Bab 18

352 21 1
                                    

Setelah tadi perkenalan di depan kelas, Dinda pun sudah duduk di kursinya, tempat duduk di sekolah AHS adalah tempat duduk tunggal, jadi setiap murid duduk sendiri-sendiri.

Dinda pun mulai mengikuti pelajaran bahasa Indonesia dengan fokus, mendengarkan setiap penjelasan dari guru di depan, setelahnya terdengar bel  tanda pergantian jam pelajaran.

Setelah guru bahasa Indonesia keluar kelas, murid di dalam kelas pun segera berkumpul di dekat tempat duduk Dinda untuk berkenalan.

Mereka pun bergantian memperkenalkan nama mereka masing-masing dan setelahnya duduk di tempat kembali, dan tersisa 3 orang lagi akan berkenalan.

" Hai kenalin nama gue Tia " ucap Tia sambil mengarahkan tangannya ke arah Dinda mengajak berjabat tangan.

" Dinda, salam kenal " balas Dinda dan menyambut tangan Tia.

" Gue Ayu " ucap Ayu bergantian. Dan Dinda pun melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan ke Tia tadi.

" Gue Aldi, salam kenal " ucap Aldi

Setelahnya mereka bertiga pun duduk ke tempatnya masing-masing, dan tak lama guru pelajaran selanjutnya pun masuk ke dalam kelas, dan kegiatan belajar mengajar pun di mulai kembali.

Setelah beberapa jam bel tanda istirahat pun berbunyi, semua murid pun berbondong-bondong untuk segera pergi ke kantin.

" Din, yuk ke kantin bareng " ajak Tia kepada Dinda yang masih membereskan peralatannya.

" Kamu sama yang lain duluan aja, soalnya aku udah janji sama abang aku buat nungguin dia " balas Dinda pada Tia.

" Ya udah kalau gitu, kita duluan ya " ucap Tia.

" Iya " balas Dinda.

Tia dan Ayu pun segera keluar dari kelas setelah berpamitan dengan Dinda, dan mereka berdua segera menunju ke arah kantin.

Dinda yang berada di dalam kelas pun berpikir tentang alur novelnya, sudah sampai mana alur berjalan, atau alur belum berjalan sama sekali, apa lagi sekarang dia yang masuk ke keluarga Alister bukan si protagonis wanita Elisa.

" Huh,, aku penasaran akan seperti apa nanti alurnya, apa lagi sekarang aku yang menjadi kesayangan keluarga Alister " gumam Dinda sambil melihat ke arah pintu kelasnya, saat mendengar suara dari luar.

Tak lama Dion dan Erick pun masuk ke dalam kelasnya.

" Dek maaf abang lama ya " ucap Dion saat melihat Dinda yang hanya seorang diri di dalam kelas.

" Nggak kok bang, tadi temen aku juga baru keluar " ucap Dinda agar abangnya tidak merasa bersalah.

" Maaf ya tadi ada kendala waktu abang mau ke sini " ucap Dion sambil memegang tangan Dinda untuk di ajak keluar kelas menuju kantin.

" Kendala apa bang? " tanya Dinda penasaran.

" Udah nggak penting juga di bahas, kita ke kantin aja yuk " balas Erick yang tidak mau repot-repot menceritakan hal yang tidak penting baginya.

" Iya kak, Dinda juga udah laper nih " ucap Dinda

Setelah itu mereka bertiga pun segera menuju ke arah kantin berada, sedangkan sahabat-sahabat mereka sudah duluan ke kantin untuk memesan makanan dan minuman dulu, sehingga nanti mereka sampai di kantin tinggal makan dan minum saja.

" Tadi abang udah minta di pesenin  sahabat abang duluan nggak apa-apa kan dek? " tanya Erick sambil berjalan di samping kanan Dinda.

" Nggak apa-apa kak, tambah enak tuh tinggal makan dan minum aja, nggak nunggu lagi hehe " balas Dinda sambil tertawa kecil.

" Bener banget " ucap Erick

Tak lama mereka pun sampai di area kantin, Dion dan Erick pun segera mengajak Dinda menuju ke arah para sahabatnya duduk.

" Pas banget kalian datang, tuh makanan  dan minuman kalian juga baru datang " ucap Reyhan saat melihat dua sahabatnya datang bersama perempuan  di tengah-tengah mereka.

" Thanks udah di pesenin " ucap Dion setelah duduk di kursi yang masih kosong dengan Dinda di sampingnya. Sedangkan Erick duduk di depan Dion.

" Santai aja " balas Reyhan.

" Ya udah kita makan dulu aja " ucap Erick.

Setelah itu mereka pun memilih untuk memakan pesanan mereka terlebih dahulu sebelum dingin, untuk mengobrol bisa mereka lakukan setelah makanan habis.

" Jadi cewek ini adik lo berdua " tanya Bian saat mereka semua sudah selesai menghabiskan makan masing-masing.

" Iya dia adik kita, lebih tepatnya adik sepupu " jawab Erick.

" Oh yang pernah lo ceritain waktu itu " ucap Reyhan saat mengingat dua sahabatnya pernah bercerita soal sepupu mereka.

" Iya " balas Dion. Dinda pun hanya menyimak obrolan mereka.

" Weh kalau gitu kenalan boleh dong, nama gue Reyhan " ucap Reyhan sambil menatap ke arah Dinda.

" Gue Bian " ucap Bian

" Gue Zidan " ucap Zidan

" Kevin " ucap kevin

" Nama ku Dinda kak " ucap Dinda memperkenalkan diri.

Setelah itu mereka pun mengobrol dan bercerita satu sama lain. Apa lagi Dinda yang sering di tanyai oleh sahabat abang dan kakaknya.

Karena para sahabat abang dan kakaknya penasaran dengan kehidupan Dinda sebelum bertemu dengan keluarga Alister, dan Dinda pun tidak keberatan untuk menjawab pertanyaan dari mereka semua.


Halo guys....

Terima kasih yang udah baca, vote dan komen ya.

Apalagi yang setia nunggu cerita ini makasih banget ya...

Awalnya aku kira udah nggak ada yang bakal baca karena udah lama banget nggak up.

Pokoknya terima kasih buat semuanya.

Salam sayang dariku 😚😚😚

Menjadi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang