Aku.

68 4 0
                                    

Matahari menyinari kamarku.

Aku masih termenung di beranda seakan aku menunggu seseorang yang menghilang tanpa kabar. Aroma rambutnya masih kuingat jelas— hatiku saja masih mengatakan bahwa aku masih sangat merindukan pemuda itu.

"bodoh—apa yang kau pikirkan, Shiho?" Sejenak aku sadar bahwa sebenarnya sangat membuang waktu melakukan hal tersebut.

Ku alihkan pandanganku pada kerjaan atau mungkin pakaian yang harus ku cuci. Tapi tampaknya, air mata ini masih mengalir deras bila aku mengingat sosok itu, Rei Furuya.

Ku ingat betul tatapan mata sendu yang sering ia berikan-- saat dimana pemuda itu teringat sang ibu dari gadis ini.

"Rei-san, aku merindukanmu.."
Namun ia tak bisa berkata apapun— mereka kini berada dalam dunia yang berbeda dunia yang mungkin membutuhkan waktu berjam-jam untuk pergi.

Hari demi hari Shiho lewati sendirian, Kerja minum kopi dan kembali ke apartmen nya seperti biasa.

"Mungkin di Jepang malam ya— bila aku menghubunginya, apa dia akan mengangkat telepon ku?" Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa perlu kah ia menghubungi pemuda itu.

"ah tidak jadi—" akhirnya ia mengurungkan niatnya tapi alangkah senangnya bahwa pemuda itu yang menghubungi duluan.

Tet tet
Ponsel genggam miliknya berbunyi, ada pesan masuk dari seorang pria bersurai blonde itu.

"R..Rei san?! aku harus bagaimana membalas seperti apa? Apakah aku harus membalasnya dengan cepat?" gumam wanita itu saat melihat nama Rei terlihat dalam kontak whatsappnya.

"Ah bingung.." ia menjadi stress sendiri.

Lalu...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang