The End of Story

377 39 7
                                    

"Jadi ini semua … sudah berakhir?"

Seraphim mengangguk. "Benar. Kalian bisa beristirahat sekarang."

Asta terus menggerutu soal kenapa Raphael tidak dibunuh saja, sampai membuat Gabriel menegurnya.

Seraphim mengatakan dia akan membereskan sisanya dan juga membantu para iblis yang telah bertarung untuk memulihkan diri.

Val yang merasa akhirnya semuanya sudah usai dan damai pun tidak bisa menahan senyumnya. "Baiklah."

Namun kedamaian itu segera sirna ketika Lucifer muncul dan mengacaukan semuanya. Ternyata dia masih belum selesai dengan dendamnya, tujuan awalnya. Pada akhirnya dia memanfaatkan kekuatan yang dipinjamkan Seraphim untuk melawan mereka. Agar tidak ada lagi yang menghalangi jalannya untuk menghabisi para iblis.

Val membeku di tempatnya saat Lucifer menyerang Seraphim. Tidak dapat bergerak se inci pun. Terlalu terguncang dengan kenyataan bahwa masalah mereka sama sekali belum selesai ketika dia pikir akhirnya semua bisa beristirahat.

Dia pikir Lucifer akhirnya bekerja sama dengan mereka. Dia pikir Lucifer sudah puas dengan kematian para raja iblis. Dia pikir akhirnya Lucifer sadar dan melupakan dendamnya.

Tapi ternyata sampai sekarang pun Lucifer masih ingin membunuh para iblis. Membunuhnya juga.

Padahal untuk beberapa waktu, Val telah menganggap Lucifer sebagai sekutunya, sampai membuat dia lupa bahwa Lucifer lah musuh pertama yang datang menghancurkan hidupnya.

"Aku akan membunuh para iblis!"

Seringai di wajah Lucifer semakin lebar saat dia melemparkan serangannya membabi-buta pada para iblis.

Val merasakan tangannya yang terkepal erat dengan sendirinya karena kemarahan yang meluap. Banyak yang sudah gugur. Terlalu banyak. Dan dia tidak akan membiarkan teman-temannya mendapat nasib yang sama.

Tanpa peringatan, Val menerjang maju langsung ke arah Lucifer, mengabaikan teriakan kaget dan seruan teman-temannya. Yang ada di dalam kepala Val saat ini hanya 'dia harus menghentikan semua kekacauan ini.' Menghentikan permusuhan malaikat dan iblis. Menghentikan Lucifer.

Lucifer yang melihat Val melesat ke arahnya pun mengangkat tangannya untuk menyerang.

.....

Pada akhirnya Val mengejar Lucifer sampai ke Antenor sendirian.

Mereka beradu kekuatan. Serangan demi serangan, pukulan demi pukulan, dilemparkan satu sama lain. Iblis maupun malaikat lain tidak ada yang bisa mendekat tanpa harus terkena serangan mereka.

"Hentikan ini, Linus! Sekarang masih belum terlambat!"

"Berhenti memanggilku dengan nama itu! Hanya ada Lucifer di sini!"

Lucifer sadar Val tidak menggunakan kekuatannya sepenuhnya untuk melawannya. Memikirkan hal itu saja sudah membuatnya muak.

"Kau membuang-buang waktuku. Jangan menghalangiku lagi, Val. Menyingkir dari hadapanku dan matilah!" Lucifer menerjang ke depan, siap untuk menyerang dengan kekuatan penuh meskipun dia sudah tahu bahwa akhirnya dia juga akan mati.

Lucifer mengharapkan serangan dahsyat menghantamnya yang akan langsung mengakhiri hidupnya. Tapi dia tidak merasakan sakit apapun di tubuhnya.

Val tidak menyerangnya.

"Seharusnya aku tahu—" Val tercekat saat darah naik ke tenggorokannya dan membuatnya memuntahkannya. "Kenapa aku ingin percaya bahwa kau tidak seburuk yang mereka katakan."

Lucifer membeku di tempat saking tercengangnya.
Val mengangkat tangannya yang gemetar untuk meraih tangan Lucifer yang menggenggam senjata yang menusuk tubuhnya saat ini.
"Akan aku kembalikan …, ini semua bukan milikku."

Val Gregory Whump (Oneshots) From Aegis OrtaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang