Halo! Ceritanya aku lagi revisi besar - besaran, ganti pov, nah aku gak tau kalo aku publish ulang akan muncul notif atau gak, kalau muncul sorry ya 😖🙏
Rencananya bakal aku publish satu - satu, jadi sorry kalo muncul notif yaaaSakura memberikan tatapan kosong pada pria tampan yang berdiri di hadapannya. Jika saja pria di hadapannya bertanya 2 tahun lebih cepat, Sakura akan dengan senang hati mengemas barang - barangnya, berlari meninggalkan semua hal yang mengikatnya di Konoha.
Sakura, maukah kamu ikut bersamaku sekarang?
Pertanyaan kosong yang tidak lagi berarti bagi dirinya. Terlalu banyak yang sudah terjadi, terlalu sulit bagi Sakura untuk mengiyakan pertanyaan itu.
Dengan suara hentakan pelan seseorang pria lainnya mendekat.
"Tidak, kurasa tidak, itu terlalu berbahaya bukan?"
"Oi, Kakashi aku tidak bertanya padamu" raut wajah yang jauh lebih Sakura kenal terukir jelas di wajah Sasuke. Rasa kesal, terganggu, amarah. Seperti itulah Sasuke melihat dirinya selama ini.
"Tidak, eengg.. itu, aku tidak bisa ikut denganmu"
Sakura berbalik saat merasa lengan atasnya mendapat sentuhan.
Lega?
Kali ini Sakura seperti melihat kelegaan merayap di wajah tertutup masker hitam itu. Dua pria paling dekat dengan dirinya bertingkah sangat aneh. Satu pria tiba - tiba saja mengajaknya pergi bersama setelah berkali - kali menolaknya. Satu lagi tiba - tiba saja muncul dan mencampuri urusannya.
Sasuke menepis tangan yang menyentuh lengan Sakura lalu mendengus.
Kenapa? Kenapa katanya? Kenapa ya?
"Itu sulit, pekerjaan, aku punya pekerjaan, kamu tahu, rumah sakit dan panti asuhan"
Udara seperti menjadi jauh lebih dingin setelah jawaban itu keluar dari mulut Sakura. Sasuke semakin menyipitkan matanya saat Sakuta menyebut nama Karin.
"Kamu butuh pasangan, Sasuke, bantuan, seorang ninja dengan kemampuan medis akan membantu"
"Sudahlah, aku akan berusaha mengirimu surat"
Aku akan mengirim surat, seharusnya seperti itu, bukan aku akan berusaha mengirimkan surat.
Sasuke berbalik, berjalan menjauh, menggerakan tangannya untuk membuat gestur perpisahan seadanya.
Berbalik..
Berbalik..
Sakura menggelengkan kepalanya, tentu saja Sasuke tidak pernah berbalik.
"Selalu begitu kan? Sudahlah aku akan ke panti asuhan terlebih dahulu, lupakan, pikirkan pekerjaanmu Sakura! CHA!" Membayangkan anak - anak yang tertawa selalu membuat Sakura tersenyum. Rasa tidak nyaman saat Sasuke menjauhi gerbang Konoha perlahan menghilang.
"Makan, sarapan adalah hal yang pertama yang harus kamu lakukan"
Sakura melompat kaget saat Kakashi berbicara. Sakura melupakan fakta bahwa mantan gurunya melihat perpisahan yang buruk dari dua mantan muridnya.
Dulu hanya seperempat bagian wajah Kakashi yang terlihat. Sejak mata sharingan miliknya menghilang, Sakura bisa melihat setengah wajah dari mantan gurunya itu. Setengahnya selalu tertutup masker hitam.
Detak jantung Sakura tidak bisa diajak berkompromi. Mantan gurunya juga bersikap tidak biasa, jarinya terulur lalu memainkan ujung rambut sebahu milik Sakura. Sakura mundur dua langkah, akan terasa aneh bila Kakashi bisa melihat betapa canggung dan tegangnya Sakura saat mereka berdekatan. Detak jantungnya jelas tidak normal, berdetak terlalu keras dan cepat.
"Makan, ayo makan di panti asuhan, ayo!" Sakura berjalan menjauhi Kakashi sambil berusaha menenangkan dirinya.
"Itu karena kakiku sakit!" Sakura membayangkan dirinya memukul kepalanya sendiri. Bukan kah itu jawaban yang sangat bodoh. Kakashi hanya bertanya mengapa mereka malah berjalan kaki padahal mereka shinobi yang bisa melompat juga berpindah dengan cepat.
Detak jantungnya semakin tidak karuan saat Kakashi menarik dirinya, menyentuh kedua lengannya lalu berjongkok sambil memeriksa keadaan kaki Sakura. Kakashi bergumam soal bekas luka, tanda memar, dan banyak tanda cidera yang tidak terlihat.
Tentu saja tidak terlihat! Aku berbohong! Sakura mencemooh dirinya sendiri dalam kepalanya.
"Rumah sakit, itu tempat yang seharusnya kamu datangi bukan panti asuhan, kemarilah aku akan mengantarmu"
"Tidak, tidak, ada pekerjaan di panti asuhan lagipula aku berjanji pada anak - anak untuk datang, jangan lupakan aku adalah ninja medis lagipula aku hanya terpeleset"
"Matamu akhirnya kembali berbinar, sepertinya membicarakan anak - anak membuatmu senang"
"Tentu saja, aku sangat..." Sakura terkesiap saat Kakashi dengan cepat mengangkat tubuhnya yang jelas tidak ringan. Gerakan refleks dirinya juga tidak banyak membantu. Seharusnya Sakura mendorong Kakashi, dia malah mengalungkan kedua lengannya di leher gurunya itu.
"Benar, seperti itu, berpegangan dengan erat, letakkan kepalamu di dadaku, aku akan mengantarmu"
Berlawanan dengan dirinya, detak jantung Kakashi terasa normal hanya dirinya sendiri yang nyaris meledak.
Bukankah itu keterlaluan dan kejam? Kenapa aku selalu menyukai orang yang tidak akan membalas perasaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You - Kakasaku Fanfiction
FanfictionFanfiction Kakashi - Sakura [republished, revisi] Mature content unpublished Sexual content unpublished 🍋 part unpublished Age gap (age gap 14 tahun) Setting sudah ada ponsel Ooc Pic from google Karakter dari Naruto: Created by Masashi Kishimoto P...