren untuk segera pergi agar tidak menganggu acara memotong ku ini.

"Baiklah 1 menit nanti kau harus pulang atau kau yang akan menjadi menu utama kami ris" seru ren dengan menenteng daging yang telah terpotong.

Setelah ren pergi dari sana aku, memulai memasukkan daging, hati, paru paru, mata serta ginjal. Ini untuk berjaga jaga jika ada salah satu keluarga besar kami ingin melakukan operasi tapi tidak ada yang mau mendonorkannya.

1 menit telah berlalu dan aku segera pulang tidak lupa meninggalkan jejak bertuliskan

'Tuhan senang kau datang kepadanya'

Dengan senyum cerah, sesekali aku menatap bulan merah dan tertawa puas. Saat tiba dirumah aku segera memberikan ibu daging agar bisa di olah.

Makanan kini tersaji lengkap dengan menu utama DAGING, kami makan dengan tenang sesekali di iringi candaan. Tapi kali ini ayah ku bertanya soal dari mana kami berdua mendapatkan daging empuk dan enak?

Aku menatap ren dengan senyum bahagia seolah mendapat kupon berhadia, dengan kompak kami mengatakan

"Hanya buruan yang tidak bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan kepadanya"

psychopathic storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang