Bab 4

837 48 1
                                    

Sore hari Dinda hanya asik dengan acara rebahannya, dengan membaca novel yang ada di kamarnya, karena sang bunda sedang pergi ke restoran karena mendapat telfon dari orang kepercayaan sang ayah, kalau terjadi suatu masalah di restoran, sehingga mau tidak mau bundanya pun pergi meninggalkan dirinya di rumah.

Karena larut dengan bacaannya Dinda pun tidak sadar jika bel rumahnya berbunyi, setelah nya ia pun baru menyadari jika ada yang datang berkunjung ke rumahnya. Dengan segera ia pun berjalan keluar untuk membuka pintu.

" Iya sebentar " teriaknya sambil berjalan cepat ke arah pintu. Dan setelahnya ia pun segera membuka pintu untuk melihat siapa yang datang.

Di depannya Dinda Bisa melihat kalau ada 3 orang dewasa, 2 Laki-laki dan 1 perempuan datang ke rumahnya.

" Em.. Maaf mau cari siapa ya ? " tanya Dinda pada tamu di depannya.

" Oh ya silahkan masuk dulu " lanjutnya bisa-bisanya dia lupa untuk  mempersilahkan tamu untuk masuk pikirnya.

" Terima kasih " ucap wanita itu.

" Silahkan duduk, dan tunggu sebentar " ucap Dinda dan mempersilahkan tamu nya untuk duduk dan setelah nya ia pun segera berlalu ke dapur menyiapkan minum.

" Tunggu.. " ucap salah satu laki-laki di sana tapi Dinda sudah pergi ke arah belakang. Mereka pun memutuskan untuk menunggu dan melihat-lihat foto- foto yang ada di ruangan itu.

Di sana mereka bisa melihat anak dan adik mereka yang tersenyum bersama keluarga kecilnya. Mereka tidak sabar untuk bisa bertemu dan melepas rindu yang sudah bertahun-tahun mereka pendam.

Di dapur setelah selesai membuat minuman dan mengambil cemilan yang di buat tadi siang, Dinda pun kembali keruang tamu.

Dinda memutuskan untuk membuat minuman lebih dulu untuk tamu yang datang, karena takut akan kelupaan lagi pikirnya.

" Maaf lama menunggu, silahkan di minum dan di makan camilan nya " ucap Dinda mempersilahkan. Dan setelah nya ia pun duduk di salah satu kursi di depan tamunya.

" Terima kasih " ucap pria paruh baya jika dilihat usianya tidak jauh dari ayah nya jika masih ada.

" Sama-sama, kalau boleh tahu anda semua ada keperluan dengan siapa ya? "  tanya Dinda.

" Begini sebenarnya kami kesini untuk bertemu dengan keluarga kami yang sudah lama pergi " ucap pria itu.

" Maksudnya gimana ya? " tanya Dinda yang kebingungan.

" Kamu lihat foto pria yang ada di sana? " tanya pria itu lagi.

" Iya itu ayah saya " jawab Dinda.

" Dia adalah adik bungsu saya yang pergi dari rumah dan tidak ada kabar sama sekali " ucapnya. Melihat keponakan nya yang masih diam ia pun melanjutkan  ceritanya.

Dinda pun memilih diam untuk  mendengar kan semua cerita dari pria yang mengaku keluarga ayahnya

" Selama bertahun-tahun kami mencoba mencari ke segala tempat tapi kami tidak bisa menemukan nya. Tapi kami tidak menyerah untuk tetap mencarinya. Saat itu kami mengira kalau ia pergi keluar negeri, tapi ternyata tidak, 2 tahun lalu kami mendapat informasi kalau ia ada di Indonesia, sehingga kami fokus mencarinya di seluruh kota yang ada di negara ini, sampai 1 minggu lalu kami mendapat kabar kalau dia ada surabaya, kami sangat senang karena tidak lama lagi kami bisa bertemu dengannya. Dan kemarin kita baru saja mendapat alamat rumah ini. Dan kami pun langsung memutuskan untuk segera kemari " cerita pria itu yang bernama David.

Febi yang berada di tubuh Dinda saat ini pun masih diam. Dia berpikir kalau ayahnya Dinda memang sudah tidak memiliki keluarga tapi sekarang.

" Em apa anda semua tidak salah orang? Maksud saya bunda saya tidak pernah cerita kalau ayah saya masih memiliki keluarga " tanya Dinda akhirnya setelah lama terdiam.

" Tidak kami tidak salah kami yakin kalau ayah kamu adalah keluarga kami yang pergi dari rumah, memang waktu itu terjadi kesalahpahaman, sehingga membuat ayah kamu marah sama kami dan memilih untuk pergi " ucap pria satunya Robert.

" Apa boleh kami bertemu dengan ayah kamu agar bisa membuktikan kalau kami memang keluarganya? " tanya David yang sudah tidak sabar untuk bertemu dengan adiknya

" Huh... Maaf sebenarnya ayah sudah meninggal saat saya masih kelas 1 SMP " jawab Dinda dengan kepala yang menunduk

Sedangkan  Robert, David dan Rita yang sedari tadi diam terkejut mendengar perkataan dari keponakan dan cucu mereka.

" Kamu tidak sedang bercanda kan nak? " tanya Robert yang merasa kalau perkataan dari cucu perempuannya itu tidak benar.

" Saya sama sekali nggak bercanda " jawab Dinda. Ia tahu pasti mereka sangat terkejut mendengar berita ini.

Apalagi saat mendengar kan cerita dari mereka, pasti mereka sangat sedih karena pertemuan yang mereka harapkan untuk melepas kerinduan hanya angan semata. Karena orang yang ingin mereka temui sudah tidak bisa mereka jumpai.

Robert dan David pun mereka sedih, andaikan  lebih banyak orang untuk di kerahkan pasti mereka bisa menemukannya lebih cepat. Tapi apa? mereka hanya bisa menyesali itu semua, waktu pun tidak bisa di putar kembali.

Setelah tenang Robert, David dan Rita meminta Dinda untuk mengantarkan mereka ke tempat pemakaman ayahnya.

" Sebenarnya Dinda lupa dimana makam ayah " ucap Dinda sejujurnya. Karena saat ini yang ada di tubuh Dinda adalah Febi jadi ia belum tahu dimana makam sang ayah.

" Kenapa bisa tidak tahu? " tanya Rita yang penasaran akan ucapan sang keponakan.



Maaf kalau ada kata-kata yang salah saat bikin cerita ini, Atau pun lupa dan salah saat ketik namanya. 🤗

Makasih buat yang mau baca cerita aku.

Dan makasih juga buat yang udah kasih vote dan komen juga ☺️☺️

Salam sayang dariku 😙😙😙

Menjadi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang