01

74 7 0
                                    

"Tadaimaaa," ucapmu saat memasuki rumah.

Bisa kamu lihat ada tamu yang juga kedua orang tuamu di ruang tamu.

"Oh? Itachi! Ada tamu juga? Maafkan aku,"

Itachi adalah sahabatmu sedari kecil, ya kalo kata kamu sih anak kesayangannya Ibumu.

Kamu berniat naik ke lantai atas ingin mengistirahatkan diri setelah seharian berada di kampus.

"Nak, tolong buatkan teh sebentar ya?" Ucap ibumu yang membuatmu menghentikan langkah saat ingin menaiki tangga. Kamu pun langsung menuju dapur untuk membuat teh.

Saat sudah selesai membuatnya, kamu membawa 4 cangkir teh itu ke ruang tamu, lalu menaruhnya di atas meja.

"Kamu... Sepertinya aku kenal. Sepupumu bukan, Itachi?" Kamu memandang ke Itachi yang mengangguk sambil menyeruput teh miliknya.

Saat kamu ingin berbalik untuk naik ke lantai atas, lagi-lagi ibumu menahanmu.

"Nak, duduklah dulu di sini," ucapnya. Kamu pun mengangguk pasrah dan duduk di sofa yang sama dengan Itachi.

"Perkenalkan, dia Uchiha Obito,"

Kamu mengangguk sambil tersenyum tipis ke arah Obito, "Y/n, Inuzuka Y/n."

"Tujuan dia ke sini kerna ingin melamar kamu," ucap Ayahmu. Itachi sudah was-was kamu akan mengamuk atau semacamnya, alhasil dia menjauhkan diri dari sampingmu.

"Oh, dia mau ngelamar-- aku??" Ucapmu saat sadar dengan apa yang diucapkan ayahmu. Kamu memandang ayah dan ibumu dengan terkejut, lalu bergantian memandang Itachi.

"M-maksudnya bagaimana? Aku... Aku tidak paham," ucapmu yang jelas sekali ekspresi terkejutnya.

"Nak Obito datang ke sini ingin melamar kamu," ucap sang ibu menjelaskan. Obito hanya tersenyum tipis saat melihat reaksimu itu.

"Kaasan, Toosan, apa kalian serius? Maksudku, aku... Aku bahkan belum menyelesaikan S1 ku," kamu benar-benar terkejut dibuatnya. Kamu masih kuliah baru memasuki tahun ke dua. Bahkan untuk berpikiran ingin menikah saja belum ada.

"Nak Obito pasti tau itu. Bukankan lebih nyaman jika kamu kuliah sudah mempunyai suami? Kemungkinan nak Obito bisa membantu tugas kuliahmu. Dia  juga akan mengantar dan menjemputmu dari kampus semisal dia tidak sibuk dengan pekerjaannya," ucap ayahmu entah kenapa terasa membuatmu kesal.

"Maafkan aku. Itachi, bisa kita bicara sebentar?"



"Kau tahu tentang ini, Itachi?" Tanyamu saat kalian sudah berada di teras rumahmu. Itachi hanya diam, enggan menjawab yang membuatmu menghela nafas.

"Setidaknya kau bisa memberitahuku dulu kan, Itachi?" Kamu duduk berjongkok sambil menenggelamkan mukamu di antara 2 lututmu.

"Kamu selalu sibuk dengan tugas kuliah. Tidak ada waktu untuk aku memberitahumu," balas Itachi sambil ikut berjongkok memandangimu.

Kamu mengangkat kepalamu menampilkan ekspresi kesal.
"Yang benar saja. Kau selalu ke sini saat Sabtu dan Minggu. Terkadang saat kau pulang kerja, kau sering mengajakku jalan kan?"

"Ya... Maaf," ucap Itachi sambil terkekeh kecil, gagal dengan rencananya untuk membohongimu.

"Astaga aku sangat frustasi," ucapmu mengacak-ngacak rambut hitam kecoklatan milikmu itu.

"Jika kau belum siap, tolak saja. Tapi, aku bisa menjamin kalo Obito-san adalah orang yang baik. Ya... Walaupun aku tidak dekat dengannya sih." Itachi mengusap kepala sahabatnya itu. Dia tau sekali kalo kamu belum pernah berpikiran untuk menikah. Jangankan menikah, berpacaran saja kamu masil tabu dalam hal itu.

Berusaha | Uchiha ObitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang