Just A Little Tour

252 30 9
                                    

Gabriel berjalan-jalan di dunia malaikat dengan wajah bosan. Hari ini tugasnya tidak terlalu banyak dan sudah sejak tadi dia selesaikan.

Dunia Malaikat terlalu sepi .... Tidak seperti Dunia Iblis. Senyum tiba-tiba muncul di wajahnya. "Itu dia. Aku akan ke Dunia Iblis saja kalau begitu."

Gabriel benar-benar pergi ke dunia iblis untuk menghilangkan kebosanannya. Meskipun dia tidak tahu apakah masih ada yang bisa diajak mengobrol malam-malam begini.

Gabriel menentukan tujuannya, yaitu Ptolomea. Dia berniat menemui Val, soalnya Gabriel paling bisa akrab hanya dengan anak itu. Bocah paling ramah, baik, lucu, imut, dan banyak lagi hal baik tentangnya.

Saat Gabriel diperbolehkan masuk ke istana, ternyata Mammon dan Glasya sedang tidak ada di sana karena sebuah kepentingan. Dan hanya ada Val yang mengambil alih pekerjaan ayahnya sementara.

"Kau masih terjaga walau sudah larut malam begini?" Tanya Gabriel saat dia masuk ke ruangan.

Val menghela napas berat sambil mengusap wajahnya. "Masih ada yang harus aku urus."

Gabriel masuk lebih jauh sambil melihat-lihat isi ruangan. "Dari sekian anak-anak para raja iblis, kenapa cuma kau yang paling berbeda dari ayahmu, ya?"

"Karena aku tidak tumbuh dengannya."

Gabriel tidak bisa menahan senyum atas jawaban Val yang begitu blak-blakan. "Val,"

Val mendongak. "Ya?"

"Mau pergi jalan-jalan?"

"Eh, tapi aku masih-" Tidak sempat Val menyelesaikan kalimatnya, Gabriel menariknya berdiri dan menyeretnya keluar dari tempat itu.

"Ayolah. Kau juga harus menyegarkan pikiranmu."

.

.

.

.

Val dan Gabriel tengah berjalan di lorong sambil mengobrol ketika tiba-tiba suara lain mengejutkan mereka.

"Val? Gabriel? Apa yang sedang kalian lakukan di sini?"

Val yang terkejut langsung membungkukkan badannya sambil meminta maaf dengan panik. "M-maaf, kak Uriel, kami hanya ingin jalan-jalan, eh, tidak boleh ya?" Val berbalik pada Gabriel di sampingnya. "Seharusnya bilang dulu, dong, kalau tidak boleh!"

"Hah- eh, boleh, kok!" Ucap Gabriel yang bingung dan jadi ikut panik tanpa alasan.

Uriel tertawa kecil. "Tidak perlu seformal itu. Aku cuma bertanya, Val."

Val mengusap tengkuknya sambil sedikit menunduk. "Maaf ..., kukira aku akan dimarahi."

Uriel tersenyum kecil. "Kau tadi bilang sedang jalan-jalan, 'kan? Bagaimana kalau aku menjadi pemandu tur di sini?"

Gabriel langsung melangkah ke depan. "Hei! Aku yang mengajaknya ke sini, aku yang sedang menjadi pemandu turnya!"

"Jarang-jarang Val main kemari, biar aku saja. Kau kan sudah sering bertemu dengannya."

Gabriel cemberut namun mengalah.

Uriel melangkah ke depan dengan percaya diri.
"Oke, pertama, kita pergi ke taman."

"Di sini ada kebun stroberi tidak?"-Val

"Kebun stroberi itu apa?"-Gabriel

"Kalau kebun binatang ada."-Uriel

"Eh, serius??"-Val

______________________________________

Mereka saat ini tengah berada di sebuah bukit yang cukup tinggi di mana mereka dapat melihat pemandangan memukau di langit.

"Di Dunia Malaikat juga bisa melihat benda-benda luar angkasa seperti ini ya. Aku baru pernah melihat Milky Way secara langsung."

Mereka sudah berjalan-jalan cukup jauh dan akhirnya memutuskan untuk bersantai sekaligus istirahat sejenak setelah menemukan tempat yang bagus.

Sejak tadi Gabriel terus memandangi bentuk wajah Val dan pipinya yang chubby. Gabriel tidak ingat berapa umur Val sekarang, tapi yang jelas dia masih sangat muda. Jika dibandingkan dengan umur para malaikat atau iblis yang lain, Val ibarat bayi.

"Boleh aku mencubit pipimu?" Gabriel melontarkan pertanyaannya yang konyol.

"Eh?" Val menatapnya, lalu ke Uriel yang juga terlihat bingung. "Ehh ... Boleh."

Gabriel mencubit ringan pipinya. "Ini asli daging semua, ya. Elastis sekali." Gabriel mencubit kedua pipinya karena gemas.

Pria rambut putih lainnya menatap tanpa ekspresi. "Val, kau akan membiarkan dirimu dianiaya?" Uriel bertanya.

"Aku tidak sedang menganiaya!"

Val hanya diam di tempatnya saat Gabriel terus memainkan wajahnya saking gemasnya. Biasanya cuma ibunya yang mencubit pipinya seperti itu, dan juga Michael sesekali. Dia senang Gabriel dan Uriel bersikap sangat baik padanya.

"Mau sampai kapan kau melakukan itu?"

"Ini sangat elastis, Uriel! Coba saja kalau tidak percaya."

"Aku bukan tukang aniaya sepertimu."

"Sudah kubilang aku tidak menganiayanya!"

Val merasa nyaman bersandar pada batu besar di belakangnya, pipinya yang ditarik-tarik terasa seperti sedang dipijat dan entah bagaimana membuatnya rileks, bersamaan dengan gelombang kantuk mulai datang.

.

.

.

.

"Wajahnya lucu sekali, ya, saat sedang tidur." Ujar Uriel sambil memperhatikan Val yang kini tertidur dengan posisi telentang. Mereka tidak duduk di atas rerumputan biasa, ada alas yang sudah disiapkan di bawahnya.

"Masih tidak habis pikir kenapa Asta suka sekali marah-marah pada makhluk yang seimut ini." Gabriel menimpali.

"Uriel, apa menurutmu tidak masalah Val dibiarkan tidur di sini dulu?"

Uriel tersenyum kecil. "Mammon mungkin akan membuat tuduhan yang tidak-tidak pada kita dan Michael akan memarahi kita karena itu."

"Tapi sebenarnya, aku cuma takut pada ibunya." Ucap Gabriel dengan tatapan yang tidak beralih dari Val.

Uriel menghela napas. "Sama. Lebih baik main aman, kita antar saja Val pulang nanti."

"Benar."

____________________________________________________________________________

|Liat Uriel dan juga Gabriel itu vibesnya tenang banget gasihh.

Ditambah Val yang softboy dan unyu gemes lucu, haahhh rasanya damai banget. Trio ini penuh keceriaan dan ketenangan. Hal-hal baik berkumpul di mereka. Padahal berharap banget ada lebih banyak scene antara Iblis dan Malaikat setelah mereka damai, tapi yaudahla.

Kalian boleh request.|

21 April 2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Val Gregory Whump (Oneshots) From Aegis OrtaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang