Episode 1

6 1 0
                                    

"Hahaha Lo tadi lihat gak mukanya Chandra "ucap salah satu dari mereka, dengan tawanya

Empat laki laki yang kini sedang duduk di atas rumah pohon deng ubi bakar yang mereka nikmati, mereka sering ke sini rumah pohon yang menjadi bescam tempat mereka berkumpul

"Udah dong Ren seneng banget liat gue sengsara lo, lagian tadi salah si Jovan sih, ko ninggalin gue,jadi gue di hukum sama bang Doby tadi"ucap Chandra kesal,Rendi yang melihat temannya tambahan kesal malah makin terhibur dengan itu tawanya makin nyaring Jovan dan Naren yang melihat itu pun ikut tertawa

Chandra yang melihat itu semakin kesal , sungguh teman yang sangat baik ,ketika dia mendapatkan kesialan para sahabatnya malah tertawa bahagia

Dia juga kesal dengan Jovan karena meninggalkan dirinya yang terjatuh.

setelah dirinya dan Jovan mengambil ubi bang Doby , Chandra harus terkena hukum oleh bang Doby karena ketahuan telah mengambil ubi  di kebunnya .
dirinya dan Jovan yang harus mengambil ubi nya , sedangkan Rendi dan Naren yang menyiapkan api untuk membakar nya ,tapi naas ketika mereka akan pergi dari sana setelah berhasil mendapatkan ubi nya ,Bang Doby melihat mereka,dan  karena itu berakhir dengan mereka saling kejar kejaran, dan saat Chandra tersandung dengan kayu dan membuat dirinya terjatuh sedangkan Jovan yang melihat itu terus berlari meninggalkan Chandra , dia tidak ada niatan sama sekali buat dirinya berbalik dan membantu Chandra.
Dan berakhir Chandra yang harus di hukum membantu Bang Doby untuk membersihkan rumput di kebunnya

Sukur Bang Doby tidak meminta kembali ubi yang mereka ambil ,dan memberikan nya pada mereka
   
Dengan begitu mereka berempat bisa menikmati ubi yang sudah mereka bakar, dan mengisi perut merek

"Heh Lo pada ingat  gak cewek yang kemaren nembak si Jovan "ucap Chandra tiba-tiba, dari mereka berempat dia orang yang paling suka dengan gosip gosip seperti itu , karena itu mereka tidak pernah ketinggalan berita karena Chandra yang selalu memberikan mereka informasi, meskipun hal itu tidak penting

Ketiga nya mengangguk, mereka ingat saat itu Jovan yang selesai bermain basket ada perempuan yang menghampirinya dan memberikan sekotak coklat pada Jovan
Jovan yang memang tidak terlalu suka coklat berakhir ketiga sahabatnya yang memakannya
Di sana juga terdapat surat yang menyatakan cinta pada Jovan tapi Jovan langsung membuang nya , tidak ada niatan untuk membalas nya tetapi coklatnya tetap mereka makan karena mereka termasuk sepesies orang yang suka dengan hal geratis

"Ingat terus kenapa?"tanya Naren

"Dia udah jadian sama si Dion kelas 11 IPA 5 loh, padahal baru kemaren dia nembak si Jovan , hahaha ko bisa gitu ya"

"Lo tau kan , cewek cewek yang nembak gue itu bukan karena mereka suka sama gue,cuman mereka mau pamer sama orang lain ,kalo anak paling keren di sekolahnya bisa jadi miliknya"ucap Jovan santai , dengan tangan yang berusaha mengupas ubi

Ketiga sahabatnya yang mendengar Jovan yang terlalu pede rasanya ingin melemparinya dengan ubi yang ada di tangan mereka,di tambah dengan muka yang sangat sok itu

"Idih siapa yang bilang Lo keren anjir,kaya jamet iya"ucap Rendi pedas

Rendi memang orang yang sangat baik balak jika berbicara,dan itu terkadang berguna hanya saja mereka juga terkadang menjadi korban ucapan pedas milik Rendi

Chandra dan Naren mengangguk menyetujui ucapan Rendi,Jovan yang melihat itu memegang dadanya dramatis "Ren Lo udah nyakitin  kokoro gue"ucap Jovan dramatis "lagian orang orang yang bilang gue keren ko,mana ada orang yang jelek tapi banyak yang suka sampai kalian juga makan tuh makanan dari mereka"ucap Jovan sombong karena dirinya sering mendapatkan makanan dan surat dari cewek di sekolahnya

Mereka bertiga mendengus mendengar Jovan berkata seperti itu ,Ya meskipun itu benar Jovan orang yang paling sering mendapatkan hadiah dari cewek di sekolah mereka, mereka juga mendapatkan nya tetapi tidak sesering Jovan ,tapi tetap saja mereka tidak terima jika Jovan merasa dirinya paling keren di antara yang lain, karena mereka sama sama  memiliki rasa percaya diri yang tinggi , mereka tidak bisa menerima jika ada orang yang mengaku paling keren di antara mereka, termasuk di antar mereka

"Gak yah gue yang paling keren di sini"ucap Chandra

"Gak gak gue ya di sini yang paling keren dan paling ganteng " ucap Rendi tak terima mendengar ucapan Chandra

"Udah diem deh,gue yang paling ganteng dan keren di antar kalian aja diem "Naren tidak mau kalah dengan perdebatan di antara mereka

"Gak ada ya ,gue yang paling ganteng "ucap Jovan

Mereka berempat memang suka berdebat dengan hal hal kecil seperti sekarang dan mereka pun sama tidak ada yang mau mengalah Samapi pembahasan itu hilang dengan sendirinya di gantikan dengan perdebatan yang lain

Drett drttt
Mereka berempat terdiam saat handphone seseorang bergetar

"Handphone siapa ?"tanya Rendi pasalnya itu tidak mungkin miliknya karena dia tidak membawa Handphonenya karena di tinggal di rumah nya

Jovan dan Naren saling pandang dan mengecek handphone masing masing , mereka juga sama handphone mereka tidak menyala

Tatapan mereka bertiga beralih ke arah Chandra,dia yang melihat itu langsung mengecek handphone nya

Chandra membulatkan matanya saat dia  melihat nama orang yang menghubunginya,dia langsung mengangkat panggilan itu

"Halo mah ada apa?"tanya Chandra

"Kamu pulang sekarang,udah jam berapa sekarang,kalo mau main itu ingat waktu dong, jangan main terus"ucap wanita di sebrang sana

Chandra yang mendengar itu, langsung melihat jam yang ada di tangannya yang kini sudah jam tiga Sore,tidak terasa sudah dua jam mereka bermain , pantas saja Mamah nya menghubungi nya

"Iya Chandra pulang sekarang"jawab Chandra

"Cepet"

Handphone nya langsung dia simpan kembali saat sambungan teleponnya sudah sang mamah putus

"Gue pulang ya"Chandra langsung beranjak dari sana

Mereka bertiga mengangguk saat Chandra izin pulang, sebenarnya mereka masih ingin berkumpul dan bermain tapi mereka tidak bisa menahan Chandra karena mereka mengerti dengan keadaan nya, Chandra meskipun orang yang nakal tapi dia tidak bisa membantah kemauan sang Mamah

"Ya udah ati ati di jalan"ucap Rendi

Chandra turun dari rumah pohon menginggalkna mereka bertiga ,kini ubi yang sudah mereka bakar sudah habis

"Ya udah deh gue juga balik ,gue mau bantu Bunda gue dulu ya"Jovan pun ikut beranjak dari sana ,dia harus membantu sang Bunda untuk berjualan kue

"Ya udah deh gue juga pulang"Rendi yang tidak tau harus melakukan apa dia pun memutuskan untuk pulang bersama Jovan

"Lo mau ikut pulang Nar?"tanya Jovan bada Naren

Naren menggeleng kan kepalanya dia tidak akan pulang terlebih dahulu dia masih ingin di sini

"Ya udah gue sama Jovan duluan ya"

Naren yang mendengar temannya berpamitan kepadanya hanya mengangguk sebagai balasannya

Setelah Rendi dan Jovan pergi, Naren merebahkan dirinya di sana , suasana menjadi sangat sepi tidak seperti tadi ,sangat berisik karena perdebatan tak berfaedah milk mereka

Naren hanya berdiam diri tidak melakukan apapun dia hanya menatap atap rumah pohon nya,rumah pohon yang mereka buat sendiri di bukit yang tidak terlalu jauh dari pemukiman mereka, mereka yang tinggal di perumahan yang  masih sangat asri ,dan terdapat bukit dan kebun teh di sana membuat udaranya sangat segar ,  Naren sendiri hanya diam menikmati semilir angin yang menimpa tubuhnya, sangat menyegarkan,dan dia akan menunggu beberapa waktu untuk kembali pulang kerumahnya

_______________________

Nikmati semua yang ada di depan mata mu ,sekalipun itu hanya angin yang menimpa tubuhmu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

umbi umbian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang