Judul : LOVE IN CASTLE
Karya : Tema Emiliana
Kelas : Fantasy.
.
.
Cahaya purnama menyelinap di antara pintu yang berukir megah di atas teras sebuah bangunan. Bendera berlambangkan 3 pegasus berkibar terkena hembusan angin malam.
Tok..
Tok tok.."Tuan putri, bolehkah saya masuk?" izin seorang wanita yang terdengar dari arah luar pintu kamar.
"Ya, silahkan."
Terlihat sesosok wanita paruh baya membawa peralatan upacara, yang akan diadakan malam ini di istana. Sang pemilik kamar tersebut hanya menghembuskan nafasnya kesal. Bahwasanya upacara ini merupakan rangkaian untuk melepas sang putri kerajaan yang akan dinikahi oleh seorang pangeran dari kerajaan lain.
"Apa lagi yang harus aku lakukan malam ini? Aku sudah lelah." Gumam sang putri.
"Tuan putri tidak boleh mengeluarkan kata lelah dari mulutnya, itu tidak baik. Karena jika tuan putri sudah dinikahi oleh sang pangeran. Maka beban yang dipikul akan lebih berat dari ini." Pungkas pelayan kerajaan.
Sang putri pun mengangguk dan langsung mengikuti segala arahan yang diberikan oleh pelayan kerajaan. Dipakaikannya gaun berwarna pink dengan pita besar berwarna biru dibagian belakang, pelayan lain pun sibuk menata rambut panjang berwarna biru kehijauan.
"Sudah selesai tuan putri, saya pamit," kata seorang pelayan, lalu pergi sambil membungkukkan badannya.
"Baik, terima kasih pelayan."
Berbalut gaun anggun, memakai mahkota kerajaan dan penuh hiasan cantik di rambutnya membuat ia terlihat seperti bukan manusia. Ya. Dia memang bukan manusia melainkan bidadari yang dititipkan di kerajaan ini oleh Zeus, begitu ungkapan pangeran John jika bertemu dengan putri Lanora.
John adalah seorang pangeran dari kerajaan Brittoff yang dirajai oleh raja Soren dan ratu Graciella. Sedangkan Lanora adalah seorang putri satu - satunya dari kerajaan Garspine yang dirajai oleh raja Agleous dan ratu Leumia. Mereka merupakan kerajaan yang rukun, rakyatnya jaya dan makmur, semua pertanian dan perkebunan selalu melimpah ruah.
•
Hatinya gusar, gundah, gelisah. Ia tidak bisa menyimpan rasa rindunya yang telah ia tahan selama beberapa minggu karena belum bisa bertemu dengan kekasih hatinya.
"Apa yang kamu pikirkan pangeran? "
Sang pemilik ruangan pun terkejut dengan kehadirannya."Ayah.." seraya membungkukkan badanya sebagai tanda penghormatan,
Raja hanya tersenyum kepada putranya." apa yang kamu fikirkan pangeran?"
" aku hanya ingin benar - benar bertemu dengannya kali ini. Aku sangat merindukannya " wajahnya memerah menahan malu.
" aku tahu, tidak usah khawatir beberapa jam lagi aku akan menjemputnya untukmu wahai anakku. Bersiaplah " sang raja pun memberikan senyuman di kalimat terakhir, lalu berjalan pergi.
" baik ayah" membalas senyum sambil membungkukkan badan.
•
Semua telah berkumpul di pelataran istana untuk menyaksikan penjemputan sang putri oleh pemimpin Brittoff. Penduduk datang beramai - ramai ke istana untuk menyaksikannya sekaligus melepaskan putri kesayangan mereka.
Teteteret...
Petpet..Suara terompet kerajaan dari gerbang perbatasan istana terdengar, tandanya tamu dari kerajaan Brittoff telah hadir sangat dekat dan akan memasuki wilayah Garspine.
Suara langkah pasukan berkuda pun mulai terdengar dekat dan semakin dekat. Terbukalah gerbang utama kerajaan, memperlihatkan 4 kuda putih berjejer, ditunggai ksatria berkuda yang di pinggangnya terdapat pedang berlambangakan trisula yang memiliki ukiran seperti akar pohon berwarna keemasan. Serta 4 kuda putih yang mengawal raja dan ratu Brittoff. Semua orang membungkuk memberi penghormatan kepada tamu istimewa Garspine.
" Selamat datang di Istanaku " ucap raja Agleous, sambil tersenyum akrab
Raja dan ratu Brittoff membalas senyum sembari membungkuk." Terimakasih telah mengadakan penyambutan semegah ini saudaraku" ucap raja Soren sambil memeluk raja Garspine. Raja Agleous membalas pelukannya dan menyuruhnya masuk kedalam istana.
•
Kini sang putri sudah bersiap untuk segera pergi meninggalkan Garspine, meninggalkan tempat tinggal yang telah ia diami selama bertahun lamanya. Meskipun terasa sangat berat, ia harus tetap lakukan.
" jaga dirimu baik - baik di Brittoff anakku, aku akan selalu menyayangi dan tidak akan pernah melupakan putri kecilku " peluk raja Agleous disusul pelukan dari ratu Leumia. Perpisahan haru yang seharusnya tidak terjadi secepat ini, tapi manusia akan tumbuh dewasa dan memilih jalan hidupnya bersama orang terkasih suatu saat nanti.
Lanora tak bisa menahan isak tangisnya, ia terus mendekap keluarganya. Ia sangat menyayangi kedua orangtuanya sampai kapanpun. Hingga akhirnya ia harus saling melepaskan dan merelakan satu sama lain.
" baik ayah, aku akan jaga baik - baik diriku. Ibu, aku mohon jangan pernah melupakanku dan tetap perintahkan pelayan untuk selalu mengirimkan kue jahe kesukaanku ketika aku sedang disana." Ucap sang putri sembari mengelap air matanya.
Sang putri melambaikan tangannya sembari memasuki sebuah kereta kencana berwarna biru keunguan dan pergi bersama pasukan lainnya dari Brittoff.
•
Tibalah di istana Brittof, yang cukup asing menurut Lanora karena kemegahannya mampu mengalahkan 2x lipat dari istana yang ia tinggali sebelumnya. Lanora dibantu pelayan untuk memasuki wilayah istana. Tak begitu lama, sang pangeran sudah menunggunya disebuah ruangan yang cukup megah yang di kelilingi oleh rak buku besar.
" Silahkan masuk tuan putri, semua yang ada di istana ini menjadi milikmu. Jangan sungkan, termasuk ruangan ini " ucap pelayan lalu tersenyum, membungkuk dan meninggalkannya.
" kamu sangat istimewa memakai gaun itu, apa kamu tidak merindukanku putri Lanora?"
Lanora terkejut dengan suara itu, dan berbalik kea rah suara itu " Pangeran" ia membungkuk memberi penghormatan, sambil tangannya gemetar.
Sang pangeran mendekatinya, langkah demi langkah hingga jaraknya yang benar - benar hampir 10cm di depan mukanya dan kini saling berhadapan. Dan benar, lelaki itu melayangkan bisikan kecil di telinga kanan Lanora yang membuatnya tiba - tiba membeku.
" tidak salah aku memilih pendamping hidupku, kamu sangat cantik aku tambah menyukaimu. Tidak usah canggung sayang, nanti akan lebih dari ini." Sang pangeran tersenyum, lalu mengecup bibir sang putri dan meninggalkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Imajinasi Kita
Short Story"Kita membuang waktu yang tak ternilai dalam mimpi, terlahir dari imajinasi, terpaku pada ilusi, dan dihukum mati oleh kenyataan." -Judy Garland Buku ini berisi kumpulan cerpen karya member Writer Generation Creativity. Mulai dari genteng horor, thr...