Panggung Bumi

8 2 0
                                    

Baskara bangun terlebih awal dengan keadaan masih terbawa suasana dansa dengan alunan mimpi sebagai pengantar nya. Sejenak ia melihat chandra yang masih terkantuk-kantuk akibat tidak tidur semalam suntuk.

Dengan langkah gontai ia menaiki panggung yang kusut dan berantakan. "Hei, tidurlah sudah waktu nya kau turun." Katanya pada chandra.

Melihat keadaan para pemain yang masih berdansa dengan alunan mimpi sama seperti ia 5 menit yang lalu dengan terpaksa ia menghidupkan lampu dan mulai bersiap untuk kembali tampil.

"Bangun para pemain, Mari kita bersandiwara lagi."

Para pemain berdecak kesal namun masih mau bersiap diri untuk tampil.

"kau jadi apa hari ini?. " Tanya pemain satu yang sibuk dengan polesan bedak diwajah nya.

"Entahlah ku pikir menjadi badut jalanan tak masalah."

"seperti nya aku ingin menjadi pesulap saja."

"Tidak, enak saja. Itu peran kami. Kau sudah diberi peran oleh sutradara." Sahut yang lain.

Dengan angkuh pemain yang sudah berganti baju menjadi pesulap menjawab, "Tidak peduli, peran bisa dimainkan oleh siapa saja."

"Bukan kah itu melanggar perintah sutradara?."

Ruang ganti baju beranjak menjadi berisik  dan kacau akibat para pemain yang sering seenak nya bertukar peran tanpa berbincang dengan sutradara.

Mendengar hal itu, salah satu pemain pembantu mengadu pada Sutradara, Sebab yang ia tau bahwa para pemain sudah diberi tugas nya masing-masing.

Sudah berulangkali pemain pembantu mengadu namun jawaban yang didapat hanyalah senyuman sutradara sembari berkata, "Tidak perlu risau. Mereka akan menyadari nya."

Baskara sudah siap dengan panggung nya namun para pemain masih ribut dengan peran nya sampai keluar dari ruang ganti baju.  Ada beberapa pemain yang masih saling mempeributkan peran nya. Sementara pemain lain yang melihat itu hanya tertunduk takut. Takut sewaktu-waktu panggung ini rubuh kembali akibat ulah para pemain lagi. 

Menancapkan kesabaran diatas kemarahan, perlahan sutradara membuka suara dengan tidak memasukan marah dalam setiap ucapan nya, "Kalian angkuh sekali ya? Bagaimana bisa kalian hanya para pemain seenaknya berganti peran? Padahal aku sutradara nya." 

Sandiwara dimulai, pemain masih bersiteguh dengan keinginan peran nya. Ditengah-tengah adegan, panggung bumi runtuh. Menenggelamkan para pemain angkuh.

Isi KepalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang